Jatim Distribusikan 870.000 Dosis Vaksin PMK, Upaya Kendalikan Wabah Nasional
Pemerintah Provinsi Jawa Timur mendistribusikan 870.000 dosis vaksin PMK ke 38 kabupaten/kota untuk menekan penyebaran wabah PMK yang berdampak signifikan pada populasi ternak nasional.
![Jatim Distribusikan 870.000 Dosis Vaksin PMK, Upaya Kendalikan Wabah Nasional](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/11/191646.849-jatim-distribusikan-870000-dosis-vaksin-pmk-upaya-kendalikan-wabah-nasional-1.jpg)
Surabaya, 11 Februari 2025 - Provinsi Jawa Timur (Jatim) mengambil langkah signifikan dalam upaya pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dengan mendistribusikan 870.000 dosis vaksin PMK ke seluruh kabupaten/kota di wilayahnya. Pendistribusian vaksin ini merupakan tindak lanjut dari penetapan status keadaan darurat bencana non-alam akibat PMK di Jatim pada Januari lalu.
Distribusi Vaksin dan Dukungan Pemerintah
Pendistribusian vaksin dilakukan secara simbolis oleh Penjabat Gubernur Jatim, Adhy Karyono, kepada lima daerah perwakilan. Kabupaten Pamekasan menerima 14.500 dosis, Kabupaten Kediri 28.750 dosis, Kabupaten Bojonegoro 25.250 dosis, Kota Probolinggo 1.600 dosis, dan Kabupaten Pasuruan 18.000 dosis. Total vaksin yang didistribusikan hari ini mencapai 520.000 dosis, dengan tambahan 350.000 dosis yang akan didistribusikan dalam tahap kedua. Vaksin ini merupakan bagian dari total 1,7 juta dosis yang diterima Jatim dari Kementerian Pertanian (Kementan).
Adhy Karyono menjelaskan bahwa Jatim telah memiliki total 2,2 juta dosis vaksin PMK, namun kebutuhan tahunan mencapai 6,6 juta dosis. Oleh karena itu, masih dibutuhkan 4,4 juta dosis lagi untuk menekan penyebaran wabah secara efektif. Beliau juga mengimbau pemerintah kabupaten/kota untuk mengalokasikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) guna mendukung upaya penanggulangan PMK.
Partisipasi Masyarakat dan Solusi Jangka Panjang
Selain mengandalkan bantuan pemerintah, Adhy Karyono juga mengajak masyarakat, khususnya para peternak, untuk melakukan vaksinasi mandiri. Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) di Jatim menyediakan vaksin dengan harga terjangkau, sehingga peternak, terutama yang tergabung dalam perusahaan atau koperasi, diharapkan dapat turut serta dalam upaya vaksinasi massal ini. Hal ini dinilai penting mengingat Jatim memiliki populasi sapi potong dan perah terbesar di Indonesia, mencapai 3,3 juta ekor, yang berkontribusi besar terhadap populasi nasional.
"Daripada melihat nilai jual sapi atau kambing yang mahal, lebih bagus alokasikan sedikit untuk menyelesaikan PMK," ujar Adhy Karyono menekankan pentingnya peran aktif peternak dalam mengatasi wabah ini.
Dampak Nasional dan Upaya Kolaboratif
Penanganan wabah PMK di Jatim memiliki dampak signifikan secara nasional karena provinsi ini menjadi pusat distribusi ternak terbesar di Indonesia. Oleh karena itu, keberhasilan vaksinasi di Jatim akan berpengaruh pada pengendalian wabah di seluruh Indonesia. Pemerintah pusat, melalui Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan RI Agung Suganda, menyatakan komitmennya untuk mendukung upaya pengendalian wabah PMK di Jatim dengan memberikan alokasi vaksin sebanyak 1,7 juta dosis dari total alokasi nasional 4 juta dosis.
Agung Suganda juga mengapresiasi langkah Pemprov Jatim yang menetapkan status darurat bencana non-alam, sehingga memungkinkan akses anggaran untuk pengadaan vaksin. Ia menekankan pentingnya gotong royong dan strategi vaksinasi serentak untuk mengendalikan penyebaran virus PMK.
Distribusi Obat-obatan Pendukung
Selain vaksin, Pemprov Jatim juga mendistribusikan obat-obatan untuk penanganan PMK dan penyakit ikutannya, antara lain 10.000 botol Analgesik, 11.000 botol Antihistamin, 11.000 botol Vitamin ATP, dan 8.500 botol Vitamin ADE. Langkah komprehensif ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menangani wabah PMK dan melindungi populasi ternak di Jawa Timur.