Bali Bidik Tahta Pusat Estetika dan Kebugaran Dunia
Kemenpar berupaya menjadikan Bali sebagai pusat estetika dan kebugaran dunia dengan meningkatkan kompetensi SDM dan standar layanan, memanfaatkan aset budaya lokal, serta menyusun peta jalan jangka panjang.

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) berambisi menjadikan Bali sebagai pusat estetika dan kebugaran dunia. Upaya ini melibatkan peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) dan standar kualitas layanan di sektor tersebut. Inisiatif ini diyakini akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan memperkuat posisi Bali sebagai destinasi wisata kelas dunia.
Deputi Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenpar, Hariyanto, menjelaskan bahwa peningkatan kompetensi SDM dan standar kualitas layanan merupakan kunci utama dalam mewujudkan visi ini. Kerja sama antara Kemenpar dan Kementerian Kesehatan menjadi langkah strategis untuk mencapai tujuan tersebut, dengan fokus utama pada peningkatan kualitas layanan di Bali.
Meskipun Korea Selatan saat ini memimpin dalam layanan estetika dan kebugaran, Bali memiliki potensi besar untuk bersaing di kancah internasional. Keberadaan tradisi kebugaran lokal yang kaya dan status Bali sebagai destinasi wisata kebugaran di Indonesia menjadi modal berharga dalam pengembangan ini.
Membangun Peta Jalan Menuju Pusat Estetika dan Kebugaran
Untuk mendukung ambisi menjadikan Bali sebagai pusat estetika dan kebugaran dunia, Kemenpar akan menyusun peta jalan jangka menengah dan panjang. Peta jalan ini akan menjadi panduan komprehensif yang mencakup strategi, target, dan rencana aksi yang terukur. Hal ini penting untuk memastikan keberhasilan program dan tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam peta jalan tersebut, akan dijabarkan langkah-langkah konkret untuk meningkatkan kualitas layanan, mengembangkan SDM yang kompeten, dan mempromosikan Bali sebagai destinasi unggulan. Kolaborasi dengan berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta, akan menjadi kunci keberhasilan implementasi peta jalan ini.
Pemerintah juga akan fokus pada pengembangan regulasi yang mendukung pengembangan wisata kebugaran. Regulasi ini akan mencakup kategorisasi daya tarik wisata kebugaran, sehingga memudahkan pemerintah dalam memfokuskan peningkatan kualitas produk wisata kebugaran di Indonesia. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing Bali di pasar internasional.
Diversifikasi Wisata Kesehatan di Indonesia
Pengembangan wisata kesehatan di Indonesia hingga tahun 2025 akan difokuskan pada wisata medis dan wisata kebugaran. Kedua jenis wisata ini akan dikembangkan diversifikasinya di 10 Destinasi Pariwisata Prioritas, sesuai dengan draf rancangan teknokratik RPJMN 2025-2029. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mengembangkan sektor pariwisata kesehatan secara berkelanjutan.
Kementerian Kesehatan akan segera merumuskan rancangan regulasi untuk kategorisasi daya tarik wisata kebugaran. Regulasi ini bertujuan untuk mempermudah pemerintah dalam memfokuskan peningkatan kualitas produk wisata kebugaran. Dengan regulasi yang jelas, pengembangan wisata kebugaran dapat dilakukan secara terarah dan efektif.
Daya tarik wisata kebugaran yang telah diidentifikasi mencakup berbagai aspek, mulai dari keindahan alam hingga layanan spa dan kecantikan. Hal ini menunjukkan kekayaan potensi wisata kebugaran di Indonesia, khususnya di Bali, yang dapat dikembangkan menjadi destinasi wisata premium.
'Tentunya estetika-kebugaran akan semakin memperkaya diversifikasi produk wisata kebugaran yang sedang kami kembangkan, khususnya di bawah kategori spa, ethno-spa, dan beauty, dan Bali sangat berpotensi untuk berkembang menjadi destinasi wisata premium untuk estetika-kebugaran,' kata Hariyanto.
Dengan pengembangan yang terencana dan terintegrasi, Bali berpotensi besar untuk menjadi pusat estetika dan kebugaran dunia, menarik wisatawan premium dan berkontribusi pada perekonomian nasional.