Dinas Kesehatan Gorontalo Latih Kader Atasi Wabah Malaria di Boalemo dan Pohuwato
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo melatih 52 kader malaria untuk mengatasi wabah di Boalemo dan Pohuwato, yang didorong oleh aktivitas tambang emas ilegal.

Wabah malaria tengah melanda Kabupaten Boalemo dan Pohuwato, Provinsi Gorontalo. Sebagai respons, Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo menggelar pelatihan intensif bagi kader malaria selama enam hari, mulai 13 hingga 18 Mei 2025. Pelatihan ini bertujuan untuk memberdayakan kader dalam menekan angka kasus malaria yang telah mencapai 687 kasus di seluruh provinsi, dengan Pohuwato (264 kasus) dan Boalemo (243 kasus) sebagai daerah terdampak terparah. Kegiatan ini dibiayai penuh oleh Dana Global Fund Komponen Malaria Tahun Anggaran 2025.
Penyebab utama peningkatan kasus malaria di dua kabupaten tersebut diduga kuat terkait dengan maraknya aktivitas tambang emas ilegal. Sebagian besar penderita malaria berasal dari kalangan penambang emas, sehingga pelatihan ini diharapkan mampu memberikan solusi efektif dalam penanggulangan wabah di lapangan. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Jeane Istanti Dalie, menjelaskan pentingnya pelatihan ini dalam upaya menekan angka kasus malaria.
"Kita melaksanakan Pelatihan Kader Malaria Migrant Mobile Population (MMP) selama enam hari," ujar Jeane Istanti Dalie. Ia menambahkan bahwa malaria tidak hanya mengancam kesehatan individu, tetapi juga berdampak signifikan pada produktivitas dan kesejahteraan masyarakat secara luas. Oleh karena itu, peran kader kesehatan sebagai garda terdepan dalam deteksi dini, edukasi masyarakat, dan penghubung antara layanan kesehatan dan warga sangatlah krusial.
Peran Kader Malaria dalam Penanggulangan Wabah
Pelatihan ini diikuti oleh 52 peserta, terdiri dari 30 kader dari Pohuwato, 20 kader dari Boalemo, dan masing-masing satu orang pendamping dari Dinas Kesehatan kedua kabupaten tersebut. Para kader ini akan dilatih untuk melakukan deteksi dini, memberikan edukasi kesehatan kepada masyarakat, serta menjadi penghubung antara masyarakat dengan layanan kesehatan. Keterampilan dan pengetahuan yang didapat diharapkan dapat menekan angka kasus malaria di lapangan.
Jeane Istanti Dalie menekankan pentingnya peran kader dalam penanggulangan malaria. "Kader merupakan garda terdepan dalam melakukan deteksi dini, memberikan edukasi kepada masyarakat, serta menjadi penghubung penting antara layanan kesehatan dan warga," jelasnya. Dengan pelatihan ini, diharapkan para kader mampu menjalankan tugasnya dengan lebih efektif dan efisien.
Materi pelatihan mencakup berbagai aspek penanggulangan malaria, mulai dari deteksi dini, pengobatan, hingga pencegahan. Para peserta juga akan diberikan pelatihan praktis untuk mengasah keterampilan mereka dalam menangani kasus malaria di lapangan. Harapannya, setelah pelatihan ini, para kader mampu menjadi ujung tombak dalam upaya menekan angka kasus malaria di wilayah masing-masing.
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Malaria
Selain pelatihan kader, upaya lain yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi wabah malaria antara lain adalah peningkatan pengawasan di daerah pertambangan ilegal, penyediaan obat-obatan antimalaria, serta kampanye edukasi kesehatan kepada masyarakat. Pemerintah juga berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk organisasi kesehatan internasional, untuk mendukung upaya penanggulangan malaria.
Data terkini menunjukkan bahwa hingga saat ini, Provinsi Gorontalo telah mencatat sebanyak 687 kasus malaria. Kabupaten Pohuwato menjadi penyumbang kasus tertinggi dengan 264 kasus, disusul Boalemo dengan 243 kasus. "Fenomena pembukaan dan perluasan tambang emas ilegal di dua kabupaten tersebut disinyalir menjadi salah satu faktor utama peningkatan kasus malaria, di mana sebagian besar penderita berasal dari kalangan penambang emas," ungkap Jeane.
Dengan pelatihan intensif ini, diharapkan para kader malaria MMP dapat menjadi ujung tombak yang efektif dalam menekan angka kasus malaria di wilayah masing-masing. Kerja sama yang solid antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat sangat diperlukan untuk mencapai eliminasi malaria di Provinsi Gorontalo.
Jeane berharap para peserta pelatihan dapat mengikuti pelatihan dengan sungguh-sungguh dan mampu menerapkan ilmu yang diperoleh di lapangan. "Dengan kerja sama yang solid antara pemerintah, tenaga kesehatan dan masyarakat, kita optimis bahwa eliminasi malaria dapat kita capai," tutup Jeane.