Disdag Mataram Pastikan Stok Bahan Pokok Aman Selama Ramadhan
Dinas Perdagangan Kota Mataram memastikan ketersediaan bahan pokok selama Ramadhan dan Idul Fitri 1446 H, melakukan pemantauan pasar, dan menyiapkan pasar rakyat untuk mencegah lonjakan harga dan kepanikan pembelian.
Jelang Ramadhan dan Idul Fitri 1446 H, Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), bergerak cepat memastikan ketersediaan bahan pokok. Langkah ini dilakukan untuk mencegah lonjakan harga dan kepanikan masyarakat dalam membeli kebutuhan pokok. Sri Wahyunida, Kepala Bidang Bahan Pokok dan Penting (Kabid Bapokting) Disdag Kota Mataram, menyatakan timnya telah melakukan pengecekan langsung ke pasar-pasar tradisional, distributor, dan berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait.
Pemantauan ini bertujuan untuk mengantisipasi potensi panic buying, terutama mengingat meningkatnya permintaan beberapa komoditas saat Ramadhan. Sri Wahyunida menjelaskan, masyarakat cenderung lebih banyak mengonsumsi makanan tertentu selama bulan puasa, sehingga permintaan terhadap beras berkualitas baik, misalnya, diperkirakan akan meningkat.
Selain pemantauan, Disdag Kota Mataram juga telah menyiapkan strategi untuk menjamin keterjangkauan harga bagi masyarakat. Salah satu langkah yang diambil adalah penyelenggaraan pasar rakyat di enam kecamatan di Kota Mataram. Pasar rakyat ini akan melibatkan lebih dari 30 pelaku usaha, termasuk distributor, ritel modern, dan petani melalui pasar tani. Tujuannya untuk mendekatkan masyarakat dengan sumber pasokan bahan pokok dengan harga yang lebih kompetitif.
Antisipasi Disdag Mataram juga mencakup beberapa komoditas yang biasanya mengalami peningkatan permintaan selama Ramadhan dan Lebaran. Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, gula, telur, dan minyak goreng merupakan komoditas yang perlu dipantau ketat. Meningkatnya permintaan gula dikaitkan dengan kebiasaan masyarakat membuat kue Lebaran, sementara telur dan minyak goreng dibutuhkan untuk berbagai masakan.
Komoditas pertanian juga menjadi fokus perhatian. Cabai rawit, khususnya, menjadi perhatian utama karena merupakan bahan utama pelecing, hidangan khas Lombok yang banyak dikonsumsi saat berbuka puasa. "Kalau tidak pedas, bukan namanya pelecing. Sesuai namanya orang Lombok, tidak bisa makan kalau tidak ada Lombok (cabai)," ujar Sri Wahyunida.
Berita baiknya, harga cabai rawit di Kota Mataram mengalami penurunan. Harga yang sebelumnya mencapai Rp95.000-Rp100.000 per kilogram, kini turun menjadi Rp60.000 per kilogram. Penurunan harga juga terlihat pada komoditas lain seperti bawang merah (dari Rp40.000 menjadi Rp28.000 per kilogram) dan tomat (dari Rp20.000 menjadi Rp15.000 per kilogram).
Penurunan harga ini disebabkan oleh membaiknya cuaca, sehingga pasokan dari luar daerah dapat masuk dan memenuhi kebutuhan pasar. Namun, Disdag Kota Mataram tetap memantau ketat situasi pasar untuk memastikan harga tetap stabil menjelang dan selama Ramadhan. Hal ini dilakukan untuk menjamin ketersediaan dan keterjangkauan harga bahan pokok bagi seluruh masyarakat Kota Mataram.