Polisi Gorontalo Ciduk Pengedar Sabu hingga ke Sulawesi Tengah
Satres Narkoba Polresta Gorontalo Kota menangkap dua pengedar sabu, satu di Gorontalo dan satu lagi di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, dengan barang bukti 1,46 gram sabu.

Kepolisian Resor Kota (Polresta) Gorontalo berhasil mengungkap jaringan pengedaran narkotika jenis sabu yang beroperasi hingga ke Provinsi Sulawesi Tengah. Dua tersangka berhasil ditangkap, satu di Kota Gorontalo dan satu lagi di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Pengungkapan kasus ini bermula dari informasi warga terkait aktivitas mencurigakan seorang individu yang diduga baru saja membeli sabu.
Penangkapan tersangka berinisial MD di Kota Gorontalo membuahkan temuan lima paket sabu seberat 1,46 gram yang disembunyikan dalam sebuah boneka. Setelah diinterogasi, MD mengaku membeli sabu tersebut dari seorang pemasok di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Informasi ini menjadi titik awal pengembangan penyelidikan yang melibatkan kerja sama dengan Satres Narkoba Polres Parigi Moutong.
Kerja sama antar kepolisian ini membuahkan hasil dengan penangkapan tersangka YR di Parigi Moutong. YR merupakan pemasok sabu kepada MD. Kedua tersangka kini telah diamankan dan akan diproses secara hukum. Kasus ini menunjukkan keberhasilan aparat kepolisian dalam memberantas peredaran narkotika antar provinsi, sekaligus menunjukan pentingnya peran serta masyarakat dalam memberikan informasi.
Pengungkapan Kasus dan Penangkapan Tersangka
AKP Dimas Wicaksono Wijaya, Kepala Satres Narkoba Polresta Gorontalo Kota, menjelaskan kronologi penangkapan. Tim opsnal bergerak cepat setelah mendapatkan informasi dari warga. Mereka berhasil menangkap MD dan menemukan barang bukti sabu di tempat persembunyian yang cukup unik, yaitu dalam sebuah boneka. Pengakuan MD tentang pemasoknya di Parigi Moutong menjadi kunci penangkapan YR.
Proses penangkapan YR melibatkan koordinasi yang baik antara Polresta Gorontalo Kota dan Polres Parigi Moutong. Kerja sama antar instansi ini sangat penting dalam mengungkap kasus peredaran narkotika yang melibatkan wilayah lebih dari satu provinsi. Penangkapan YR dilakukan tanpa perlawanan dan langsung dibawa ke Gorontalo untuk proses hukum selanjutnya.
Barang bukti sabu yang disita telah diuji oleh Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Gorontalo dan beratnya mencapai 1,46 gram. Jumlah ini mungkin terkesan kecil, namun hal ini menunjukkan bahwa peredaran sabu tetap menjadi ancaman serius yang perlu diwaspadai.
Pasal yang Dikenakan dan Hukuman
Kedua tersangka akan dijerat dengan pasal yang berbeda. MD akan disangkakan dengan Pasal 112 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dengan ancaman pidana penjara minimal 4 tahun dan maksimal 12 tahun, serta denda minimal Rp800 juta dan maksimal Rp8 miliar.
Sementara itu, YR akan dijerat dengan Pasal 114 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dengan ancaman pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara minimal 5 tahun dan maksimal 20 tahun, serta denda minimal Rp1 miliar dan maksimal Rp10 miliar. Perbedaan pasal yang dikenakan mencerminkan peran masing-masing tersangka dalam jaringan peredaran narkotika tersebut.
Kasus ini menjadi bukti komitmen aparat penegak hukum dalam memberantas peredaran narkotika. Kerja sama antar instansi dan peran serta masyarakat sangat penting dalam upaya ini. Semoga kasus ini menjadi pelajaran bagi siapapun yang terlibat dalam peredaran narkotika.
Polisi Gorontalo berhasil mengungkap jaringan peredaran narkotika antar provinsi, menunjukkan kerja sama yang baik antar kepolisian dan peran penting informasi dari masyarakat. Kedua tersangka terancam hukuman berat sesuai dengan pasal yang dikenakan.