Pasar Saham RI Masih Menarik Meski Rating Turun: Analis Ungkap Strategi Jitu
Analis pasar modal menilai pasar saham Indonesia tetap menarik bagi investor asing, meskipun rating diturunkan oleh MSCI dan Goldman Sachs, dengan strategi peningkatan transparansi dan kepastian kebijakan ekonomi.

Jakarta, 11 Maret 2024 - Pasar saham Indonesia masih memiliki daya tarik di tengah penurunan rating oleh lembaga pemeringkat internasional terkemuka, Morgan Stanley Capital International (MSCI) dan Goldman Sachs. Hal ini disampaikan oleh Hendra Wardana, analis pasar modal dan Founder Stocknow.id. Penurunan rating ini menimbulkan kekhawatiran investor global, namun menurut Hendra, Indonesia masih memiliki keunggulan dibandingkan negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Meskipun demikian, pertumbuhan pasar saham Indonesia mulai tertinggal dari negara seperti Vietnam dan India yang menunjukkan pertumbuhan lebih stabil. Ketidakpastian kebijakan dalam negeri dan volatilitas pasar menjadi faktor utama yang membuat investor asing lebih berhati-hati. Hendra menekankan pentingnya langkah konkret dari regulator dan pemerintah untuk mengembalikan kepercayaan investor asing.
Hendra menjelaskan, "Investor asing cenderung mencari pasar yang lebih likuid dan memiliki kebijakan ekonomi yang lebih predictable. Ketidakpastian kebijakan dalam negeri dan volatilitas pasar membuat investor lebih berhati-hati." Ia menambahkan bahwa beberapa faktor utama yang menjadi pertimbangan penurunan rating adalah ketidakpastian ekonomi global, dampak perang dagang AS-China, serta perlambatan konsumsi dalam negeri yang terlihat dari penurunan penjualan kendaraan bermotor.
Langkah Konkret Pemerintah dan Regulator
Untuk mengatasi situasi ini, Hendra menyarankan beberapa langkah strategis. Pemerintah perlu memberikan kepastian kebijakan fiskal dan moneter yang lebih jelas. Pengelolaan inflasi yang efektif juga krusial untuk menjaga daya beli masyarakat. Hal ini akan memberikan rasa aman dan keyakinan bagi investor asing.
Selain itu, regulator seperti Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) perlu melakukan reformasi kebijakan untuk meningkatkan transparansi pasar. Salah satu contohnya adalah membuka kode broker secara real-time. Dengan akses informasi yang lebih luas, investor dapat mengambil keputusan investasi dengan lebih tepat dan percaya diri.
Peningkatan transparansi ini diharapkan dapat mengurangi ketidakpastian dan meningkatkan likuiditas pasar. Langkah-langkah ini akan memberikan sinyal positif kepada investor internasional, menunjukkan komitmen Indonesia untuk menciptakan pasar modal yang sehat dan terpercaya.
Hendra menambahkan, "Salah satunya memberikan kepastian kebijakan fiskal dan moneter, termasuk mengelola inflasi agar daya beli masyarakat tidak terus tergerus." Dengan begitu, pasar saham Indonesia akan kembali menarik bagi investor asing dan pertumbuhan ekonomi dapat dipertahankan.
Penurunan Peringkat MSCI dan Goldman Sachs
Penurunan peringkat oleh MSCI dan Goldman Sachs mencerminkan kekhawatiran investor global terhadap daya tarik pasar domestik. MSCI memangkas peringkat saham Indonesia dari equal weight menjadi underweight. Sementara itu, Goldman Sachs menurunkan peringkat aset investasi di Indonesia, termasuk pasar saham dari overweight menjadi market weight, dan pasar obligasi SUN tenor 10-20 tahun menjadi netral.
Penurunan ini merupakan sinyal peringatan bagi pemerintah dan regulator untuk segera mengambil tindakan. Langkah-langkah konkret dan terukur sangat diperlukan untuk mengembalikan kepercayaan investor dan meningkatkan daya saing pasar saham Indonesia di kancah internasional.
Perlu adanya komitmen yang kuat dari semua pihak untuk menciptakan lingkungan investasi yang kondusif dan menarik bagi investor asing. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat tetap terjaga dan kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan.
Penutup
Penurunan rating pasar saham Indonesia oleh MSCI dan Goldman Sachs menjadi tantangan sekaligus peluang bagi Indonesia untuk melakukan perbaikan dan meningkatkan daya tarik pasar modalnya. Dengan langkah-langkah strategis yang tepat, pasar saham Indonesia tetap memiliki potensi untuk tumbuh dan menarik minat investor asing di masa depan. Komitmen pemerintah dan regulator dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif menjadi kunci utama untuk mencapai hal tersebut. IHSG sendiri pada penutupan perdagangan Selasa (11/03) melemah 52,36 poin atau 0,79 persen ke posisi 6.545,85, sementara indeks LQ45 turun 7,85 poin atau 1,06 persen ke posisi 731,03.