Sinergi Institut Leimena dan Kemenham: Dorong Pendidikan HAM di Indonesia
Institut Leimena dan Kementerian HAM berkolaborasi untuk mengarusutamakan pendidikan HAM di Indonesia melalui program Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB) yang telah menjangkau ribuan guru lintas agama.

Jakarta, 18 Februari 2024 - Dalam upaya membangun bangsa yang menjunjung tinggi hak asasi manusia (HAM), Institut Leimena dan Kementerian Hak Asasi Manusia (Kemenham) resmi bersinergi. Kolaborasi ini difokuskan pada pengarusutamaan pendidikan HAM di seluruh Indonesia.
Menteri HAM, Natalius Pigai, menekankan pentingnya integrasi pendidikan HAM ke dalam kurikulum sekolah. Beliau menyatakan bahwa pembangunan moral dan etika harus selaras dengan nilai-nilai HAM universal. "Menjadi guru, minimal harus mengetahui apa itu HAM, bagaimana penerapannya. Institut Leimena akan membantu, dan kami (Kemenham) akan memberikan sertifikat partisipasi," jelas Menteri Pigai dalam keterangan tertulisnya.
Kerja Sama Strategis: Institut Leimena dan Kemenham
Pertemuan antara Menteri Pigai dan Direktur Eksekutif Institut Leimena, Matius Ho, di Kantor Kemenham pada Selasa lalu, menjadi tonggak penting kolaborasi ini. Mereka membahas urgensi pengarusutamaan HAM, khususnya melalui program Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB).
Matius Ho menjelaskan bahwa dimensi HAM merupakan inti dari program LKLB yang telah dirintis Institut Leimena sejak tahun 2021. Program ini menekankan kerja sama antar kelompok masyarakat dengan latar belakang agama dan budaya yang berbeda untuk memperkuat pemahaman dan penegakan HAM.
Program LKLB telah menjangkau sekitar 9.200 guru lintas agama dari 37 provinsi di Indonesia. Matius Ho optimistis program ini akan sangat mendukung program prioritas Kemenham dalam pengarusutamaan pendidikan HAM, terutama di kalangan pendidik.
Harapan untuk Masa Depan HAM di Indonesia
Matius Ho juga mengungkapkan optimismenya terhadap masa depan HAM di Indonesia di bawah kepemimpinan Menteri Pigai. "Dengan adanya Kemenham, kami melihat titik temu antara program LKLB yang dijalankan Institut Leimena dan tujuan Kemenham," ujarnya.
Institut Leimena berkomitmen untuk menindaklanjuti arahan Menteri HAM, termasuk penjajakan kerja sama lebih lanjut untuk mewujudkan prinsip penghormatan, perlindungan, pemenuhan, penegakan, dan penguatan (P5) HAM.
Webinar Internasional dan Kerja Sama ke Depan
Sebelumnya, Institut Leimena telah berkolaborasi dengan Kemenham dalam webinar internasional untuk memperingati Hari HAM Sedunia Ke-76 pada 6 Desember 2024. Webinar tersebut mengangkat tema "Memperkuat Harmoni dalam Keberagaman melalui Pendidikan HAM dan Literasi Keagamaan Lintas Budaya."
Ke depannya, Institut Leimena berharap kerja sama berlanjut, terutama dalam pemberian sertifikat partisipasi kepada sekitar 9.000 guru yang telah mengikuti program LKLB. Kolaborasi ini diharapkan dapat memperluas jangkauan pendidikan HAM dan memperkuat pemahaman tentang nilai-nilai HAM di seluruh Indonesia.
Kerja sama antara Institut Leimena dan Kemenham menandai langkah signifikan dalam upaya membangun masyarakat Indonesia yang menjunjung tinggi HAM dan menghargai keberagaman. Program-program yang telah dan akan dijalankan diharapkan dapat memberikan dampak positif yang luas dan berkelanjutan.