KB Jangka Panjang Gratis: Bukti Negara Hadir untuk Keluarga Berkualitas di Indonesia
Program KB jangka panjang gratis di Indonesia, bukti nyata negara hadir dalam mewujudkan keluarga berkualitas dengan menekan angka 2,9 juta anak yang kehilangan peran ayah.

Majalengka, Jawa Barat, 22 April 2025 - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN, Wihaji, menegaskan bahwa layanan kontrasepsi atau KB jangka panjang gratis merupakan bukti nyata komitmen pemerintah dalam membangun keluarga berkualitas di Indonesia. Pernyataan ini disampaikan dalam kegiatan pelayanan KB vasektomi/metode operasi pria (MOP) di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, yang juga mencatatkan rekor MURI.
Pelayanan KB gratis ini dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia selama dua hari, 21-22 April 2025, dan berhasil mendapatkan penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai pelayanan vasektomi serentak dengan jumlah akseptor terbanyak, yaitu 2.000 orang. Wihaji menekankan pentingnya program ini, mengingat biaya KB jangka panjang cukup tinggi, sekitar 3,8 juta rupiah per orang. Dengan program ini, pemerintah menanggung seluruh biaya, mulai dari dokter, obat-obatan, hingga insentif bagi akseptor.
Program ini bukan hanya sekadar menyediakan layanan kesehatan reproduksi, tetapi juga merupakan wujud nyata negara hadir untuk membantu masyarakat membangun keluarga yang berkualitas. Hal ini meliputi pengaturan jumlah anak, jarak kelahiran, dan perencanaan kehamilan yang matang. Lebih jauh lagi, program ini bertujuan untuk meningkatkan peran ayah dalam pengasuhan anak, mengingat data UNICEF menunjukkan angka fatherless yang cukup tinggi di Indonesia, sekitar 20,9 persen atau 2,9 juta anak usia dini dari total 30,83 juta anak.
Meningkatkan Peran Ayah dan Keluarga Berkualitas
Wihaji menambahkan bahwa pelayanan vasektomi serentak ini memiliki tiga tujuan utama. Pertama, meningkatkan jumlah pria yang menjadi akseptor KB secara sukarela dan sadar. Kedua, meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya peran ayah dalam pengasuhan anak. Ketiga, memperkuat kemitraan antara pemerintah, komunitas, dan lembaga mitra dalam mendukung ketahanan keluarga. Ia juga menyampaikan apresiasinya terhadap para peserta vasektomi, menyebutnya sebagai persembahan 'Kartinimu' dari para ayah untuk menghormati para ibu.
Peluncuran program Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) pada 21 April 2025, bertepatan dengan Hari Kartini, semakin memperkuat komitmen pemerintah dalam hal ini. GATI diharapkan dapat mendorong peran aktif para ayah dalam keluarga. Syarat untuk mengikuti program vasektomi ini cukup ketat, meliputi usia minimal 35 tahun dan sehat, persetujuan istri, minimal memiliki dua anak, dan anak kedua atau terkecil berusia minimal tiga tahun.
Rendahnya angka partisipasi pria dalam program KB menjadi perhatian serius pemerintah. Data Pemutakhiran Pendataan Keluarga (PK) 2024 menunjukkan hanya 2,1 persen pria yang ber-KB, dengan persentase kesertaan vasektomi hanya 0,1 persen. Data dari Sistem Informasi Keluarga (SIGA) 2024 mencatat angka sedikit lebih tinggi, yaitu 3,73 persen, dengan persentase kesertaan vasektomi 0,13 persen. Hal ini menunjukkan masih banyak ruang untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi pria dalam program KB.
Pelayanan KB Metode Operasi Wanita (MOW)
Selain vasektomi, program ini juga mencakup pelayanan KB metode operasi wanita (MOW) atau tubektomi. Di Kabupaten Majalengka, sebanyak 300 orang mengikuti program tubektomi. Program KB jangka panjang gratis ini diharapkan dapat terus meningkatkan kualitas keluarga Indonesia dan mengurangi angka fatherless yang cukup mengkhawatirkan. Dengan dukungan pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat, diharapkan program ini dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
"Yang penting ini pelayanan gratis, bukti bahwa negara hadir, karena pembiayaannya (KB jangka panjang) itu lumayan, per orang sekitar 3,8 juta. Sedangkan ini per orang gratis, dan ini dari negara, dari pemerintah. Pembiayaan ditanggung untuk macam-macam, mulai dari dokter, obat, untuk insentif para akseptornya, untuk pelayanan dan sebagainya," ujar Menteri Wihaji.
Dengan adanya program ini, diharapkan semakin banyak pasangan usia subur yang dapat merencanakan kehamilan dengan lebih baik, sehingga tercipta keluarga yang sehat, berkualitas, dan sejahtera.