Pemprov DKI Jakarta Targetkan Tambah Pabrik RDF untuk Atasi Masalah Sampah
Pemprov DKI Jakarta berencana menambah pabrik pengolah sampah menjadi bahan bakar (RDF Plant) untuk mengatasi masalah sampah yang terus meningkat di Jakarta.

Jakarta, 23 Februari 2024 - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menetapkan target penambahan pabrik pengolah sampah menjadi bahan bakar atau Refuse Derived Fuel (RDF) Plant. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan pengelolaan sampah di Jakarta yang jumlahnya terus meningkat setiap harinya. Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, menyatakan bahwa penambahan RDF Plant merupakan masukan penting yang telah dibahas sebelumnya, mengingat satu pabrik saja dinilai masih kurang.
Rano Karno menambahkan bahwa rencana penambahan RDF Plant ini akan dibahas lebih lanjut dengan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, yang dianggap lebih memahami permasalahan sampah di Jakarta. Permasalahan sampah di Jakarta memang telah berlangsung lama dan belum terselesaikan secara tuntas, terutama karena keterbatasan lahan untuk pembuangan sampah.
Meskipun telah bekerja sama dengan Bekasi untuk pengelolaan sampah, Rano Karno mengakui bahwa Bekasi pun akan kewalahan jika terus menerima sampah dari Jakarta dalam jumlah besar. Oleh karena itu, solusi yang dianggap paling efektif adalah dengan menambah kapasitas pengolahan sampah di Jakarta sendiri.
Solusi Pengolahan Sampah di DKI Jakarta
Saat ini, DKI Jakarta telah memiliki teknologi pengolahan sampah menjadi listrik melalui Intermediate Treatment Facility (ITF) di empat lokasi: Sunter, Marunda, Cakung, dan Duri Kosambi. ITF mampu mereduksi sampah hingga 80-90 persen melalui perubahan bentuk, komposisi, dan volume sampah dengan teknologi ramah lingkungan. Namun, kapasitasnya masih terbatas.
Selain ITF, terdapat juga RDF Plant di Rorotan, Jakarta Utara, yang mampu memproses 2.500 ton sampah per hari menjadi bahan bakar alternatif. Teknologi mutakhir yang digunakan di pabrik ini menjadi salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan sampah yang menumpuk.
Menurut Wakil Gubernur, pilihan untuk mengatasi masalah sampah di Jakarta hanya dua, yaitu dengan meningkatkan kapasitas pengolahan sampah melalui ITF dan RDF Plant. Pemprov DKI Jakarta harus berani mengambil keputusan yang tepat, mengingat produksi sampah di Jakarta yang tinggi memerlukan penanganan yang serius dan efektif.
Tantangan dan Solusi Ke Depan
Produksi sampah di Jakarta mencapai 8.000 ton per hari. Dengan kapasitas RDF Plant Rorotan yang hanya 2.500 ton per hari, sisa sampah masih dibuang ke Bantar Gebang, Bekasi. Hal ini tentunya menimbulkan beban yang besar bagi Bekasi dalam jangka panjang.
Oleh karena itu, penambahan RDF Plant menjadi solusi yang krusial untuk mengatasi permasalahan sampah di Jakarta. Dengan penambahan pabrik pengolahan sampah, diharapkan pengelolaan sampah di Jakarta dapat lebih optimal dan mengurangi beban lingkungan serta daerah penyangga seperti Bekasi.
Pemprov DKI Jakarta menyadari pentingnya solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah sampah. Dengan menambah kapasitas pengolahan sampah, diharapkan Jakarta dapat menuju pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Langkah ini juga diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap tempat pembuangan sampah di luar Jakarta dan menciptakan solusi yang lebih mandiri dan berkelanjutan bagi Ibu Kota.