Menteri ESDM Sidak Pangkalan LPG Pekanbaru, Pastikan Harga Tetap Terkendali
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, melakukan sidak ke pangkalan LPG 3 Kg di Pekanbaru, Riau, untuk memastikan distribusi dan harga LPG bersubsidi tetap terkendali sesuai kebijakan pemerintah dan harga jual di bawah Rp20.000.
![Menteri ESDM Sidak Pangkalan LPG Pekanbaru, Pastikan Harga Tetap Terkendali](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/05/220133.552-menteri-esdm-sidak-pangkalan-lpg-pekanbaru-pastikan-harga-tetap-terkendali-1.jpg)
Pekanbaru, 2 Februari 2024 - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sebuah pangkalan Liquified Petroleum Gas (LPG) 3 Kilogram di Pekanbaru, Riau, pada Rabu, 2 Februari 2024. Sidak ini bertujuan memastikan distribusi dan harga LPG bersubsidi tetap terkendali, sesuai kebijakan pemerintah dan instruksi Presiden.
Menjaga Harga LPG Bersubsidi
Bahlil Lahadalia menekankan pentingnya pengawasan distribusi LPG 3 Kg. "Kami ingin memastikan tidak ada permainan harga. Semua pangkalan wajib menjual LPG 3 kg sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah," tegasnya di hadapan pemilik pangkalan dan warga yang mengantre. Beliau juga menekankan pentingnya memastikan masyarakat mendapatkan LPG 3 Kg dengan harga terjangkau.
Dalam kunjungannya ke pangkalan milik Yusmaniar, Menteri ESDM memuji penjualan LPG dengan harga Rp18.000 per tabung. "Pemerintah menginginkan hal seperti ini, masyarakat harus bisa mendapatkan LPG dengan harga di bawah Rp20.000," ujarnya. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga daya beli masyarakat.
Temuan di Lapangan dan Solusi ke Depan
Namun, sidak juga menemukan adanya pengecer yang membeli LPG dari pangkalan lain dengan harga Rp20.000 dan menjualnya kembali ke masyarakat dengan harga Rp22.000. Praktik seperti ini dinilai tidak sesuai dengan kebijakan pemerintah dan perlu ditata ulang.
Bahlil menjelaskan alur distribusi LPG dari Pertamina ke agen, lalu ke pangkalan, dan akhirnya ke masyarakat. Harga dari Pertamina ke agen sekitar Rp12.750, ke pangkalan sekitar Rp15.000, dan seharusnya ke masyarakat Rp18.000 atau Rp19.000. "Kalau rakyat sudah di atas Rp20.000, ini yang tidak dibolehkan karena subsidi negara sudah Rp87 triliun. Harapannya agar rakyat membeli di bawah Rp20.000," jelasnya. Subsidi yang besar ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam membantu masyarakat.
Perbedaan harga ini menjadi fokus perhatian pemerintah. Pengawasan ketat dan penataan distribusi menjadi langkah penting untuk memastikan subsidi tepat sasaran dan masyarakat mendapatkan manfaatnya.
Pemantauan Berkelanjutan
Menteri ESDM memastikan akan terus melakukan pemantauan di berbagai daerah untuk memastikan efektivitas kebijakan ini. "Kami akan mengevaluasi penerapan kebijakan ini di lapangan. Jika ada kendala, tentu akan kami cari solusi terbaik," tutup Bahlil. Komitmen ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mengawasi distribusi dan harga LPG bersubsidi.