213 Warga Situbondo Alami Diare dan ISPA Pasca Banjir Bandang
Banjir bandang di Situbondo mengakibatkan 213 warga mengalami diare, ISPA, dan penyakit lainnya; Pemkab Situbondo mendirikan 13 posko kesehatan untuk menangani korban.
![213 Warga Situbondo Alami Diare dan ISPA Pasca Banjir Bandang](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/12/000054.601-213-warga-situbondo-alami-diare-dan-ispa-pasca-banjir-bandang-1.jpg)
Banjir Situbondo: Ratusan Warga Terdampak Gangguan Kesehatan
Banjir bandang yang melanda beberapa wilayah di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, pada 3-6 Februari 2025, telah menimbulkan dampak kesehatan yang signifikan. Dinas Kesehatan (Dinkes) Situbondo mencatat sebanyak 213 warga terdampak mengalami berbagai gangguan kesehatan, termasuk diare dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Kondisi ini menyoroti pentingnya penanganan kesehatan pasca bencana alam.
Penanganan Kesehatan Pasca Banjir
Sebagai respons cepat terhadap situasi darurat kesehatan ini, Pemerintah Kabupaten Situbondo telah mendirikan 13 posko kesehatan di berbagai lokasi terdampak. Posko-posko ini beroperasi selama dua minggu, mulai tanggal 7 hingga 22 Februari 2025, untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada warga yang membutuhkan. Sebanyak sembilan posko didirikan di Kecamatan Kendit, tiga posko di Kecamatan Mlandingan, dan satu posko di Kecamatan Bungatan. Pembagian posko ini didasarkan pada jumlah warga yang terdampak, dengan Kecamatan Kendit menjadi wilayah terparah dengan hampir seribu jiwa terdampak.
Kepala Dinkes Situbondo, Sandy Hendrayono, menjelaskan bahwa berbagai penyakit pasca bencana, seperti diare, ISPA, dehidrasi, gatal-gatal, batuk, dan flu, banyak dialami warga terdampak. Pendirian posko kesehatan ini, menurutnya, sangat krusial untuk memastikan akses warga terhadap layanan kesehatan yang dibutuhkan.
Dampak Luas Banjir Bandang Situbondo
Banjir bandang tersebut tidak hanya berdampak pada kesehatan warga, tetapi juga mengakibatkan kerusakan infrastruktur yang cukup parah. Sekitar 1.280 rumah warga terdampak, dengan puluhan rumah mengalami kerusakan total. Selain rumah warga, banjir juga merusak fasilitas umum, jembatan, dan infrastruktur jalan desa di Kecamatan Kendit, Bungatan, Mlandingan, dan Banyuglugur. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Situbondo memperkirakan kerugian sementara mencapai sekitar Rp50 miliar, belum termasuk kerugian pada lahan pertanian yang terendam banjir.
Dokter Sandy menambahkan bahwa penanganan kesehatan pasca bencana menjadi prioritas utama. Tim medis di posko kesehatan memberikan layanan pengobatan dan pencegahan penyakit. Mereka juga memberikan edukasi kesehatan kepada warga untuk mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut. Upaya ini diharapkan dapat meminimalisir dampak kesehatan jangka panjang bagi warga terdampak banjir bandang.
Kesimpulan
Banjir bandang di Situbondo telah menimbulkan dampak kesehatan yang signifikan, dengan 213 warga mengalami berbagai penyakit pasca bencana. Respon cepat pemerintah dengan mendirikan 13 posko kesehatan menunjukkan komitmen dalam penanganan kesehatan darurat. Kejadian ini juga menyoroti pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam dan pentingnya akses kesehatan yang memadai bagi masyarakat, terutama dalam situasi darurat.