Arus Balik Lebaran 2025: 80 Ribu Orang Diprediksi Banjiri Bali
Puncak arus balik Lebaran 2025 diprediksi akan membawa 80 ribu orang masuk Bali, didominasi melalui Pelabuhan Gilimanuk, dengan faktor ekonomi menjadi salah satu penyebabnya.

Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? Dinas Perhubungan (Dishub) Bali memprediksi kedatangan sekitar 80 ribu orang ke Pulau Dewata pada puncak arus balik Lebaran 2025, yang diperkirakan terjadi pada 5 dan 6 April 2025. Lebih dari 60 persennya diperkirakan akan masuk melalui Pelabuhan Gilimanuk. Hal ini didorong oleh faktor ekonomi, di mana banyak penduduk Bali yang merantau memilih pulang lebih cepat untuk kembali bekerja, meskipun libur Lebaran masih panjang. Kondisi arus lalu lintas hingga saat ini masih terpantau lancar. Dishub Bali akan melakukan pengetatan pengawasan pada puncak arus balik.
Data dari Dishub Bali menunjukkan peningkatan jumlah orang yang masuk Bali sejak 2 April 2025. Jumlah ini lebih banyak dibandingkan dengan jumlah orang yang meninggalkan Bali. Kondisi ini terlihat jelas di Pelabuhan Padang Bai dan Gilimanuk, dengan Pelabuhan Gilimanuk menjadi pintu masuk utama.
Meskipun diperkirakan puncak arus balik terjadi pada 5 dan 6 April 2025, Dishub Bali memperkirakan jumlah orang yang meninggalkan Bali hanya sekitar 50 ribu orang pada puncak arus balik tersebut. Perbedaan signifikan antara jumlah kedatangan dan keberangkatan ini menunjukkan tren peningkatan jumlah wisatawan dan perantau yang kembali ke Bali.
Puncak Arus Balik di Pelabuhan Gilimanuk
Pelabuhan Gilimanuk menjadi pintu masuk utama bagi arus balik Lebaran 2025 ke Bali. Dishub Bali memperkirakan lebih dari 50 ribu orang akan masuk melalui pelabuhan ini. Data selama dua hari arus balik menunjukkan angka yang signifikan, dengan 88.940 penumpang dan 22.791 kendaraan masuk Bali melalui Gilimanuk, sementara 57.697 penumpang dan 13.557 kendaraan keluar Bali.
Angka ini menunjukkan dominasi arus masuk dibandingkan arus keluar di Pelabuhan Gilimanuk. Kondisi ini menunjukkan tingginya minat masyarakat untuk kembali ke Bali setelah merayakan Lebaran di kampung halaman.
Pihak Dishub Bali terus memantau situasi di Pelabuhan Gilimanuk dan melakukan antisipasi untuk mengelola arus lalu lintas agar tetap lancar dan terkendali.
Pelabuhan Padang Bai dan Arus Balik
Selain Pelabuhan Gilimanuk, Pelabuhan Padang Bai juga menjadi salah satu pintu masuk utama ke Bali. Selama dua hari arus balik, Pelabuhan Padang Bai melayani 7.146 penumpang dan 2.695 kendaraan yang masuk Bali, dan 6.776 penumpang serta 3.118 kendaraan yang keluar Bali.
Meskipun jumlah penumpang yang masuk dan keluar di Padang Bai lebih seimbang dibandingkan dengan Gilimanuk, peningkatan jumlah penumpang yang masuk Bali tetap signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa arus balik Lebaran 2025 juga memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap Pelabuhan Padang Bai.
Dishub Bali terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan kelancaran arus lalu lintas di Pelabuhan Padang Bai.
Faktor Ekonomi Mempengaruhi Arus Balik
Kepala Bidang Lalu Lintas Jalan Dishub Bali, I Putu Sutaryana, menjelaskan bahwa faktor ekonomi menjadi salah satu penyebab tingginya jumlah orang yang masuk Bali pada arus balik Lebaran 2025. Banyak perantau yang memilih kembali lebih cepat ke Bali untuk melanjutkan aktivitas ekonomi mereka.
Efisiensi waktu dan kebutuhan ekonomi menjadi pertimbangan utama bagi mereka. Hal ini menunjukkan bahwa arus balik Lebaran tidak hanya dipengaruhi oleh faktor sosial, tetapi juga faktor ekonomi yang cukup signifikan.
Meskipun libur Lebaran masih panjang, banyak masyarakat yang memilih untuk kembali bekerja lebih cepat demi memenuhi kebutuhan ekonomi mereka.
Dishub Bali akan melakukan pengetatan pengawasan untuk mengantisipasi lonjakan jumlah kendaraan dan penumpang hingga 11 April 2025.
Meskipun arus lalu lintas saat ini masih terpantau lancar, Dishub Bali tetap siaga dan melakukan berbagai antisipasi untuk memastikan kelancaran arus balik Lebaran 2025 di Bali. Mereka terus memantau situasi dan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mengatasi potensi kendala yang mungkin terjadi.