Gotong Royong Pasca Longsor Ternate: TNI-Polri dan Warga Bersihkan Material Longsor
TNI/Polri bersama warga Ternate bahu-membahu membersihkan material longsor yang menutup akses jalan setelah robohnya pagar dan talud rumah warga, menunjukkan sinergi positif dalam penanggulangan bencana.

Bencana longsor yang terjadi di Ternate, Maluku Utara pada Minggu, 18 Mei 2025, telah mengakibatkan terhambatnya akses jalan akibat robohnya pagar dan talud rumah warga. Kejadian ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari warga setempat hingga personel TNI/Polri, yang bahu-membahu membersihkan material longsor. Gotong royong ini menjadi bukti nyata sinergi dalam penanggulangan bencana dan kepedulian sosial di tengah masyarakat.
Aksi pembersihan material longsor melibatkan puluhan warga dan personel TNI/Polri dari Koramil Pulau Hiri, Polsek Pulau Ternate, serta instansi terkait seperti Kantor Lurah Rua dan BPBD Kota Ternate. Mereka bekerja sama dengan membagi tugas sesuai sektor masing-masing untuk mengembalikan akses jalan yang terputus. Kecepatan dan inisiatif Danramil Pulau Hiri dalam membantu warga terdampak bencana juga mendapat apresiasi dari Dandim 1501/Ternate, Letkol Inf Jani Setiadi.
"Kerja bakti ini sangat membantu memperlancar aktivitas warga, khususnya pengguna jalan yang sebelumnya terhambat akibat longsor," ujar Letkol Inf Jani Setiadi. Hal senada disampaikan oleh Ainun, perwakilan warga yang menyampaikan rasa syukur atas bantuan dan kepedulian dari semua pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut. "Saya sangat bersyukur atas kepedulian dan bantuan dari semua pihak," ucapnya.
Gotong Royong sebagai Bukti Sinergi dan Kepedulian
Kegiatan gotong royong pasca longsor di Ternate ini menjadi contoh nyata sinergi yang positif antara TNI, Polri, pemerintah daerah, dan masyarakat. Kerja sama ini tidak hanya berhasil membersihkan material longsor dan memulihkan akses jalan, tetapi juga memperkuat rasa kebersamaan dan kepedulian sosial di tengah masyarakat. Kejadian ini menunjukkan bagaimana kekuatan gotong royong dapat mengatasi dampak bencana alam.
Partisipasi aktif dari berbagai elemen masyarakat dalam kegiatan ini menunjukkan kesadaran kolektif dalam menghadapi tantangan bersama. Hal ini juga menjadi cerminan dari semangat kebersamaan dan saling membantu yang tertanam kuat dalam budaya masyarakat Indonesia. Keberhasilan kerja bakti ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam menghadapi bencana serupa.
Lebih lanjut, Letkol Inf Jani Setiadi menekankan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk selalu waspada dan meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana di masa mendatang. Kerja sama dan kolaborasi yang baik antar berbagai pihak menjadi kunci dalam meminimalisir dampak negatif dari bencana.
Imbauan BMKG Terkait Potensi Cuaca Ekstrem
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas I Sultan Baabullah Ternate telah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat untuk mewaspadai potensi dampak turunan dari fenomena hidrometeorologi. Imbauan ini dikeluarkan menyusul adanya belokan dan pertemuan massa udara di sekitar wilayah Maluku Utara yang berpotensi menyebabkan cuaca ekstrem.
Kepala Stasiun BMKG Kelas I Sultan Baabullah Ternate, Sakimin, menjelaskan bahwa fenomena tersebut dapat memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan dan berdampak pada kondisi cuaca ekstrem di wilayah tersebut. Potensi cuaca ekstrem ini meliputi banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, berkurangnya jarak pandang, dan angin kencang.
Prakiraan cuaca BMKG untuk periode 15–21 Mei 2025 menunjukkan potensi hujan sedang hingga lebat di beberapa wilayah Maluku Utara, termasuk Kota Ternate. Kondisi ini diperkirakan terjadi secara fluktuatif pada pagi, siang/sore, malam, dan dini hari. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan siaga menghadapi potensi cuaca ekstrem tersebut.
Wilayah yang berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat meliputi Kabupaten Pulau Morotai, Halmahera Utara, Halmahera Barat, Halmahera Timur, Halmahera Tengah, Halmahera Selatan, Kota Ternate, Kota Tidore Kepulauan, dan Kabupaten Pulau Taliabu. Masyarakat di daerah-daerah tersebut dihimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengambil langkah-langkah antisipasi untuk mengurangi dampak negatif dari potensi cuaca ekstrem.
Longsor di Ternate menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Gotong royong yang dilakukan oleh TNI/Polri dan warga setempat menjadi contoh nyata bagaimana kerja sama dan kepedulian dapat meringankan dampak bencana. Sementara itu, imbauan BMKG terkait potensi cuaca ekstrem juga menjadi peringatan bagi masyarakat untuk selalu waspada dan siaga.