Satgas Serap Gabah Petani Sumsel: Awasi Harga & Tingkatkan Kapasitas Bulog
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan membentuk satgas untuk mengawasi penyerapan gabah petani agar sesuai HPP, serta mendorong Bulog meningkatkan kapasitas penyerapan beras menjelang panen raya Maret 2025.
![Satgas Serap Gabah Petani Sumsel: Awasi Harga & Tingkatkan Kapasitas Bulog](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/11/191547.277-satgas-serap-gabah-petani-sumsel-awasi-harga-tingkatkan-kapasitas-bulog-1.jpeg)
Palembang, 11 Februari 2025 - Jelang panen raya di Sumatera Selatan (Sumsel) yang diperkirakan berlangsung hingga Maret 2025, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel membentuk Satuan Tugas (Satgas) khusus. Tugas utama satgas ini adalah mengawasi penyerapan gabah dari petani dan memastikan harga pembelian sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
Pembentukan satgas ini diumumkan langsung oleh Penjabat Gubernur Sumsel, Elen Setiadi. Beliau menjelaskan bahwa Sumsel diperkirakan akan memproduksi 784.206 ton gabah kering giling (GKG) atau setara 450.370 ton beras selama panen raya. Angka ini cukup signifikan dan membutuhkan strategi khusus agar petani mendapatkan harga yang layak.
Mengawal Harga Gabah Petani
Salah satu masalah yang mendorong pembentukan satgas ini adalah laporan dari beberapa kepala daerah. Laporan tersebut menyebutkan masih adanya pembelian gabah petani di bawah HPP yang telah ditetapkan, yaitu Rp6.500 per kilogram. Pemprov Sumsel telah melaporkan temuan ini ke kementerian terkait untuk dievaluasi dan menjadi bahan pertimbangan kebijakan pemerintah selanjutnya.
Satgas ini sendiri beranggotakan berbagai pihak, termasuk pemerintah provinsi dan daerah, Badan Intelijen Negara Daerah (Binda), Bulog, TNI, Polri, dan Kejaksaan. Kolaborasi antar lembaga ini diharapkan dapat memastikan pengawasan yang efektif dan menyeluruh terhadap proses penyerapan gabah petani.
Tantangan Bulog dan Solusi yang Diusung
Meskipun panen raya diperkirakan menghasilkan ratusan ribu ton beras, Bulog Sumsel Babel hanya mampu menyerap sekitar 161 ribu ton hingga Maret 2025. Artinya, Bulog hanya mampu menyerap sekitar dua pertiga dari total produksi. Oleh karena itu, Pemprov Sumsel mendorong Bulog untuk meningkatkan kapasitas penyerapannya.
Pimpinan Wilayah Bulog Sumsel Babel, Elis Nurhayati, menyatakan bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan 10 pemilik penggilingan di Sumsel. Kerjasama ini bertujuan untuk memastikan pembelian gabah sesuai dengan HPP. Bulog juga mengimbau para petani untuk menjaga kualitas produksi gabah agar dapat diserap sesuai dengan standar HPP.
Detail Harga Pembelian Pemerintah (HPP)
Berdasarkan Keputusan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Nomor 2 Tahun 2025, berikut rincian HPP Gabah dan Beras:
- GKP Petani (Kualitas Terbaik): Rp6.500/kg
- GKP Penggilingan (Kualitas Terbaik): Rp6.700/kg
- GKG Penggilingan (Kualitas Terbaik): Rp8.000/kg
- GKG Gudang Bulog (Kualitas Terbaik): Rp8.200/kg
- Beras Gudang Bulog (Kualitas Terbaik): Rp12.000/kg
Terdapat pula rincian HPP untuk gabah dengan kualitas di bawah standar, dengan harga yang disesuaikan berdasarkan kadar air dan kadar hampa.
Kesimpulan
Pembentukan Satgas penyerapan gabah di Sumsel merupakan langkah strategis untuk melindungi petani dari potensi kerugian akibat harga jual gabah yang rendah. Kerjasama antara Pemprov Sumsel, Bulog, dan berbagai pihak terkait diharapkan dapat menjamin keberhasilan panen raya dan kesejahteraan petani Sumsel. Peningkatan kapasitas penyerapan Bulog juga menjadi kunci penting dalam mengatasi tantangan yang ada.