Wabup Tulungagung Tinjau Lapas: Bina Warga Binaan, Wujudkan Kemandirian Pangan dan Kampung Konveksi
Wakil Bupati Tulungagung meninjau Lapas Kelas IIB Tulungagung, mengapresiasi program pembinaan warga binaan yang berfokus pada kemandirian, termasuk budidaya pangan dan pengembangan kampung konveksi.

Wakil Bupati Tulungagung, Ahmad Baharuddin, melakukan peninjauan terhadap kegiatan pembinaan warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Tulungagung pada Senin, 28 April 2023. Kunjungan ini dilakukan setelah beliau mengikuti peringatan Hari Bhakti Pemasyarakatan secara daring. Peninjauan ini bertujuan untuk melihat langsung sejauh mana program pembinaan warga binaan berjalan dan memberikan dampak positif bagi mereka serta masyarakat luas. Kegiatan ini juga menandai komitmen pemerintah daerah dalam mendukung upaya rehabilitasi dan reintegrasi sosial para narapidana.
Menurut Wabup Ahmad Baharuddin, program pembinaan yang efektif di lapas sangat penting sebagai bekal bagi warga binaan untuk kembali berdaya setelah menjalani masa hukuman. "Mudah-mudahan setelah keluar dari sini mereka punya keahlian dan kegiatan yang bisa menghasilkan," ujarnya. Beliau juga mengapresiasi upaya Lapas Tulungagung dalam mengoptimalkan sarana dan prasarana yang ada, dan menyatakan dukungan terhadap pembangunan ruang pelayanan baru di lapas. "Kalapas sudah berkoordinasi dengan Pak Bupati, tinggal menunggu realisasinya," kata beliau.
Peninjauan ini menunjukkan kepedulian pemerintah daerah terhadap nasib para warga binaan dan peran penting lapas dalam proses pembinaan dan reintegrasi sosial. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk menciptakan sistem pemasyarakatan yang lebih humanis dan efektif dalam mempersiapkan warga binaan untuk kembali ke masyarakat.
Pembinaan Warga Binaan Menuju Kemandirian
Kepala Lapas Kelas IIB Tulungagung, Ma'ruf Prasetyo Hadianto, menjelaskan bahwa pembinaan yang dilakukan di Lapas Tulungagung tidak hanya bermanfaat bagi warga binaan, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat luas. Salah satu keberhasilan yang signifikan adalah program deradikalisasi terhadap dua narapidana terorisme, yang kini telah menyatakan ikrar setia kepada NKRI. Ini menunjukkan keberhasilan lapas dalam upaya kontra-terorisme dan pencegahan radikalisme.
Lapas Tulungagung juga telah berhasil mengembangkan program kemandirian pangan melalui budidaya sayuran dan ikan. Program ini tidak hanya memenuhi sebagian kebutuhan pangan warga binaan, tetapi juga mengajarkan keterampilan bercocok tanam dan beternak yang dapat diterapkan setelah mereka bebas nanti. Keterampilan ini diharapkan dapat membantu mereka untuk mendapatkan penghasilan dan meningkatkan taraf hidup.
Dengan sistem bioflok, kolam berdiameter lima meter mampu menghasilkan panen ikan mencapai tujuh kuintal setiap dua bulan. Jenis ikan yang dibudidayakan adalah lele dan nila, sementara untuk sayuran, mereka menanam kangkung dan terong. Keberhasilan program ini menunjukkan potensi besar dalam menciptakan kemandirian pangan di dalam lapas dan dapat menjadi contoh bagi lapas lain.
Inovasi 'Kampung Konveksi' dan Kerajinan Warga Binaan
Selain bidang pangan, Lapas Tulungagung juga berinovasi dengan merintis kerja sama dengan pengusaha konveksi untuk membentuk 'kampung konveksi' di dalam lapas. Konsep ini terinspirasi dari keberhasilan program serupa di Lapas Pasuruan dan Cibinong. Jika terealisasi, program ini akan memberikan kesempatan kerja bagi sekitar 150 warga binaan, meningkatkan keterampilan mereka, dan memberikan penghasilan tambahan.
Tidak hanya fokus pada bidang pangan dan konveksi, warga binaan juga menunjukkan kreativitas dan keterampilan dalam bidang kerajinan. Hasil karya mereka, seperti lukisan, asbak marmer, pot, dan kotak tisu, telah dipamerkan di tingkat nasional di Jakarta. Hal ini menunjukkan potensi besar warga binaan dalam berkarya dan menghasilkan produk yang berkualitas, serta membuka peluang pasar bagi hasil karya mereka.
Partisipasi dalam pameran nasional ini juga menjadi bukti nyata bahwa warga binaan mampu berkontribusi positif bagi perekonomian nasional. Pameran tersebut juga menjadi ajang promosi dan pemasaran hasil karya warga binaan, yang dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka setelah bebas nanti. Hal ini juga memperkuat citra positif lapas dalam upaya pembinaan dan pemberdayaan warga binaan.
Program-program pembinaan yang dilakukan Lapas Tulungagung ini menunjukkan komitmen dalam mempersiapkan warga binaan untuk kembali ke masyarakat dengan bekal keterampilan dan kemandirian. Dukungan dari pemerintah daerah, seperti yang ditunjukkan oleh Wakil Bupati Tulungagung, sangat penting untuk keberhasilan program-program tersebut dan menciptakan sistem pemasyarakatan yang lebih efektif dan humanis.