Wagub Rano Usul Pembangunan Tiga RDF Plant Baru di Jakarta untuk Atasi Masalah Sampah
Wagub DKI Jakarta, Rano Karno, mengusulkan pembangunan minimal tiga fasilitas pengolahan sampah RDF Plant untuk mengatasi masalah sampah di Jakarta yang mencapai hampir 8.000 ton per hari.

Jakarta, 25 Februari 2024 - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, mengusulkan pembangunan minimal tiga fasilitas pengolahan sampah menjadi bahan bakar atau Refuse Derived Fuel (RDF) Plant di Jakarta. Usulan ini disampaikan sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan sampah yang semakin kompleks di Ibu Kota. Rano mengungkapkan bahwa jumlah sampah di Jakarta mencapai hampir 8.000 ton per hari, sementara kapasitas RDF Plant yang sudah ada di Rorotan, Jakarta Utara, hanya mampu mengolah 2.500 ton sampah. Oleh karena itu, dibutuhkan tambahan fasilitas pengolahan sampah untuk mengatasi volume sampah yang signifikan.
Menurut Wagub Rano, pembangunan RDF Plant baru tidak hanya akan meningkatkan kapasitas pengolahan sampah, tetapi juga akan mendistribusikan beban pengelolaan sampah ke berbagai wilayah di Jakarta. Saat ini, RDF Plant di Rorotan hanya menangani sampah dari wilayah Jakarta Utara. Dengan adanya tambahan RDF Plant di wilayah lain, seperti Jakarta Barat misalnya, diharapkan pengelolaan sampah dapat lebih merata dan efisien. Hal ini akan mengurangi beban di satu wilayah dan mempercepat proses pengolahan sampah secara keseluruhan.
Meskipun mengakui masih berupa wacana, Rano Karno menekankan pentingnya upaya proaktif dalam mengatasi masalah sampah Jakarta. Ia menyadari bahwa pembangunan fasilitas pengolahan sampah seperti RDF Plant tidak serta-merta menyelesaikan semua masalah, termasuk potensi bau yang mungkin timbul. Namun, ia tetap optimis bahwa pembangunan RDF Plant merupakan langkah penting dan strategis untuk mengurangi volume sampah yang terus meningkat.
Solusi Mengatasi Sampah Jakarta: Perluasan RDF Plant dan Studi Pulau Sampah
Rano Karno menyadari bahwa masalah bau yang mungkin timbul dari fasilitas RDF Plant, seperti yang terjadi di Rorotan, merupakan salah satu tantangan yang perlu diatasi. Faktor arah angin, misalnya, dapat memengaruhi penyebaran bau. Namun, ia menegaskan bahwa potensi bau tersebut tidak boleh menghalangi upaya untuk membangun fasilitas pengolahan sampah yang lebih memadai. "Tentang bau, tentu enggak bisa dijamin (tak keluar) karena bau juga tergantung daripada angin kan. Tapi kalau kita tidak melakukan ini (pembangunan fasilitas RDF Plant) enggak akan pernah selesai sampah di Jakarta," ujar Rano.
Selain pembangunan RDF Plant, Rano juga menyebutkan rencana pembangunan pulau sampah sebagai alternatif solusi jangka panjang. Ia mencontohkan keberhasilan Singapura dalam membangun pulau sampah pada tahun 1999. Namun, ia menjelaskan bahwa rencana ini masih dalam tahap pembahasan dengan berbagai pihak terkait. Pemprov DKI Jakarta, menurutnya, perlu mengeksplorasi berbagai solusi untuk mengatasi masalah sampah secara komprehensif.
Rano menekankan pentingnya pendekatan multi-solusi dalam mengatasi masalah sampah. "Jadi semua potensi harus kita coba. Kalau enggak, enggak kelar-kelar masalah sampah kita ini," katanya. Hal ini menunjukkan komitmen Pemprov DKI Jakarta untuk mencari solusi terbaik dalam mengatasi permasalahan sampah yang kompleks dan berkelanjutan.
Tantangan dan Solusi Pengelolaan Sampah di Jakarta
- Volume Sampah Tinggi: Jakarta menghasilkan hampir 8.000 ton sampah per hari.
- Kapasitas Pengolahan Terbatas: RDF Plant Rorotan hanya mampu mengolah 2.500 ton sampah per hari.
- Distribusi Sampah Tidak Merata: RDF Plant Rorotan hanya melayani Jakarta Utara.
- Potensi Pencemaran Lingkungan: Risiko bau dari fasilitas RDF Plant.
Pembangunan minimal tiga RDF Plant baru di berbagai wilayah Jakarta diharapkan dapat mengatasi tantangan tersebut. Dengan kapasitas pengolahan yang lebih besar dan distribusi yang merata, diharapkan pengelolaan sampah di Jakarta dapat menjadi lebih efisien dan efektif. Selain itu, studi kelayakan pembangunan pulau sampah juga perlu terus dilakukan sebagai solusi jangka panjang.
Upaya mengatasi masalah sampah di Jakarta memerlukan komitmen dan kerja sama dari berbagai pihak. Pemprov DKI Jakarta terus berupaya mencari solusi terbaik, termasuk melalui inovasi teknologi dan pengelolaan yang berkelanjutan. Semoga dengan langkah-langkah strategis ini, permasalahan sampah di Jakarta dapat teratasi secara efektif dan berkelanjutan.