Waspada! BMKG Peringatkan Ancaman Bencana Hidrometeorologi di Sulteng hingga Maret 2025
BMKG memperingatkan potensi dampak hidrometeorologi di Sulawesi Tengah hingga Maret 2025, terutama di daerah rawan bencana banjir dan longsor seperti Sigi, Buol, dan Donggala, akibat pertumbuhan awan hujan yang masif dan cuaca ekstrem.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan serius terkait potensi bencana hidrometeorologi di Sulawesi Tengah (Sulteng). Peringatan ini disampaikan menyusul potensi dampak hidrometeorologi yang masih tinggi hingga Maret 2025. Penyebabnya adalah pertumbuhan awan hujan yang sangat masif di wilayah tersebut.
Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Mutiara Sis-Aljufri Palu, Nur Alim, menyatakan bahwa potensi dampak hidrometeorologi cukup besar hingga Maret 2025. Pernyataan ini disampaikan di Kota Palu pada Rabu, 22 Januari 2024, berdasarkan hasil pemantauan cuaca melalui citra satelit. BMKG telah merilis prakiraan cuaca tujuh hari ke depan yang menunjukkan kecenderungan hujan dengan intensitas ringan hingga lebat di Sulteng.
Wilayah-wilayah yang memiliki riwayat bencana banjir bandang dan tanah longsor menjadi zona merah. BMKG telah memetakan daerah-daerah rawan bencana. Kabupaten Sigi, yang baru-baru ini dilanda banjir, menjadi salah satu daerah yang masuk kategori rawan bencana tinggi. Kondisi serupa juga terjadi di Kabupaten Buol, Donggala bagian utara, Banggai Laut, dan Morowali Utara.
Nur Alim menekankan perlunya perhatian khusus terhadap daerah-daerah dengan zona rawan bencana tinggi. "Perlu ada perhatian khusus pada daerah-daerah memiliki zona rawan bencana tinggi, khususnya ancaman hidrometeorologi," ujarnya. BMKG mengamati bahwa cuaca ekstrem dipicu oleh perlambatan angin di wilayah udara Sulteng. Hal ini menyebabkan sirkulasi penguapan air melambat, sehingga awan hujan tumbuh lebih cepat.
Imbauan kepada warga di daerah rawan bencana sangat penting. BMKG mengimbau masyarakat untuk mewaspadai ancaman tanah longsor dan banjir bandang. "Kewaspadaan perlu, sebab bencana tidak bisa dipastikan kapan terjadi. Namun masyarakat perlu memperkecil risiko melalui penguatan mitigasi mandiri," tutur Alim. Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan memperkuat langkah mitigasi bencana.
Berdasarkan pengamatan BMKG, potensi tanah longsor tinggi di Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Donggala bagian utara, dan Kabupaten Sigi. Hal ini disebabkan oleh lereng yang terjal dan kejenuhan tanah akibat hujan terus-menerus. Kondisi ini dapat mempercepat pergerakan tanah. BMKG juga memberikan imbauan khusus terkait perjalanan.
"Kami mengimbau masyarakat yang melakukan perjalanan jauh, sebaiknya hindari melintas di jalur pegunungan pada malam hari guna mengantisipasi kondisi membahayakan keselamatan, di samping jarak padang terganggu karena kabut, juga berpotensi longsor," kata Nur Alim. Imbauan ini bertujuan untuk meminimalisir risiko kecelakaan akibat cuaca buruk dan potensi bencana.