BKSDA Sumbar Siagakan Tim Pagari Antisipasi Konflik Satwa di Agam
BKSDA Sumbar siagakan empat Tim Pagari di Kabupaten Agam untuk mengantisipasi peningkatan konflik satwa, terutama kasus harimau Sumatera dan beruang madu.

BKSDA Sumatera Barat (Sumbar) meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi konflik satwa liar di Kabupaten Agam. Empat Tim Patroli Anak Nagari (Pagari) telah disiagakan untuk merespon cepat dan mencegah eskalasi konflik. Langkah ini diambil menyusul beberapa kasus konflik satwa yang terjadi baru-baru ini, melibatkan harimau Sumatera dan beruang madu.
Kepala Resor Konservasi Wilayah II Maninjau BKSDA Sumbar, Ade Putra, menjelaskan bahwa Tim Pagari dari Baringin, Salareh Aia, Pasia Laweh, dan Salareh Aia Timur siap dikerahkan kapan saja bersama BKSDA. "Untuk antisipasi meningkatnya konflik satwa kita juga menyiagakan tim-tim tersebut yang dapat di gerakan bersama-sama dengan BKSDA kapanpun," ujar Ade Putra dalam keterangannya di Lubuk Basung, Kamis (20/2).
Pernyataan ini disampaikan menyusul penanganan beberapa kasus konflik satwa yang terjadi antara Januari hingga Februari 2025. Konflik tersebut melibatkan harimau Sumatera di Nagari Pagadih, Kecamatan Palupuh, serta beruang madu di Nagari Sungai Landia, Kecamatan Ampek Koto. Tim Pagari berperan penting dalam penanganan konflik-konflik tersebut, bekerja sama dengan BKSDA.
Peningkatan Kapasitas Tim Pagari
Sebagai bagian dari upaya antisipasi dan penanganan konflik satwa, BKSDA Sumbar mengumpulkan anggota Tim Pagari di Kantor Resor Konservasi Wilayah II Maninjau. Pertemuan pada Kamis (20/2) tersebut bertujuan untuk mengevaluasi kondisi terkini masing-masing tim, termasuk peralatan yang dimiliki.
Selain mengevaluasi kesiapan tim, kegiatan ini juga difokuskan pada peningkatan kapasitas anggota Pagari. Mereka mendapat pembekalan mengenai penggunaan camera trap atau kamera jebak, serta aplikasi pendukung untuk mempermudah pelaksanaan tugas di lapangan. Pembekalan ini dilakukan dengan kerja sama BKSDA Sumbar dan Sintas Indonesia.
Ade Putra menambahkan, "Pembekalan kita lakukan bersama-sama dengan Sintas Indonesia." Kerjasama ini menunjukkan komitmen untuk meningkatkan efektivitas Tim Pagari dalam mencegah dan menangani konflik satwa.
Sintas Indonesia Dukung Peningkatan Kapasitas
Alitha Mas Juanes dari Biodiversity Team Sintas Indonesia menjelaskan tujuan dari pembekalan tersebut. "Sintas Indonesia bersama BKSDA Sumbar memberikan pembekalan dan pendalaman materi bagi anggota Pagari agar mereka lebih memahami mitigasi konflik satwa, termasuk penggunaan aplikasi yang mempermudah pelaksanaan di lapangan," katanya.
Ia menekankan bahwa pembekalan ini merupakan agenda rutin tahunan. Tujuannya adalah untuk memastikan Tim Pagari selalu siap dan memiliki pemahaman yang komprehensif dalam menjalankan tugas mereka. Dengan demikian, diharapkan mitigasi konflik satwa dapat dilakukan secara efektif dan meminimalisir dampak negatif bagi masyarakat dan satwa liar.
Dengan adanya pelatihan dan pembekalan ini, diharapkan Tim Pagari dapat lebih efektif dalam menjalankan tugasnya dalam mengantisipasi dan menangani konflik satwa di Kabupaten Agam. Kerja sama antara BKSDA Sumbar dan Sintas Indonesia menunjukkan komitmen bersama untuk menjaga kelestarian satwa liar dan keamanan masyarakat.
Ke depannya, diharapkan kerjasama ini akan terus berlanjut dan ditingkatkan untuk memastikan perlindungan satwa liar di Sumatera Barat, khususnya di Kabupaten Agam.