TPS Surabaya Terapkan Pelindo Bersih: Anti-Pungli dan Gratifikasi Jelang Lebaran
PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS) berkomitmen pada Pelindo Bersih untuk mencegah pungli dan gratifikasi, khususnya menjelang Idul Fitri dengan sosialisasi dan teknologi digital.

PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS) gencar memberantas pungutan liar (pungli) dan gratifikasi dengan menerapkan program Pelindo Bersih. Upaya ini dilakukan untuk menciptakan lingkungan pelabuhan yang bersih dan transparan, khususnya menjelang peningkatan aktivitas logistik pada musim Lebaran. Direktur Utama TPS, Wahyu Widodo, menegaskan komitmen perusahaan dalam mewujudkan pelabuhan yang bersih dan bebas dari praktik-praktik koruptif.
Sosialisasi anti-pungli dilakukan secara intensif kepada para pengemudi truk yang beroperasi di TPS. Para pengemudi diberikan informasi mengenai saluran pelaporan jika mereka menemukan indikasi pungli. Selain sosialisasi, TPS juga membuka dialog langsung dengan para pengemudi untuk mendengarkan keluhan dan kendala operasional mereka. Hal ini bertujuan untuk menciptakan solusi yang efektif dan mencegah potensi pungli.
Langkah konkret lainnya adalah pembagian stiker berisi informasi kanal pelaporan pungli atau whistle blowing systems. Stiker tersebut juga memuat berbagai saluran pengaduan yang terhubung langsung dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), memastikan kerahasiaan identitas pelapor dan menjamin tindak lanjut atas setiap laporan yang masuk. Wahyu Widodo menekankan pentingnya upaya ini, terutama menjelang Idul Fitri, karena peningkatan aktivitas logistik berpotensi menimbulkan gesekan dan praktik-praktik yang melanggar ketentuan.
Sosialisasi dan Dialog dengan Pengemudi Truk
TPS Surabaya melaksanakan sosialisasi kepada para pengemudi truk untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya pungli dan gratifikasi. Dalam sosialisasi tersebut, dijelaskan berbagai saluran pelaporan yang tersedia, termasuk website, nomor telepon, WhatsApp, faksimile, email, dan surat menyurat. Tujuannya adalah untuk memberikan kemudahan bagi pengemudi dalam melaporkan setiap indikasi pelanggaran.
Selain sosialisasi, TPS juga membuka ruang dialog dengan para pengemudi. Dialog ini bertujuan untuk mendengarkan langsung keluhan dan kendala yang dihadapi para pengemudi dalam menjalankan operasionalnya di TPS. Dengan demikian, TPS dapat mengidentifikasi potensi masalah dan mencari solusi yang tepat untuk mencegah terjadinya pungli.
Setiap sesi sosialisasi diakhiri dengan pembagian stiker yang berisi informasi penting mengenai saluran pengaduan. Stiker ini berfungsi sebagai pengingat bagi para pengemudi untuk mendukung praktik Pelindo Bersih dan melaporkan setiap indikasi pungli atau pelanggaran lainnya.
Penerapan Teknologi Digital untuk Transparansi dan Efisiensi
Sebagai upaya untuk mengurangi potensi pungli dan meningkatkan transparansi, TPS juga menerapkan berbagai sistem teknologi digital. Sistem-sistem ini dirancang untuk mempermudah transaksi dan meminimalkan kontak langsung antara petugas dan pengemudi truk, sehingga mengurangi potensi terjadinya praktik-praktik yang tidak diinginkan.
Beberapa sistem yang diterapkan antara lain pembuatan job order atau e-CEIR, automatisasi gerbang (gate automation), CDR online, serta sistem VMT pada RTG. Sistem-sistem ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi operasional dan meminimalisir potensi terjadinya pungli.
Dengan otomatisasi berbagai proses, diharapkan transparansi dan efisiensi operasional di TPS dapat ditingkatkan. Hal ini juga akan membantu mencegah terjadinya praktik-praktik pungli dan gratifikasi.
Penerapan teknologi digital ini merupakan bagian dari komitmen TPS untuk mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik dan bersih. Dengan demikian, TPS berupaya untuk memberikan layanan yang terbaik kepada pengguna jasa dan mencegah terjadinya praktik-praktik yang merugikan.
Komitmen TPS dalam memberantas pungli dan gratifikasi merupakan langkah penting dalam menciptakan lingkungan pelabuhan yang bersih dan transparan. Upaya ini tidak hanya melindungi pengguna jasa, tetapi juga menjaga reputasi dan integritas perusahaan.