BKSDA Kalsel Evakuasi Satwa Dilindungi dari Kebun Binatang Mini Banjarmasin
BKSDA Kalimantan Selatan berhasil mengevakuasi sejumlah satwa dilindungi dari Kebun Binatang Mini Banjarmasin karena kebun binatang tersebut tidak memenuhi persyaratan luas lahan minimal untuk konservasi.

Tim Satgas Konflik Manusia dan Satwa Liar Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Selatan (Kalsel) melakukan evakuasi sejumlah satwa dilindungi dari Kebun Binatang Mini Banjarmasin pada 18 Februari 2024. Evakuasi tersebut melibatkan beberapa spesies langka dan dilindungi, termasuk buaya muara (Crocodylus porosus), Owa Jenggot Putih (Hylobates albibarbis), binturong (Arctictis binturong), dan burung Kakatua Tanimbar (Cacatua goffiniana).
Alasan Evakuasi dan Proses Pemindahan
Kepala BKSDA Kalsel, Agus Ngurah Krisna K, menjelaskan bahwa evakuasi dilakukan karena Kebun Binatang Mini Banjarmasin belum memenuhi persyaratan luas lahan minimal dua hektare, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.22/MENLHK/SETJEN/KUM.1/5/2019 tentang Lembaga Konservasi. Proses evakuasi sendiri tidak mudah, terutama untuk buaya muara. Evakuasi sepasang buaya, yang diberi nama Si Udin dan Si Gina, membutuhkan usaha ekstra. Si Udin, dengan berat satu ton, bahkan harus dievakuasi dengan bantuan mobil gardan ganda.
Meskipun prosesnya menantang, Agus Ngurah Krisna K bersyukur evakuasi berjalan lancar tanpa cedera pada petugas maupun satwa. Penyerahan satwa dilakukan secara simbolis oleh Kepala UPTD Poliklinik Hewan dan Kebun Binatang Mini (PHKBM) Noor Hidayat kepada Kepala BKSDA Kalsel.
Jumlah Satwa dan Lokasi Penitipan
Total satwa yang dievakuasi terdiri dari empat buaya muara, tiga Owa Jenggot Putih, dua binturong, dan beberapa burung Kakatua Tanimbar. Sebelumnya, satwa-satwa ini dititiprawatkan di UPTD PHKBM Kota Banjarmasin, yang terletak di Jalan Jahri Saleh, Kelurahan Sungai Jingah, Kecamatan Banjarmasin Utara. Setelah evakuasi, satwa-satwa tersebut akan dititip-rawat di tempat yang lebih layak.
Buaya muara akan dititip-rawat di Lembaga Konservasi (LK) Jhonlin Lestari di Batu Licin. Sementara itu, burung Kakatua Tanimbar, binturong, dan Owa Jenggot Putih akan dititip-rawat di penangkar yang berada di bawah binaan BKSDA Kalsel di Banjarbaru. Langkah ini memastikan satwa-satwa dilindungi tersebut mendapatkan perawatan dan lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Kepatuhan terhadap Regulasi Konservasi
Peristiwa ini menyoroti pentingnya kepatuhan terhadap regulasi konservasi satwa liar. Persyaratan luas lahan minimal untuk lembaga konservasi bertujuan untuk memastikan kesejahteraan dan kelangsungan hidup satwa yang dipelihara. BKSDA Kalsel berkomitmen untuk memastikan semua satwa dilindungi di Kalsel mendapatkan perawatan yang tepat dan habitat yang sesuai.
Keberhasilan evakuasi ini menjadi bukti kolaborasi yang baik antara BKSDA Kalsel dan UPTD PHKBM Kota Banjarmasin. Semoga ke depannya, semua pihak terkait dapat lebih memperhatikan aspek kesejahteraan satwa dan mematuhi regulasi yang berlaku untuk melindungi satwa langka dan dilindungi di Indonesia.
Kesimpulan
Evakuasi satwa dilindungi dari Kebun Binatang Mini Banjarmasin menjadi contoh pentingnya kepatuhan terhadap regulasi konservasi dan komitmen untuk melindungi satwa langka. BKSDA Kalsel telah menunjukkan tindakan cepat dan tepat dalam memastikan keselamatan dan kesejahteraan satwa-satwa tersebut. Semoga langkah ini dapat menjadi pembelajaran bagi pengelola kebun binatang lainnya untuk selalu memprioritaskan kesejahteraan satwa di atas segalanya.