Bulog Timika Salurkan 300 Ton Beras Per Bulan untuk Penuhi Kebutuhan Masyarakat
Perum Bulog KCP Timika menyalurkan 200-300 ton beras per bulan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, ASN, TNI/Polri di Mimika dan Puncak, dengan stok saat ini mencapai 3.000 ton.

Perum Bulog Cabang Pembantu (KCP) Timika, Papua Tengah, memainkan peran penting dalam menjamin ketersediaan beras bagi masyarakat di wilayah tersebut. Setiap bulannya, Bulog Timika menyalurkan beras sebanyak 200 hingga 300 ton untuk memenuhi kebutuhan masyarakat umum, Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI, dan Polri, baik di Kabupaten Mimika maupun Kabupaten Puncak. Distribusi beras ini dilakukan secara rutin dan terjadwal untuk memastikan pasokan tetap terjaga.
Kepala Perum Bulog KCP Timika, Dedy Wahyudi, menjelaskan bahwa beras yang didistribusikan berasal dari produksi petani di Merauke, Papua Selatan. Namun, untuk tahun 2024, Bulog Timika berencana untuk menyalurkan beras impor dengan tingkat kepecahan maksimal lima persen. Langkah ini diambil untuk memastikan kualitas beras yang diterima oleh masyarakat tetap terjaga dan sesuai standar.
Sebelum didistribusikan, seluruh beras menjalani proses uji layak konsumsi. Hal ini dilakukan untuk menjamin bahwa beras yang sampai ke tangan masyarakat dalam kondisi baik dan layak untuk dikonsumsi. Uji kualitas ini menjadi bagian penting dari komitmen Bulog dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Kualitas dan Ketersediaan Beras Bulog Timika
Dedy Wahyudi menegaskan komitmen Bulog Timika untuk memastikan kualitas beras yang didistribusikan. "Sebelum mendistribusikan beras ke dua wilayah ini kami lebih dulu melakukan uji layak konsumsi," katanya, menekankan pentingnya menjaga kualitas pangan bagi masyarakat. Uji layak konsumsi ini mencakup berbagai aspek, mulai dari kandungan nutrisi hingga tingkat kepecahan bulir beras.
Lebih lanjut, Dedy menjelaskan bahwa saat ini Bulog Timika memiliki stok beras sebanyak 3.000 ton di gudang penyimpanan. Stok tersebut dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan selama 4 hingga 5 bulan ke depan. Hal ini menunjukkan kesiapan Bulog Timika dalam menghadapi potensi perubahan permintaan dan memastikan ketersediaan beras tetap tercukupi.
Ke depan, Bulog Timika berencana untuk meningkatkan pengawasan dan pemeriksaan sebelum penyaluran beras. Hal ini sejalan dengan arahan Kepala Badan Pangan Nasional. Peningkatan pengawasan ini bertujuan untuk memastikan kualitas dan kuantitas beras yang disalurkan selalu terjaga dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Beras Impor untuk Tahun 2024
Bulog Timika akan menggunakan beras impor untuk memenuhi kebutuhan di Mimika dan Puncak pada tahun 2024. Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk ketersediaan beras lokal dan kebutuhan masyarakat. Beras impor yang dipilih memiliki tingkat kepecahan maksimal lima persen, menjamin kualitas yang baik dan layak konsumsi.
Penggunaan beras impor ini tidak mengurangi komitmen Bulog dalam mendukung petani lokal. Bulog tetap berkomitmen untuk menyerap hasil panen petani lokal dan memprioritaskan beras lokal sejauh ketersediaannya mencukupi kebutuhan. Penggunaan beras impor hanya sebagai langkah penunjang untuk memastikan ketersediaan beras bagi masyarakat tetap terjamin.
Dengan stok yang cukup dan rencana peningkatan pengawasan, Bulog Timika optimis dapat terus memenuhi kebutuhan beras masyarakat di Mimika dan Puncak. Langkah-langkah yang telah dan akan diambil menunjukkan komitmen Bulog dalam menjaga ketahanan pangan di wilayah tersebut.
Langkah-langkah yang dilakukan Bulog Timika untuk menjamin ketersediaan dan kualitas beras:
- Melakukan uji layak konsumsi sebelum distribusi.
- Memiliki stok beras yang cukup untuk 4-5 bulan ke depan.
- Meningkatkan pengawasan dan pemeriksaan sebelum penyaluran.
- Menggunakan beras impor dengan tingkat kepecahan maksimal 5% untuk tahun 2024.
Bulog Timika berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan dan memastikan ketersediaan beras berkualitas bagi masyarakat Mimika dan Puncak.