Pemprov Aceh Imbau Travel Umrah Gunakan Bandara SIM, Lebih Efisien dan Berdampak Positif
Pemerintah Aceh mengimbau travel umrah memberangkatkan jamaah melalui Bandara SIM Blang Bintang untuk efisiensi waktu dan dampak positif ekonomi Aceh.

Pemerintah Aceh secara resmi mengimbau seluruh travel umrah di provinsi tersebut untuk memberangkatkan jamaah umrah melalui Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) di Blang Bintang, Aceh Besar. Imbauan ini disampaikan langsung oleh Plt. Sekda Aceh, M Nasir, pada Selasa, 22 April 2024, usai melantik Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Aceh tahun 1446 H/2025 M di Asrama Haji Embarkasi Aceh, Banda Aceh. Imbauan ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi waktu perjalanan dan memberikan dampak positif bagi perekonomian Aceh.
Selama ini, banyak travel umrah yang memilih memberangkatkan jamaah melalui Bandara Kualanamu di Medan, Sumatera Utara, bahkan ada yang melalui penerbangan dari Malaysia. Hal ini dinilai kurang efisien dan merugikan potensi ekonomi lokal Aceh. Plt. Sekda Aceh menekankan pentingnya penggunaan Bandara SIM sebagai pintu keberangkatan umrah bagi warga Aceh.
M Nasir menjelaskan, "Kita mengimbau agar travel penyelenggara umrah memberangkatkan jamaahnya melalui Bandara SIM." Ia menambahkan bahwa Bandara SIM memiliki lokasi yang strategis, dengan waktu tempuh penerbangan ke Arab Saudi hanya sekitar tujuh hingga delapan jam. Kedekatan geografis Bandara SIM dengan Makkah juga menjadi pertimbangan utama, karena lebih cepat dibandingkan dengan keberangkatan dari bandara di Sumatera Utara atau Kuala Lumpur.
Bandara SIM: Solusi Efisien dan Pendorong Ekonomi Aceh
Pemerintah Aceh melihat Bandara SIM sebagai solusi yang efisien untuk keberangkatan jamaah umrah. Waktu tempuh yang lebih singkat berdampak pada penghematan biaya dan waktu bagi jamaah. Selain itu, penggunaan Bandara SIM juga akan memberikan dampak positif bagi perekonomian Aceh. Dengan meningkatnya jumlah penerbangan umrah dari Bandara SIM, maka akan berdampak pada peningkatan aktivitas ekonomi di sekitar bandara dan wilayah Aceh secara keseluruhan.
Plt. Sekda Aceh menjelaskan lebih lanjut, "Kemudian, juga lebih dekat kalau dari Banda Aceh ke Makkah, lebih cepat dibandingkan dari bandara di Sumatera Utara maupun Kuala Lumpur." Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah Aceh untuk mendukung perkembangan sektor penerbangan dan pariwisata di daerah tersebut.
Pemerintah Aceh optimistis bahwa dengan penggunaan Bandara SIM, akan meningkatkan jumlah jamaah umrah dari Aceh dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian daerah. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah Aceh untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai sektor, termasuk sektor pariwisata dan penerbangan.
Langkah Konkret Pemprov Aceh
Sebagai langkah konkret, Pemerintah Aceh berencana untuk segera memanggil para travel umrah untuk berdiskusi dan mencari solusi bersama. Pertemuan ini diharapkan dapat menghasilkan kesepakatan agar travel umrah bersedia menawarkan paket perjalanan umrah melalui Bandara SIM.
M Nasir menyatakan, "Dalam waktu dekat, kita segera memanggil pada travel umrah untuk duduk bersama membahas permasalahan ini, dengan harapan adanya solusi bersama, dan mereka mau membuka paket perjalanan umrah dari bandara SIM." Ia menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah dan travel umrah untuk mencapai tujuan bersama, yaitu meningkatkan efisiensi dan memberikan dampak positif bagi perekonomian Aceh.
Dengan adanya kerja sama yang baik, diharapkan akan tercipta sinergi yang positif antara pemerintah dan pihak swasta dalam memajukan sektor pariwisata dan perekonomian Aceh. Pemerintah Aceh optimistis bahwa Bandara SIM akan menjadi pilihan utama bagi travel umrah di masa mendatang.
"Kita berencana memanggil travel untuk mendiskusikan dengan mereka agar bisa diberangkatkan dari SIM. Apalagi ini juga akan berimbas positif bagi denyut perekonomian masyarakat," tutup M Nasir.