Trauma Healing untuk Anak Korban Kebakaran TPA Kendari
Kemensos bersama lembaga lainnya memberikan layanan trauma healing kepada anak-anak yang menjadi korban kebakaran di TPA Puuwatu, Kendari, untuk memulihkan kondisi psikologis mereka pasca-kejadian.

Kebakaran hebat yang menghanguskan 52 unit rumah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kelurahan Puuwatu, Kendari, Sulawesi Tenggara pada 16 Februari 2024 lalu, menyisakan duka mendalam bagi para korban, terutama anak-anak. Sebagai respon cepat, Kementerian Sosial (Kemensos) langsung bergerak memberikan layanan trauma healing untuk memulihkan kondisi psikologis mereka.
Trauma Healing untuk Pemulihan Psikologis
Tim Layanan Dukungan Psikososial (LDP) Tagana Kemensos, Beje, menjelaskan bahwa kegiatan trauma healing ini merupakan upaya untuk membantu anak-anak mengatasi gangguan psikologis pasca kebakaran. Kerja sama dengan berbagai pihak seperti Dompet Dhuafa, Gerakan Kendari Mengajar (GKM), dan Palang Merah Indonesia (PMI) Sultra, menjadi kunci keberhasilan program ini. "Jadi, trauma healing ini untuk memulihkan psikologi anak-anak pascakebakaran di sini," kata Beje.
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah mengembalikan semangat dan aktivitas anak-anak seperti sedia kala. Dengan harapan, trauma yang dialami dapat diatasi dan mereka bisa kembali menjalani kehidupan normal. "Semoga anak-anak ini kembali seperti biasa menjalani hari-harinya, dengan semangat baru, harapan baru, dan kembali aktivitas seperti biasa," ujarnya.
Metode Trauma Healing yang Diterapkan
Proses trauma healing dilakukan dengan pendekatan yang ramah anak. Tim memberikan edukasi psikologi dan berbagai permainan yang menyenangkan. "Mereka diberi edukasi dan berbagai permainan yang dilakukan bersama-sama dengan para tim, sehingga ingatan mereka tentang peristiwa kebakaran itu bisa pelan-pelan terlupakan," jelas Beje. Metode ini bertujuan untuk mengalihkan fokus anak-anak dari peristiwa traumatis dan membantu mereka memproses emosi negatif.
Pantauan di lokasi pengungsian menunjukkan kegiatan trauma healing dibagi dalam lima kelompok, masing-masing terdiri dari 5 hingga 10 anak. Permainan yang dipilih pun beragam, mulai dari ular tangga, catur, lompat tali, dan permainan lainnya yang disesuaikan dengan usia dan minat anak-anak. Hal ini bertujuan untuk menciptakan suasana yang ceria dan mendukung proses penyembuhan.
Kronologi Kebakaran di TPA Puuwatu
Sebelumnya, Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Kendari mengerahkan 30 personel untuk memadamkan api yang berkobar di kawasan TPA Puuwatu. Plt Kepala Damkar Kendari, Junaidin Umar, mengungkapkan bahwa laporan kebakaran diterima sekitar pukul 19.43 WITA. Berdasarkan informasi dari warga, kebakaran diduga disebabkan oleh arus pendek listrik atau kompor gas. Penyebab pasti masih dalam penyelidikan lebih lanjut.
Dukungan Multipihak untuk Korban Kebakaran
Kejadian kebakaran di TPA Puuwatu menyoroti pentingnya kolaborasi antar lembaga dalam penanganan bencana. Kerja sama Kemensos dengan berbagai organisasi kemanusiaan menunjukkan komitmen bersama untuk membantu korban, khususnya anak-anak yang rentan terhadap trauma. Dukungan ini diharapkan dapat mempercepat proses pemulihan dan memberikan rasa aman bagi para korban.
Layanan trauma healing ini tidak hanya berfokus pada aspek psikologis, tetapi juga memberikan dukungan sosial dan emosional bagi anak-anak. Dengan menciptakan lingkungan yang suportif dan menyenangkan, diharapkan anak-anak dapat lebih mudah mengatasi trauma yang dialaminya dan kembali beradaptasi dengan kehidupan normal. Ke depannya, diharapkan akan ada lebih banyak program serupa yang dapat menjangkau korban bencana lainnya.