Pasaman Targetkan Produksi Kakao 13.213 Ton di 2025, Harga Tinggi Dorong Peningkatan Produksi
Pemerintah Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, optimis mencapai target produksi kakao 13.213 ton pada 2025, didorong harga jual tinggi dan peningkatan luas lahan tanam.

Pemerintah Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, menargetkan peningkatan signifikan produksi biji kakao hingga mencapai 13.213 ton pada tahun 2025. Target ambisius ini didasarkan pada tren positif produksi tahun lalu dan harga jual yang menguntungkan petani. Bupati Pasaman, Sabar AS, menyatakan komitmen pemerintah daerah untuk mendukung petani kakao melalui berbagai program peningkatan produktivitas.
Produksi biji kakao di Pasaman pada tahun 2024 lalu tercatat sebesar 12.954 ton. Angka ini menunjukkan peningkatan yang cukup pesat, terutama pada triwulan II, III, dan IV. Kenaikan ini dipicu oleh peningkatan harga jual biji kakao kering di tingkat petani, yang saat ini berkisar antara Rp140.000 hingga Rp150.000 per kilogram. Hal ini mendorong petani untuk meningkatkan luas lahan tanam dan perawatan tanaman kakao mereka.
Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Pasaman, Tjatur Supriadi, menjelaskan bahwa peningkatan produksi kakao tak lepas dari harga jual yang tinggi. Luas lahan perkebunan kakao di Kabupaten Pasaman saat ini mencapai 18.838 hektare, dengan produktivitas rata-rata 882 kilogram per hektare. Target produksi 13.213 ton di tahun 2025, menurut Tjatur, sangat realistis mengingat tren positif yang ada dan antusiasme petani dalam meningkatkan produksi.
Meningkatnya Produksi dan Peran Petani
Peningkatan produksi kakao di Pasaman tidak terlepas dari peran aktif para petani. Tercatat ada 17.088 kepala keluarga yang berprofesi sebagai petani kakao, tersebar di 12 kecamatan. Kecamatan Padang Gelugur menjadi penyumbang produksi terbesar tahun lalu, mencapai 2.349 ton, diikuti oleh Kecamatan Rao Selatan (1.774 ton) dan Kecamatan Simpati (1.653 ton).
Pemerintah Kabupaten Pasaman berkomitmen untuk terus memberikan dukungan kepada para petani. Dukungan tersebut berupa edukasi dan pelatihan dalam meningkatkan produktivitas, mulai dari pemilihan bibit unggul hingga penanganan hama penyakit. Selain itu, pemerintah juga berupaya untuk mendapatkan bantuan dari Kementerian Pertanian berupa bibit dan peralatan pengering biji kakao.
Tjatur Supriadi menambahkan, "Kita juga mengusulkan kepada Kementerian Pertanian agar bisa memberikan perhatian kepada petani dalam bentuk bantuan program baik bibit maupun peralatan pengering biji kakao. Sehingga bisa membantu petani meningkatkan produksinya." Hal ini diharapkan dapat semakin meningkatkan kesejahteraan para petani kakao di Pasaman.
Tantangan dan Harapan Petani
Meskipun produksi kakao di Pasaman menunjukkan tren positif, masih ada tantangan yang dihadapi para petani. Salah satu petani, Hadi Irpandi (28) dari Nagari Panti Selatan, mengungkapkan perlunya penyuluhan lebih intensif mengenai penanganan hama penyakit kakao. "Masih banyak para petani yang belum paham tentang penanganan hama (penyakit) kakao. Baik tupai, ulat maupun hama jenis lainnya. Karena dapat merusak tanaman maupun buah kakao hingga busuk. Akhirnya petani banyak dirugikan," ujar Hadi.
Hadi juga berharap agar pemerintah dapat menjaga stabilitas harga kakao agar tetap menguntungkan petani. "Saat ini kami petani mulai merasakan keuntungan dengan harga Rp150 ribu per kilogram. Sebab biaya operasional pertanian kakao yang tinggi bisa tertutupi. Kemudian juga bantuan peralatan pengolahan biji kakao dari pemerintah juga sangat diharapkan," tambahnya.
Dengan target produksi yang tinggi dan dukungan dari pemerintah, diharapkan produksi kakao di Kabupaten Pasaman akan terus meningkat dan memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah serta kesejahteraan para petani. Perhatian terhadap penanganan hama dan stabilitas harga menjadi kunci keberhasilan dalam mencapai target produksi tersebut.