Pemkot Surabaya Normalisasi Sungai Kalianak Secara Bertahap untuk Cegah Banjir
Pemkot Surabaya memulai normalisasi Sungai Kalianak secara bertahap dengan memasang patok batas sungai untuk mengurangi risiko banjir di wilayah Krembangan dan Asemrowo.

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memulai proyek normalisasi Sungai Kalianak secara bertahap. Langkah awal yang dilakukan adalah pemasangan patok batas sungai, guna mengurangi risiko banjir yang kerap melanda wilayah tersebut. Proses ini melibatkan sosialisasi dan kerja sama dengan warga sekitar, menandai babak baru dalam upaya Pemkot Surabaya mengatasi permasalahan banjir di daerah Krembangan dan Asemrowo.
Kepala Satpol PP Kota Surabaya, M. Fikser, menjelaskan bahwa penandaan batas sungai merupakan langkah penting sebelum proses normalisasi dimulai. Sosialisasi telah dilakukan sebelumnya, memberikan kesempatan kepada warga untuk membongkar bangunan mereka sendiri. Hal ini menunjukkan komitmen Pemkot Surabaya untuk melibatkan masyarakat dalam proyek ini.
Proses penandaan batas ruang sungai ini telah disepakati bersama antara Pemkot Surabaya dan warga terdampak. Titik tengah sungai dan batas wilayah antara Kecamatan Krembangan dan Asemrowo telah ditentukan secara bersama-sama, menandakan adanya kolaborasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat.
Tahapan Normalisasi Sungai Kalianak
Sungai Kalianak, sepanjang kurang lebih 3 kilometer, akan dinormalisasi dalam lima segmen, masing-masing sepanjang 600 meter. Lebar sungai yang kini menyempit akibat bangunan di atasnya akan dikembalikan ke ukuran semula. Pemkot Surabaya meminta warga untuk membongkar bangunan mereka sendiri sebelum proses pengerukan dimulai.
Setelah penandaan batas, tahap selanjutnya adalah memastikan akses bagi alat berat untuk melakukan pengerukan. Hal ini merupakan langkah krusial untuk kelancaran proses normalisasi. Proses ini akan difokuskan pada sekitar 400 bangunan di tahap awal, sebagai bagian dari ribuan bangunan yang berdiri di atas sungai.
Kepala Bidang Drainase Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya, Windo Gusman Prasetyo, menambahkan bahwa normalisasi Sungai Kalianak bertujuan untuk menanggulangi banjir di Kecamatan Asemrowo dan Krembangan. Pertemuan telah dilakukan untuk menentukan titik-titik penandaan dan tahap pemeliharaan selanjutnya.
Infrastruktur Pendukung Pasca Normalisasi
Setelah normalisasi selesai, Pemkot Surabaya berencana membangun sejumlah infrastruktur pendukung. Di antaranya adalah pembangunan plengsengan di setiap sisi Sungai Kalianak untuk mencegah erosi dan menjaga stabilitas sungai. Selain itu, akan dibangun rumah pompa di sisi utara Jembatan Kalianak untuk membantu mengendalikan debit air.
Di sisi selatan sungai, Pemkot Surabaya juga akan membangun bozem sebagai sistem pengendalian banjir. Langkah-langkah ini diharapkan dapat mencegah genangan air dan melindungi wilayah Kecamatan Asemrowo dan Krembangan dari banjir. Pembangunan infrastruktur ini merupakan bagian integral dari proyek normalisasi Sungai Kalianak untuk memastikan keberhasilan jangka panjang.
Normalisasi Sungai Kalianak merupakan proyek jangka panjang yang membutuhkan kerjasama antara Pemkot Surabaya dan warga. Dengan pendekatan yang kolaboratif dan bertahap, diharapkan proyek ini dapat mengurangi risiko banjir dan meningkatkan kualitas lingkungan di wilayah tersebut. Pembangunan infrastruktur pendukung pasca normalisasi juga akan memastikan keberlanjutan upaya penanggulangan banjir di masa mendatang.