Sampah: Tantangan Terbesar Pariwisata Indonesia di Mata Wamenpar
Wakil Menteri Pariwisata menyoroti masalah sampah sebagai tantangan utama bagi keberlanjutan sektor pariwisata Indonesia, mengancam daya tarik destinasi dan reputasi global.

Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Puspa Devi secara tegas menyatakan bahwa sampah menjadi tantangan terbesar yang dihadapi sektor pariwisata Indonesia saat ini. Pernyataan tersebut disampaikannya saat memberikan kuliah umum di Kampus Poltekpar Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (15/5). Beliau menekankan bahwa masalah ini tidak hanya merusak keindahan destinasi wisata, tetapi juga berdampak negatif terhadap reputasi Indonesia di mata dunia.
Menurut Wamenpar, meskipun Indonesia memiliki ribuan destinasi wisata yang indah, sampah justru menjadi ‘jejak buruk’ yang merusak keindahan dan kenyamanan tempat-tempat tersebut. Keberadaan sampah yang tidak terkelola dengan baik mengancam daya tarik wisata dan berpotensi menurunkan jumlah kunjungan wisatawan. Hal ini menjadi perhatian serius mengingat dampaknya terhadap perekonomian dan keberlanjutan sektor pariwisata.
Ni Luh Puspa Devi juga menjelaskan bahwa permasalahan sampah ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) 12, yakni konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab. Oleh karena itu, penanganan sampah yang efektif menjadi kunci keberhasilan Indonesia dalam mencapai target SDGs tersebut. Pemerintah sendiri menargetkan Indonesia bersih sampah pada tahun 2025, dengan mengurangi sampah sebesar 30 persen dan menangani sampah sebesar 70 persen.
Ancaman Terhadap Keberlanjutan Pariwisata
Wamenpar Ni Luh Puspa Devi, yang memiliki latar belakang sebagai jurnalis, mengungkapkan keprihatinannya terhadap dampak negatif sampah terhadap keberlanjutan pariwisata Indonesia. Ia menekankan pentingnya kesadaran masyarakat dan pengelola wisata dalam menjaga kebersihan lingkungan. "Di sinilah pintar-pintar kita menyadarkan orang serta mengelola pariwisata, bukan malah mendegradasi lingkungan dan sosialnya," ujarnya.
Lebih lanjut, beliau mengungkapkan bahwa masalah sampah telah menjadi perbincangan hangat di media massa. Sorotan media terhadap kondisi kebersihan beberapa destinasi wisata menunjukkan betapa seriusnya masalah ini dan betapa besar dampaknya terhadap reputasi Indonesia di kancah internasional. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama semua pihak untuk mengatasi masalah ini.
Wamenpar juga menyinggung dampak buruk Tempat Pembuangan Akhir (TPA) terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat. "TPA yang ada itu dampaknya mencemari tanah, lingkungan, kesehatan dan sebagainya. Jadi, ini adalah problem yang serius," tegasnya.
Strategi Pemerintah dalam Mengatasi Masalah Sampah
Sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan sampah dan meningkatkan keberlanjutan pariwisata, pemerintah telah meluncurkan lima program utama. Program-program tersebut meliputi Gerakan Wisata Bersih, Tourism 5.0: AI dan Digitalisasi, Pariwisata Naik Kelas, Event dengan IP Indonesia, dan Desa Wisata. Diharapkan, melalui program-program ini, destinasi wisata di Indonesia dapat menjadi lebih bersih, modern, dan berkelanjutan.
Program Gerakan Wisata Bersih misalnya, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan wisata. Sementara itu, program Tourism 5.0 akan memanfaatkan teknologi AI dan digitalisasi untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan sampah dan promosi wisata yang berkelanjutan.
Program Pariwisata Naik Kelas fokus pada peningkatan kualitas dan standar pengelolaan destinasi wisata, termasuk pengelolaan sampah. Event dengan IP Indonesia akan menampilkan event-event yang ramah lingkungan, sementara program Desa Wisata bertujuan untuk memberdayakan masyarakat desa dalam pengelolaan pariwisata yang berkelanjutan dan memperhatikan aspek kebersihan lingkungan.
Melalui komitmen dan strategi yang komprehensif, pemerintah berharap dapat mengatasi tantangan sampah dan memastikan keberlanjutan sektor pariwisata Indonesia untuk masa depan.
Kesimpulan: Permasalahan sampah merupakan tantangan serius bagi sektor pariwisata Indonesia. Upaya kolaboratif dari pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat sangat penting untuk menjaga keindahan dan keberlanjutan destinasi wisata Indonesia, serta meningkatkan reputasi Indonesia di mata dunia.