Wamensos Pastikan Calon Siswa Sekolah Rakyat dari Keluarga Tidak Mampu
Wakil Menteri Sosial memastikan calon siswa Sekolah Rakyat berasal dari keluarga tidak mampu, sesuai arahan Presiden, dengan mengunjungi beberapa calon siswa di Bantul dan Yogyakarta.

Wakil Menteri Sosial (Wamensos) RI, Agus Jabo Priyono, melakukan kunjungan lapangan ke beberapa rumah calon siswa Sekolah Rakyat di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kunjungan ini bertujuan untuk memastikan bahwa anak-anak yang difasilitasi pemerintah melalui program Sekolah Rakyat tersebut benar-benar berasal dari keluarga tidak mampu, sesuai arahan Presiden.
"Perintah Bapak Presiden waktu sidang kabinet, meminta supaya anak-anak yang nanti menjadi siswa di Sekolah Rakyat itu betul-betul dari keluarga tidak mampu," kata Wamensos di sela kunjungannya ke calon siswa Sekolah Rakyat di Kecamatan Kasihan, Bantul, Sabtu (10/5).
Berdasarkan data tunggal sosial ekonomi nasional (DTSEN) di Kementerian Sosial (Kemensos), calon siswa Sekolah Rakyat tersebut masuk dalam desil satu. Profil keluarga mereka menunjukkan kondisi tidak mampu, ditandai dengan tempat tinggal yang kurang layak. Wamensos menjelaskan lebih lanjut, "Kalau di DTSEN itu masuknya ke desil satu, profil keluarga setelah kita cek lapangan ke beberapa tempat, Gus Menteri ke Makassar, saya ke Jawa Tengah dan ke DIY, rata-rata bapak atau ibunya itu buruh, penghasilannya antara Rp1 juta sampai Rp1,5 juta per bulan."
Verifikasi Data Lapangan
Kunjungan Wamensos bertujuan untuk memverifikasi data DTSEN dengan kondisi riil di lapangan. Ia mengunjungi beberapa calon siswa untuk memastikan data yang ada sesuai dengan kondisi ekonomi keluarga mereka. Salah satu keluarga yang dikunjungi di Kecamatan Kasihan, Bantul, memiliki penghasilan sekitar Rp1 juta hingga Rp1,5 juta per bulan dan harus menghidupi empat anak dan salah satu orang tua. Kondisi ekonomi seperti ini, menurut Wamensos, menyulitkan keluarga tersebut untuk membiayai pendidikan anak-anaknya.
"Artinya, kalau situasi ekonomi seperti itu, untuk menyekolahkan anak-anaknya kan berat, dari situlah kemudian Pak Presiden meminta supaya proses Sekolah Rakyat itu harus dibuka tahun ini," jelas Wamensos.
Saat ini, terdapat 53 lokasi yang telah siap untuk pendirian Sekolah Rakyat. Namun, Kemensos berupaya untuk memenuhi target 100 lokasi Sekolah Rakyat pada tahun ini, sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.
Ground Check dan Prioritas Keluarga Tidak Mampu
Wamensos beserta tim Kemensos melakukan ground check ke beberapa lokasi calon sekolah, termasuk Taman Siswa Yogyakarta. Mereka melakukan pengecekan lapangan terhadap calon siswa dan profil keluarga mereka. Presiden menekankan agar Sekolah Rakyat diprioritaskan untuk keluarga tidak mampu seperti keluarga Galuh dan Alvian, dua keluarga yang dikunjungi tim Kemensos.
"Jadi, memang diprioritaskan untuk saudara-saudara kita yang kurang mampu, dan apa yang dilaporkan oleh tim Kemensos bekerja sama dengan Dinsos, apa yang dilaporkan ini betul, bahwa Galuh sebagai calon siswa menjadi prioritas di Sekolah Rakyat yang akan kita bangun," tegas Wamensos.
Ngadiman, ayah Alvian Setyo Nugroho, mengungkapkan rasa syukurnya atas adanya program Sekolah Rakyat. Ia bekerja sebagai buruh harian dan merasa kesulitan membiayai pendidikan Alvian yang akan lulus SMP tahun ini. "Anak saya mau lulus SMP tahun ini, dan kebetulan ada program Sekolah Rakyat, ini sangat membantu, karena ekonomi saya kurang. Terima kasih kepada pemerintah yang telah bantu kami," ucap Ngadiman.
Harapan dan Cita-cita Calon Siswa
Galuh, calon siswa Sekolah Rakyat yang juga dikunjungi Wamensos, mengungkapkan perasaan senang dan sedihnya. Ia senang karena mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk melanjutkan pendidikan, namun sedih karena harus terpisah dari ibunya. Galuh, anak dari seorang ibu yang bekerja sebagai buruh masak dan ayahnya telah meninggal dunia, memiliki cita-cita untuk menjadi pramugari.
"Merasa senang dan sedih. Senangnya bisa dibantu pemerintah untuk sekolah, sedihnya besok tidak bisa satu rumah dengan ibu. Kalau cita-cita ingin jadi pramugari," kata Galuh.
Program Sekolah Rakyat ini diharapkan dapat memberikan akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu, membantu mereka meraih cita-cita dan masa depan yang lebih baik.