34 Narapidana Konghucu Dapat Remisi Imlek 2025
Sebanyak 34 narapidana Konghucu di Indonesia menerima remisi khusus Imlek 2576 Kongzili, dengan pengurangan masa pidana bervariasi dan berdampak pada penghematan anggaran negara.

Jakarta, 29 Januari 2025 - Kabar baik datang untuk 34 narapidana beragama Konghucu di Indonesia. Mereka menerima remisi khusus (RK) Imlek 2576 Kongzili yang jatuh pada tanggal 29 Januari 2025. Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas), Agus Andrianto, menyampaikan informasi ini melalui keterangan tertulis.
Menurut keterangan resmi, ke-34 narapidana tersebut tersebar di berbagai wilayah Indonesia dan mendapatkan remisi kategori I, berupa pengurangan sebagian masa pidana. Besaran remisi bervariasi, mulai dari 15 hari hingga 2 bulan. Kepulauan Bangka Belitung menjadi daerah dengan jumlah penerima remisi terbanyak, yaitu 12 narapidana, disusul Kalimantan Barat (7 narapidana) dan Jawa Tengah (3 narapidana).
Data Sistem Database Pemasyarakatan per 17 Januari 2025 mencatat total 272.106 tahanan, anak, narapidana, dan anak binaan di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, hanya 52 orang yang beragama Konghucu. Pemberian remisi ini memberikan dampak positif terhadap anggaran negara. Agus Andrianto menjelaskan bahwa remisi khusus Imlek tahun ini berhasil menghemat anggaran negara sebesar Rp18.615.000,00 yang seharusnya dialokasikan untuk biaya makan narapidana.
Pemberian remisi ini didasari oleh beberapa regulasi, termasuk Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan, Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 dan perubahannya, serta Keputusan Presiden Nomor 174 Tahun 1999 tentang Remisi. Menteri Imipas menekankan bahwa remisi diberikan sebagai apresiasi atas upaya narapidana dalam memperbaiki diri melalui program pembinaan yang telah dijalani selama masa tahanan.
Sistem pemasyarakatan Indonesia, menurut Agus, memfokuskan diri pada pembinaan agar warga binaan menyadari kesalahannya dan siap kembali berintegrasi dengan masyarakat. Selain itu, pemberian remisi juga merupakan bagian dari program akselerasi Menteri Imipas untuk mengatasi kelebihan kapasitas penghuni (overcrowded) di lembaga pemasyarakatan (lapas) dan rumah tahanan negara (rutan).
Menteri Imipas juga memberikan pesan kepada para penerima remisi agar terus meningkatkan produktivitas dan memperbaiki diri. Beliau juga menyampaikan apresiasi kepada petugas pemasyarakatan dan pihak terkait atas kontribusi dalam mendukung program pembinaan narapidana. Agus berharap, “pembinaan yang telah saudara-saudara sekalian terima dapat membangun kapasitas saudara menjadi sumber daya manusia yang potensial sehingga kembalinya saudara ke tengah masyarakat dapat memberikan nilai manfaat.”
Dengan demikian, pemberian remisi khusus Imlek ini tidak hanya memberikan keringanan hukuman bagi narapidana Konghucu, tetapi juga memberikan dampak positif bagi efisiensi anggaran negara dan mendukung program pembinaan dalam sistem pemasyarakatan Indonesia.