Bakamla dan BAIS Gagalkan Penyeludupan Rokok Ilegal Rp1,5 Miliar di Batam
Badan Keamanan Laut (Bakamla) dan Badan Intelijen Strategis (BAIS) berhasil menggagalkan penyeludupan rokok ilegal senilai Rp1,5 miliar di perairan Batam, berkat informasi dari masyarakat.

Batam, 17 Februari 2025 - Dalam sebuah operasi gabungan yang membuahkan hasil signifikan, Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI bersama Badan Intelijen Strategis (BAIS) berhasil menggagalkan upaya penyelundupan rokok ilegal. Aksi penyelundupan ini berpotensi merugikan negara hingga Rp1,5 miliar, berhasil digagalkan berkat informasi berharga dari masyarakat.
Penyelidikan dan Pengejaran
Kepala Zona Bakamla Barat, Laksma Bakamla Bambang Trijanto, menjelaskan kronologi kejadian dalam konferensi pers di atas Kapal Negara (KN) Pulau Dana-323, Pelabuhan Batu Ampar, Batam. Tim gabungan Bakamla, BAIS, dan Bea Cukai yang sedang berpatroli di perairan Batam, menerima informasi intelijen tentang aktivitas mencurigakan. Informasi tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan pengintaian dan pengamatan.
Pada tanggal 14 Februari 2025, tim berhasil menemukan sebuah kapal kayu dengan tonase 15 GT yang bergerak mencurigakan dari Pulau Batam menuju Tembilahan, Riau. Kapal tersebut langsung diburu oleh KN Pulau Dana-323. Upaya pengejaran membuahkan hasil ketika kapal tersebut dikandaskan di sekitar perairan Tembilahan. Meskipun para pelaku berhasil lolos, petugas berhasil mengamankan barang bukti berupa 200 bal rokok ilegal.
Asal Usul dan Jenis Rokok Ilegal
Diduga, rokok ilegal tersebut berasal dari negara-negara seperti Thailand, Kamboja, dan Vietnam. Rokok-rokok ini diduga masuk ke wilayah Kepulauan Riau melalui Selat Singapura atau Selat Malaka sebelum menuju tujuan akhirnya di Tembilahan, Riau. Merk rokok ilegal tersebut adalah "Luckyman", dengan kemasan dua warna (merah dan abu-abu) dan dikemas dalam kardus cokelat yang dibungkus plastik bening.
Petugas mencurigai adanya barang lain selain rokok di dalam 200 bal tersebut, karena beberapa dus memiliki berat yang berbeda-beda. Namun, hingga saat ini belum diketahui secara pasti isi dari dus-dus tersebut.
Kerugian Negara dan Penyelidikan Lebih Lanjut
Dengan perkiraan nilai kerugian negara mencapai Rp1,5 miliar, penggagalan penyelundupan ini merupakan keberhasilan besar bagi aparat penegak hukum. Laksma Bambang Trijanto menyatakan bahwa Bakamla bersama BAIS akan terus menyelidiki pemilik rokok ilegal tersebut. Sementara itu, barang bukti yang telah diamankan diserahkan kepada Bea Cukai untuk proses hukum selanjutnya.
Kasi Penindakan Kantor Pelayanan Utama (KPU) Bea Cukai Batam, Johan, menambahkan bahwa rokok ilegal tersebut telah disita dan dinyatakan sebagai barang milik negara. Proses hukum selanjutnya akan memastikan bahwa para pelaku bertanggung jawab atas tindakan ilegal mereka.
Kesimpulan
Kerjasama yang solid antara Bakamla, BAIS, dan Bea Cukai dalam menggagalkan penyelundupan rokok ilegal ini patut diapresiasi. Keberhasilan ini menunjukkan pentingnya kerjasama antar lembaga dan peran serta masyarakat dalam memberantas kejahatan ekonomi, khususnya penyelundupan yang merugikan negara. Informasi dari masyarakat terbukti sangat krusial dalam mengungkap dan mencegah tindak kejahatan tersebut. Semoga kasus ini menjadi pembelajaran bagi para pelaku kejahatan serupa dan penegakan hukum terus berjalan efektif.