Ulama NU Bedah 'Astacita' Prabowo: Visi Indonesia Maju
Ratusan ulama Nahdlatul Ulama (NU) akan membahas program kerja pemerintahan 'Astacita' Presiden Prabowo Subianto dalam sebuah sarasehan di Jakarta pada 4 Februari 2025, guna melihat kontribusi NU dalam mendukung visi tersebut.
Jakarta, 2 Februari 2025 - Ratusan ulama Nahdlatul Ulama (NU) akan melakukan analisis mendalam terhadap program pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang dikenal sebagai 'Astacita'. Analisis ini akan berlangsung dalam sebuah forum Sarasehan Ulama pada 4 Februari 2025 di Jakarta, bertepatan dengan rangkaian peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-102 NU. Pertemuan ini diharapkan memberikan wawasan baru mengenai 'Astacita' dan peran NU dalam mendukung visi tersebut.
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, menjelaskan bahwa sarasehan ini akan dihadiri oleh ratusan pengurus NU dan sejumlah pakar. Tujuan utama adalah untuk mengurai misi 'Astacita' agar lebih mudah dipahami dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Gus Ipul menekankan pentingnya keterlibatan ulama dalam merespons program pemerintah.
Sarasehan Ulama dengan tema 'Asta Cita Dalam Perspektif Ulama NU' ini memberikan kesempatan kepada para pemimpin NU untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang 'Astacita' langsung dari narasumber utama. Dengan demikian, mereka dapat memberikan kontribusi yang efektif dalam mendukung program tersebut.
Program 'Astacita' sendiri terdiri dari delapan poin utama yang bertujuan mewujudkan Indonesia yang maju dan makmur. Poin-poin tersebut mencakup penguatan ideologi Pancasila, peningkatan sistem pertahanan dan keamanan, serta peningkatan lapangan kerja dan pembangunan sumber daya manusia (SDM).
Program ini juga menitikberatkan pada hilirisasi dan industrialisasi, pembangunan dari desa, reformasi politik dan hukum, serta penguatan harmonisasi kehidupan beragama dan lingkungan. Semua poin tersebut merupakan visi jangka panjang untuk mencapai kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, sebelumnya telah mengajak para ulama untuk berdiskusi guna memperkuat visi kebangsaan yang selaras dengan nilai-nilai keagamaan. Beliau menekankan pentingnya kontribusi NU dalam mendukung kesuksesan 'Astacita'.
Sarasehan tersebut tidak hanya akan membahas 'Astacita' secara keseluruhan, tetapi juga akan menelaah peran NU dalam berbagai sektor, termasuk ekonomi, hilirisasi, demokrasi, dan HAM. Diskusi-diskusi yang akan berlangsung diharapkan akan menghasilkan rekomendasi konkret untuk mendukung program pemerintah.
Kesimpulannya, sarasehan ini merupakan langkah penting dalam membangun sinergi antara pemerintah dan NU dalam mewujudkan visi Indonesia yang maju dan makmur. Analisis mendalam terhadap 'Astacita' dari perspektif ulama NU diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap keberhasilan program tersebut.