MK Putuskan 40 Sengketa Pilkada Senin Depan: Nasib 3 Gubernur hingga 34 Bupati Diputuskan
Mahkamah Konstitusi (MK) akan memutus 40 perkara sengketa Pilkada 2024 pada Senin, 24 Februari 2025, meliputi sengketa Pilkada Gubernur, Wali Kota, dan Bupati.

Mahkamah Konstitusi (MK) akan segera memutus 40 perkara sengketa hasil Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Sidang pleno putusan akhir akan dilangsungkan pada Senin, 24 Februari 2025, pukul 08.00 WIB di Ruang Sidang Gedung I MK, Jakarta. Keputusan ini akan menentukan nasib para kepala daerah terpilih di berbagai wilayah Indonesia, mulai dari tingkat Gubernur hingga Bupati.
Dari total 310 perkara sengketa Pilkada 2024 yang awalnya terdaftar di MK, hanya 40 perkara yang berlanjut ke tahap pembuktian. Sisanya, sebanyak 270 perkara, telah diputus dengan berbagai alasan, termasuk 227 perkara yang dinyatakan tidak dapat diterima, 29 perkara yang ditarik kembali, 8 perkara yang gugur, dan 6 perkara yang diputuskan berada di luar kewenangan MK. Proses pemeriksaan lanjutan terhadap 40 perkara ini telah berlangsung dari tanggal 7 hingga 17 Februari 2025, melibatkan sidang pembuktian dengan mendengarkan keterangan saksi dan ahli, serta memeriksa alat bukti tambahan.
Sidang pembuktian dilakukan dengan metode panel, dibagi ke dalam tiga panel yang masing-masing terdiri dari tiga hakim konstitusi. Panel I memeriksa 15 perkara, Panel II memeriksa 13 perkara, dan Panel III memeriksa 12 perkara. Ketua MK, Suhartoyo, memimpin salah satu panel, memastikan proses berjalan adil dan transparan. Proses ini memberikan kesempatan kepada semua pihak yang terlibat untuk menyampaikan bukti dan argumen mereka, sesuai dengan prinsip keadilan dan hukum yang berlaku di Indonesia. Keputusan MK nantinya diharapkan dapat memberikan kepastian hukum dan mengakhiri polemik terkait hasil Pilkada 2024.
Perkara Sengketa Pilkada yang Akan Diputus
Berikut rincian 40 perkara sengketa Pilkada yang akan diputuskan oleh MK pada Senin, 24 Februari 2025. Perkara-perkara ini meliputi sengketa Pilkada Gubernur, Wali Kota, dan Bupati di berbagai daerah di Indonesia. Keputusan MK akan sangat menentukan bagi para pihak yang bersengketa, serta bagi stabilitas pemerintahan daerah yang bersangkutan.
- Gubernur: Tiga perkara sengketa Pilkada Gubernur, masing-masing untuk Provinsi Bangka Belitung (Perkara Nomor 266/PHPU.GUB-XXIII/2025), Provinsi Papua Pegunungan (Perkara Nomor 293/PHPU.GUB-XXIII/2025), dan Provinsi Papua (Perkara Nomor 304/PHPU.GUB-XXIII/2025).
- Wali Kota: Tiga perkara sengketa Pilkada Wali Kota, yaitu untuk Kota Banjarbaru (Perkara Nomor 05/PHPU.WAKO-XXIII/2025), Kota Sabang (Perkara Nomor 47/PHPU.WAKO-XXIII/2025), dan Kota Palopo (Perkara Nomor 168/PHPU.WAKO-XXIII/2025).
- Bupati: Sebanyak 34 perkara sengketa Pilkada Bupati tersebar di berbagai kabupaten di Indonesia. Daftar lengkap nomor perkara dapat dilihat pada sumber berita asli.
Proses persidangan telah memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada para pihak untuk menghadirkan saksi dan ahli, serta memberikan keterangan terkait berbagai persoalan yang diperiksa. MK memastikan sidang putusan pada Senin depan tidak akan melampaui batas waktu penyelesaian perkara sengketa pilkada yang diatur dalam undang-undang, yaitu 45 hari sejak perkara diregistrasi. Keputusan MK diharapkan dapat memberikan kepastian hukum dan keadilan bagi semua pihak yang terlibat.
Putusan MK atas 40 perkara sengketa Pilkada ini akan menjadi sorotan publik. Keputusan tersebut diharapkan dapat memberikan kepastian hukum dan mengakhiri proses panjang sengketa Pilkada 2024. Proses yang transparan dan adil diharapkan dapat menjaga kepercayaan publik terhadap sistem demokrasi di Indonesia.