Pemerintah Bahas Pola Kerja Fleksibel Lebaran 2025: Siap Atur Arus Mudik dan Balik
Pemerintah sedang membahas penerapan pola kerja fleksibel (FWA) bagi ASN selama libur Lebaran 2025, mempertimbangkan dinamika arus mudik dan balik serta efisiensi kerja.

Pemerintah tengah mempertimbangkan penerapan sistem kerja fleksibel atau flexible working arrangement (FWA) bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) selama libur nasional dan cuti bersama Idulfitri 1446 Hijriah atau tahun 2025. Pembahasan ini dilakukan untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas selama arus mudik dan balik Lebaran. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Rini Widyantini, menyatakan kebijakan ini akan bersifat situasional dan mempertimbangkan berbagai masukan dari berbagai pihak.
Keputusan mengenai pola kerja fleksibel ini akan diumumkan melalui Surat Edaran. Surat edaran tersebut akan mengatur secara detail pelaksanaan FWA selama periode libur Lebaran. Pembahasan melibatkan berbagai stakeholder, termasuk Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Perhubungan, dan pihak-pihak terkait lainnya untuk memastikan kelancaran arus mudik dan balik.
"Nanti akan kami terbitkan Surat Edaran terkait pola kerja kedinasan secara fleksibel/FWA dan sistem kerja saat libur nasional dan cuti bersama Idulfitri 1446 H/2025. Itu sifatnya situasional, berdasarkan masukan dan pembahasan bersama instansi dan stakeholder terkait," jelas Menteri PANRB Rini Widyantini dalam keterangannya di Jakarta.
Pola Kerja Fleksibel dan Aturan yang Berlaku
Penerapan FWA didasarkan pada beberapa faktor penting, antara lain peningkatan efisiensi kerja, peningkatan kesejahteraan pegawai, serta pemanfaatan teknologi terkini. Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 21 Tahun 2023 tentang Hari Kerja dan Jam Kerja Instansi Pemerintah dan Pegawai ASN mengatur pelaksanaan FWA, baik dalam hal fleksibilitas lokasi maupun waktu. Terdapat dua jenis pelaksanaan FWA, yaitu fleksibilitas lokasi dan fleksibilitas waktu.
Menteri Rini menjelaskan bahwa FWA merupakan terminologi yang lebih komprehensif dibandingkan dengan work from anywhere (WFA). Perpres Nomor 21 Tahun 2023 tidak secara spesifik mengatur WFA, namun pengaturan FWA memungkinkan pegawai bekerja dari rumah atau lokasi lain yang telah ditentukan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK).
Meskipun demikian, penerapan FWA tetap memperhatikan beberapa ketentuan. Kualitas pelayanan publik harus tetap terjaga, dan FWA tidak boleh mengurangi kualitas tersebut. Beberapa kriteria pegawai juga perlu diperhatikan, seperti pegawai yang tidak sedang menjalani hukuman disiplin dan bukan pegawai baru.
Kriteria Pekerjaan dan Kewajiban Pegawai
Tidak semua pekerjaan cocok untuk sistem FWA. Pekerjaan yang sesuai dengan sistem ini adalah pekerjaan yang dapat dilakukan di luar kantor, dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, memiliki interaksi tatap muka yang minimal, dan bersifat mandiri atau tidak memerlukan supervisi secara terus menerus.
Meskipun diberikan fleksibilitas, pegawai tetap memiliki kewajiban untuk memenuhi jam kerja mingguan sesuai Perpres Nomor 21 Tahun 2023, yaitu 37,5 jam dalam 5 hari kerja. Mereka juga wajib melaporkan hasil kinerja harian dan memastikan pencapaian target kinerja, efektivitas pelayanan publik, dan penyelenggaraan pemerintahan tetap terjaga.
"Yang terpenting dari pelaksanaan FWA adalah kualitas terhadap pelayanan yang kita berikan kepada masyarakat tidak berkurang. Jadi dukungan kemajuan teknologi kemudian juga mindset itu yang menjadi kekuatan untuk FWA ini bisa berjalan secara optimal," tegas Menteri Rini.
Kesimpulannya, pemerintah berupaya menyeimbangkan kebutuhan untuk memberikan fleksibilitas kepada ASN dengan tetap memastikan kualitas pelayanan publik dan efektivitas kinerja pemerintahan. Pembahasan mengenai pola kerja fleksibel selama Lebaran 2025 masih terus berlanjut, dengan mempertimbangkan berbagai faktor dan masukan dari berbagai pihak terkait.