Pemkab Lombok Tengah Siap Turunkan Angka Kemiskinan Ekstrem: Strategi Jitu Tembus Target 2025
Pemkab Lombok Tengah menggelar musrenbang tematik untuk menurunkan angka kemiskinan ekstrem menjadi 0 persen pada 2025 melalui berbagai strategi jitu, termasuk integrasi pertanian dan pemberdayaan ekonomi.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) gencar berupaya menurunkan angka kemiskinan ekstrem. Langkah strategis diambil melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Tematik Kemiskinan 2025 yang digelar Selasa lalu. Musrenbang ini bertujuan untuk memvalidasi data kemiskinan dan merancang program intervensi yang tepat sasaran guna mencapai target penurunan angka kemiskinan ekstrem di tahun 2025.
Wakil Bupati Lombok Tengah, HM Nursiah, dalam sambutannya menyampaikan pentingnya validasi data yang akurat. "Dengan validasi data yang baik, perencanaan program intervensi pengentasan kemiskinan akan lebih mudah dan tepat sasaran," ujarnya. Beliau menekankan bahwa hasil Musrenbang ini akan menjadi acuan utama dalam pelaksanaan program-program penurunan angka kemiskinan di Lombok Tengah.
Penurunan angka kemiskinan ekstrem di Lombok Tengah sendiri telah menunjukkan progres signifikan. Dari 3 persen di tahun sebelumnya, angka tersebut berhasil ditekan menjadi 0,72 persen pada tahun 2024. Keberhasilan ini menjadi bukti nyata komitmen Pemkab Lombok Tengah dalam upaya pengentasan kemiskinan.
Strategi Jitu Tekan Angka Kemiskinan
Pemkab Lombok Tengah menerapkan beberapa strategi jitu untuk menekan angka kemiskinan. Salah satu strategi yang dijalankan adalah mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin melalui program pemanfaatan pekarangan untuk menanam tanaman kebutuhan pokok. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian pangan keluarga miskin.
Selain itu, Pemkab Lombok Tengah juga fokus pada peningkatan kemampuan dan pendapatan warga miskin. Hal ini dilakukan melalui berbagai program pembinaan, termasuk pembinaan lansia dan program-program pemberdayaan lainnya. Dalam pelaksanaannya, Pemkab Lombok Tengah melibatkan Baznas dan lembaga sosial lainnya untuk memastikan efektivitas program.
Pemkab juga berupaya mengurangi jumlah kantong-kantong kemiskinan agar penanganan menjadi lebih maksimal dan terfokus. Dengan pendekatan ini, diharapkan bantuan dan program dapat tepat sasaran dan memberikan dampak yang lebih signifikan bagi masyarakat yang membutuhkan.
Integrasi Pertanian dan Pemberdayaan Ekonomi
Musrenbang Tematik Kemiskinan 2025 mengangkat tema "Integrasi pertanian dan pemberdayaan ekonomi masyarakat sebagai langkah strategis dalam mengentaskan kemiskinan di Lombok Tengah." Tema ini mencerminkan fokus utama Pemkab Lombok Tengah dalam upaya pengentasan kemiskinan, yaitu melalui peningkatan sektor pertanian dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Integrasi pertanian diyakini mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, khususnya di pedesaan. Pemberdayaan ekonomi masyarakat akan memberikan akses yang lebih luas bagi masyarakat miskin untuk meningkatkan taraf hidupnya. Melalui program-program yang terintegrasi, diharapkan kemiskinan dapat ditekan secara efektif dan berkelanjutan.
Pemkab Lombok Tengah berkomitmen untuk terus berupaya menurunkan angka kemiskinan ekstrem hingga mencapai target 0 persen di tahun 2025. Melalui program-program yang tepat sasaran dan kolaborasi dengan berbagai pihak, diharapkan target tersebut dapat tercapai. Program-program penanganan kemiskinan ini dirancang untuk menjangkau langsung masyarakat yang menjadi sasaran program.
Dengan berbagai strategi dan program yang telah dan akan dijalankan, Pemkab Lombok Tengah optimis dapat mencapai target penurunan angka kemiskinan ekstrem. Komitmen dan kerja keras semua pihak menjadi kunci keberhasilan dalam upaya pengentasan kemiskinan di Lombok Tengah.
Kesimpulan
Musrenbang Tematik Kemiskinan 2025 di Lombok Tengah menjadi langkah penting dalam upaya percepatan penurunan angka kemiskinan ekstrem. Komitmen pemerintah daerah, validasi data yang akurat, dan strategi yang terintegrasi menjadi kunci keberhasilan dalam mencapai target 0 persen kemiskinan ekstrem di tahun 2025. Kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk Baznas dan lembaga sosial lainnya, juga sangat penting dalam memastikan efektivitas program-program yang dijalankan.