Njelajah Mbantul: Pemkab Bantul Dorong Pariwisata Berbasis Komunitas
Pemkab Bantul melalui program Njelajah Mbantul 2025, mempromosikan desa wisata berbasis komunitas untuk menarik minat wisatawan dan mengembangkan sektor pariwisata lokal.

Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, Yogyakarta, baru-baru ini menggelar kegiatan "Njelajah Mbantul Milang Kori 2025", sebuah program yang bertujuan untuk memperkenalkan berbagai objek wisata desa kepada para pelaku wisata dan biro perjalanan. Kegiatan selama tiga hari ini (14-16 Mei) mengajak para peserta untuk menjelajahi keindahan alam dan budaya pedesaan Bantul, khususnya potensi wisata berbasis komunitas atau Community Based Tourism (CBT).
Kepala Dinas Pariwisata Bantul, Saryadi, menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk mendorong pengembangan destinasi wisata yang dikelola oleh masyarakat setempat. "Melalui kegiatan ini kami mendorong pengembangan destinasi wisata yang dikelola masyarakat, desa wisata, atau sebagainya yang dikenal dengan Community Based Tourism (CBT) atau pariwisata berbasis komunitas," ujar Saryadi di Bantul, Jumat (16/5).
Para peserta, yang terdiri dari pelaku wisata, agen perjalanan, dan penyelenggara acara wisata, diajak mengunjungi beberapa desa wisata rintisan yang juga merupakan kelurahan budaya. Tujuannya adalah untuk melihat langsung potensi wisata yang ditawarkan dan bagaimana masyarakat setempat mengelola destinasi tersebut.
Menjelajahi Pesona Desa Wisata Bantul
Beberapa desa wisata yang dikunjungi dalam kegiatan Njelajah Mbantul antara lain Desa Wisata Temuwuh di Kecamatan Dlingo, Desa Wisata Trirenggo di Kecamatan Bantul, dan Desa Wisata Puncak Sosok di Kelurahan Bawuran, Pleret. Setiap desa menawarkan daya tarik unik dan khas wilayahnya masing-masing.
Di Desa Wisata Temuwuh, para peserta dapat melihat keindahan alam dan kerajinan tangan lokal. Sementara itu, Puncak Sosok menawarkan pemandangan alam Bantul dari ketinggian, memberikan pengalaman wisata yang berbeda. "Di dalam kegiatan itu, kami memperkenalkan daya tarik-daya tarik untuk berkeliling di beberapa titik destinasi desa wisata. Misalnya, di Temuwuh Dlingo untuk melihat daya tarik kerajinan, wisata alam, dan Puncak Sosok untuk melihat keindahan alam Bantul dari ketinggian," jelas Saryadi.
Selain itu, peserta juga diajak mengunjungi Desa Wisata Wukirsari Imogiri yang terkenal dengan wisata membatiknya. Kegiatan membatik di tengah suasana alam yang indah terbukti menarik minat wisatawan dari berbagai kalangan usia. "Seperti di Desa Wisata Wukirsari Imogiri itu ada wisata membatik yang memiliki daya tarik. Jadi, dalam segmen anak-anak, dewasa, orang tua, banyak yang ingin belajar bagaimana membatik dengan suasana alam yang indah," tambah Saryadi.
Kelurahan Patalan dengan sentra kerajinan, sanggar tari, dan gerobak sapi hias juga menjadi bagian dari rute Njelajah Mbantul. Potensi wisata edukasi di Patalan dinilai sangat menarik, terutama dengan adanya pilihan berkeliling menggunakan gerobak sapi hias.
Pariwisata Berbasis Komunitas: Tren dan Potensi
Saryadi menekankan bahwa kegiatan Njelajah Mbantul juga bertujuan untuk mendorong pengembangan pariwisata di Bantul agar tidak hanya bergantung pada destinasi yang dikelola pemerintah. Pariwisata berbasis komunitas dinilai memiliki potensi besar untuk meningkatkan daya tarik wisata di Bantul.
Tren wisata saat ini menunjukkan peningkatan minat wisatawan terhadap potensi alam dan wisata berbasis kreativitas serta budaya. Dengan demikian, pengembangan desa wisata berbasis komunitas sejalan dengan perkembangan tren tersebut dan dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
"Saya kira ini bisa menjadi sebuah paket wisata yang menarik. Karena itu, kami perkenalkan ke teman-teman biro perjalanan, agar barangkali mereka tertarik untuk menjual potensi wisata ini terhadap tamu wisatawan," pungkas Saryadi. Harapannya, dengan promosi yang intensif, desa wisata di Bantul dapat semakin dikenal dan dikunjungi wisatawan, sehingga mampu meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
Kegiatan Njelajah Mbantul diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk pengembangan pariwisata berkelanjutan di Bantul, yang melibatkan dan memberdayakan masyarakat lokal.