Menkes Dukung Pembatasan Medsos Anak: Cegah Dampak Negatif Mental dan Fisik
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mendukung pembatasan akses media sosial anak di Indonesia karena dampak negatifnya terhadap kesehatan mental dan perkembangan anak, didukung juga oleh Menteri Kominfo.
Jakarta, 2 Februari 2024 - Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin menyatakan dukungannya terhadap upaya membatasi akses anak-anak Indonesia ke media sosial. Hal ini disampaikan Menkes Budi di Jakarta, Minggu lalu, saat kegiatan Karya Cipta Lagu Pembelajaran Anak Usia Dini (Kicau). Beliau menekankan dampak negatif media sosial terhadap kesehatan mental dan perkembangan anak.
Menkes Budi menjelaskan bahwa paparan media sosial yang berlebihan dapat memicu gangguan mental pada anak. Konten negatif seperti bullying atau ajakan melakukan hal-hal yang tidak benar menjadi faktor utama. Dampaknya, tidak hanya pada kesehatan mental anak, tetapi juga aspek psikomotorik dan perkembangan verbal.
"Kenapa kami di Kementerian Kesehatan sangat mendukung pembatasan akses anak ke media sosial? Karena masalah kesehatan mental dan jiwa anak sudah sangat mengkhawatirkan," tegas Menkes Budi. Beliau juga menyoroti peningkatan kasus speech delay (keterlambatan bicara) pada anak, yang menurutnya, seringkali disebabkan oleh waktu yang terlalu banyak dihabiskan untuk menatap gadget daripada berinteraksi sosial.
Lebih lanjut, Menkes Budi mengungkapkan rencana Kementerian Kesehatan untuk memasukkan skrining kesehatan jiwa anak dalam program Pemeriksaan Kesehatan Gratis Hari Ulang Tahun. "Ke depannya, kita akan segera mulai melakukan skrining kesehatan jiwa di program cek kesehatan gratis bagi anak-anak," ujarnya. Langkah ini diharapkan dapat mendeteksi dini gangguan mental pada anak.
Dukungan terhadap pembatasan akses media sosial ini juga datang dari Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Meutya Hafid. Menkominfo menekankan perlunya regulasi untuk melindungi anak dari konten negatif di dunia maya, mengingat kompleksnya ancaman kejahatan digital terhadap anak. "Keamanan dan perlindungan anak di dunia digital sangat penting," kata Meutya Hafid.
Kedua menteri tersebut sepakat bahwa pembatasan akses media sosial merupakan langkah penting untuk melindungi kesehatan mental dan perkembangan anak di Indonesia. Pemerintah terlihat serius dalam upaya mengurangi paparan konten negatif pada anak dan mendorong pertumbuhan fisik dan mental yang sehat.
Kesimpulannya, upaya pemerintah membatasi akses anak-anak ke media sosial merupakan respon terhadap dampak negatif yang signifikan terhadap kesehatan mental dan perkembangan anak secara menyeluruh. Langkah ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan digital yang lebih aman dan mendukung tumbuh kembang anak Indonesia yang lebih optimal.