BPJS Ketenagakerjaan Imbau Peserta Tolak Calo, Klaim JHT Kini Mudah!
BPJS Ketenagakerjaan Solo mengimbau peserta untuk tidak menggunakan calo dalam pencairan JHT karena prosesnya kini mudah melalui aplikasi Jamsostek Mobile, dengan total klaim Rp540,9 miliar dibayarkan pada 2024.

Solo, 18 Februari 2025 – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan kembali mengingatkan peserta agar menghindari jasa calo dalam proses pencairan Jaminan Hari Tua (JHT). Kepala Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Surakarta, Teguh Wiyono, menegaskan kemudahan akses layanan saat ini membuat peran calo sudah tidak relevan.
Klaim JHT Mudah dan Cepat
Teguh menjelaskan, sejak akhir Maret 2020, BPJS Ketenagakerjaan telah menerapkan Layanan Tanpa Kontak Fisik (Lapak Asik) untuk program JHT. Layanan ini diakses melalui aplikasi Jamsostek Mobile (JMO), yang dapat diunduh dengan mudah melalui internet. Proses yang sederhana dan cepat ini dirancang untuk memudahkan peserta dalam mengurus klaim JHT mereka.
Dengan kemudahan akses ini, BPJS Ketenagakerjaan berharap peserta tidak perlu lagi menggunakan jasa pihak ketiga yang berpotensi merugikan. Peserta dapat mengurus klaim JHT secara mandiri dan terhindar dari potensi penipuan oleh calo.
Data Klaim JHT Tahun 2024
Sepanjang tahun 2024, BPJS Ketenagakerjaan Cabang Surakarta mencatat total pembayaran klaim mencapai angka yang signifikan, yaitu Rp540,9 miliar. Jumlah kasus klaim yang diproses mencapai 56.409 kasus. Klaim JHT mendominasi dengan 26.647 kasus dan total pembayaran Rp465,1 miliar.
Selain JHT, klaim lain yang diproses meliputi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) sebanyak 13.323 kasus (Rp39,1 miliar), Jaminan Kematian (JKM) sebanyak 408 kasus (Rp17,1 miliar), Jaminan Pensiun (JP) sebanyak 14.569 kasus (Rp14,9 miliar), Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) sebanyak 571 kasus (Rp483 juta), dan manfaat beasiswa sebanyak 891 kasus (Rp4 miliar).
Data ini menunjukkan tingginya volume klaim yang dilayani oleh BPJS Ketenagakerjaan Surakarta, membuktikan efektivitas program dan aksesibilitas layanan bagi para peserta.
Komitmen Terus Tingkatkan Layanan
BPJS Ketenagakerjaan berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas layanan, termasuk layanan klaim. Teguh menegaskan bahwa layanan klaim dirancang untuk mudah diakses kapan saja dan di mana saja, selaras dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan peserta.
Layanan ini menjangkau seluruh pekerja, baik dari sektor Penerima Upah (PU), Bukan Penerima Upah (BPU), maupun sektor jasa konstruksi (jakon). Hal ini menunjukkan komitmen BPJS Ketenagakerjaan untuk memberikan perlindungan jaminan sosial kepada seluruh pekerja di Indonesia.
Imbauan Kepada Pekerja
Teguh juga menyampaikan imbauan kepada seluruh pekerja, baik formal maupun informal, untuk mendaftarkan diri sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan. Pentingnya perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan ditekankan sebagai wujud kehadiran pemerintah untuk melindungi seluruh pekerja di Indonesia.
Program BPJS Ketenagakerjaan merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk memberikan perlindungan dan jaminan sosial bagi para pekerja. Dengan mendaftar, pekerja mendapatkan perlindungan finansial di masa-masa sulit, seperti kecelakaan kerja, kehilangan pekerjaan, atau hari tua.