Pupuk Organik Mikroba: Solusi Dongkrak Produktivitas Jagung di Bengkayang
Pemerintah Bengkayang dan Polres Bengkayang berkolaborasi meningkatkan produktivitas jagung melalui pupuk organik mikroba, yang diklaim mampu meningkatkan hasil panen hingga tiga kali lipat.

Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, tengah berupaya meningkatkan produktivitas jagung melalui inovasi penggunaan pupuk organik mikroba. Inovasi ini, dikembangkan oleh Prof. Dr. Ir. Ali Zum Mashar dari Institut Pertanian Bogor (IPB), diklaim mampu mendongkrak hasil panen hingga tiga kali lipat. Upaya ini melibatkan pemerintah daerah dan Polres Bengkayang dalam mendukung program ketahanan pangan nasional.
Penggunaan pupuk mikroba ini telah diujicobakan dan menunjukkan hasil yang signifikan. Menurut Prof. Ali, produktivitas jagung dapat meningkat hingga 2 sampai 3 kali lipat dibandingkan metode konvensional. Jagung lokal yang biasanya menghasilkan maksimal 12 biji per baris, kini dapat menghasilkan 18 hingga 22 biji per baris. Hal ini berdampak pada peningkatan produksi jagung dari rata-rata 4,9 ton per hektar menjadi minimal 9 ton, bahkan hingga 15-18 ton jika petani mengikuti standar operasional prosedur (SOP) yang telah ditetapkan.
Inovasi ini tidak hanya berfokus pada pupuk, tetapi juga pada metode penanaman yang optimal. Jarak tanam yang disarankan sekitar 70-80 centimeter untuk memastikan penyerapan nutrisi dari pupuk mikroba secara maksimal. Meskipun demikian, tantangan tetap ada, terutama terkait kondisi cuaca yang tidak menentu, yang dapat mempengaruhi masa tanam dan hasil panen.
Meningkatkan Produktivitas dan Ketahanan Pangan
Penerapan pupuk organik mikroba ini merupakan bagian dari strategi pemerintah Bengkayang untuk meningkatkan ketahanan pangan. "Dengan memanfaatkan pupuk mikroba Google, hasilnya produktivitas jagung dapat meningkat hingga 2 sampai 3 kali lipat dibandingkan hasil panen konvensional," jelas Prof. Ali. Ia menambahkan bahwa jaminan peningkatan produksi menjadi salah satu kunci keberhasilan program ini.
Selain peningkatan hasil panen, program ini juga berfokus pada percepatan alih teknologi dan transformasi pertanian. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan petani dalam menghadapi perubahan iklim dan meningkatkan produktivitas pertanian secara berkelanjutan. Peningkatan kapasitas petani menjadi kunci keberhasilan jangka panjang program ini.
Polres Bengkayang turut berperan aktif dalam mendukung program ini. "Metode ini sebagai salah satu upaya untuk mendukung program ketahanan pangan nasional yang dilakukan di Kabupaten Bengkayang," ujar Kapolres Bengkayang AKBP Teguh Nugroho. Keterlibatan kepolisian menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung program ketahanan pangan di tingkat daerah.
Infrastruktur Pendukung Ketahanan Pangan
Sebagai bagian dari upaya peningkatan ketahanan pangan, Polres Bengkayang juga membangun Pabrik dan Gudang pengolahan Jagung “Pangan Merah Putih”. Pabrik yang dibangun di atas lahan seluas 6 hektare ini memiliki kapasitas pengolahan 300 ton jagung per hari dan gudang penyimpanan 5.000 ton. Pembangunan yang telah mencapai 55 persen ini ditargetkan rampung pada minggu ketiga Mei 2025.
Pembangunan pabrik dan gudang ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani dan menurunkan angka kriminalitas di wilayah Bengkayang. Integrasi program ini dengan upaya peningkatan ekonomi masyarakat menunjukkan pendekatan holistik dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kerja sama yang sinergis antara Polres Bengkayang dan TNI juga terlihat dalam pemanfaatan lahan milik Lanud Harry Hadisoemantri untuk mendukung program ketahanan pangan nasional. Kolaborasi antar instansi pemerintah menjadi kunci sukses dalam pelaksanaan program ini.
Tantangan ke depan tetap ada, terutama dalam mengantisipasi perubahan iklim dan memastikan keberlanjutan program. Namun, dengan inovasi pupuk organik mikroba dan dukungan infrastruktur yang memadai, Bengkayang optimistis dapat meningkatkan produktivitas jagung dan ketahanan pangan nasional.