Fakta Menarik: Dua Sekolah Rakyat di Banten Siap Beroperasi Agustus 2025, Fokus Putus Rantai Kemiskinan Ekstrem
Pemerintah Provinsi Banten mematangkan persiapan dua Sekolah Rakyat berbasis asrama yang akan beroperasi Agustus 2025, menargetkan anak miskin ekstrem tanpa biaya. Bagaimana program ini memutus rantai kemiskinan?

Pemerintah Provinsi Banten tengah mematangkan persiapan dua Sekolah Rakyat (SR) yang dijadwalkan akan segera beroperasi mulai Agustus 2025. Program inovatif ini dirancang khusus untuk menyasar anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem di wilayah tersebut. Sistem pendidikan yang diterapkan adalah berbasis asrama, di mana seluruh pembiayaan operasional dan kebutuhan siswa akan ditanggung sepenuhnya oleh negara.
Program Sekolah Rakyat ini merupakan bagian integral dari strategi nasional pemerintah pusat dalam upaya pengentasan kemiskinan. Inisiatif ini digagas langsung oleh Presiden Prabowo Subianto dengan tujuan utama memutus rantai kemiskinan sejak usia sekolah. Harapannya, anak-anak yang rentan tidak lagi terpaksa bekerja atau mengamen, melainkan mendapatkan akses pendidikan yang layak.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Sosial Provinsi Banten, Dicky Hardiana, menjelaskan bahwa program ini hadir sebagai solusi konkret. Tujuannya adalah memastikan anak-anak tidak mewarisi kemiskinan dari generasi sebelumnya. Pemprov Banten bertanggung jawab penuh dalam penyediaan guru, lahan, dan bangunan sekolah, sementara Kementerian Sosial menanggung seluruh kebutuhan siswa, termasuk biaya sekitar Rp49 juta per siswa per tahun.
Konsep Pendidikan Berbasis Asrama dan Pembiayaan Penuh
Konsep pendidikan yang diusung oleh Sekolah Rakyat adalah boarding school, di mana siswa akan tinggal penuh di asrama yang telah disediakan. Sistem ini memastikan bahwa seluruh kebutuhan harian siswa terpenuhi, sehingga mereka dapat fokus sepenuhnya pada proses belajar mengajar. Fasilitas yang disediakan mencakup makan, tempat tinggal, perlengkapan sekolah, hingga laptop untuk mendukung pembelajaran.
Pemerintah memastikan bahwa orang tua siswa tidak akan dibebani biaya apapun dalam program ini. Seluruh kebutuhan mulai dari akomodasi hingga perlengkapan pribadi siswa akan ditanggung oleh negara. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan hambatan finansial yang seringkali menjadi penyebab anak-anak dari keluarga miskin putus sekolah atau tidak melanjutkan pendidikan.
Dengan total biaya per siswa yang mencapai sekitar Rp49 juta per tahun, investasi besar ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menciptakan generasi yang lebih berkualitas. Kehadiran guru yang menginap dan mendampingi sebagai wali asrama juga menjadi bagian penting dari konsep ini. Mereka akan memastikan siswa mendapatkan bimbingan dan pengawasan yang optimal selama tinggal di lingkungan sekolah.
Kesiapan Lokasi dan Tenaga Pengajar
Dua lokasi telah disiapkan untuk Sekolah Rakyat ini, yaitu di BLKI Serpong, Tangerang Selatan, dengan kapasitas 150 siswa, dan di Kabupaten Lebak, dengan kapasitas 100 siswa. Pemilihan lokasi ini mempertimbangkan aksesibilitas dan kebutuhan di wilayah tersebut. Siswa akan dipilih berdasarkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial Ekstrem (DTSEN 1 dan 2), memastikan program tepat sasaran.
Untuk mendukung operasional pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Banten telah menyiapkan sebanyak 30 guru, masing-masing 15 orang di setiap sekolah. Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan Dindik Provinsi Banten, Rahmat Tamam, menyebut bahwa para guru ini akan bertugas secara definitif setelah pelantikan P3K tahap dua pada Oktober mendatang. Kesiapan tenaga pengajar ini menjadi kunci keberhasilan program.
Selain guru, Dindik juga menyiapkan tenaga pendukung non-guru seperti juru masak, petugas kebersihan, keamanan, dan tata usaha untuk memastikan lingkungan belajar yang kondusif. Sekolah Rakyat akan menggunakan kurikulum nasional dan lulusannya akan mendapatkan ijazah resmi yang terdaftar di Dapodik. Hal ini menjamin bahwa kualitas pendidikan setara dengan sekolah formal lainnya.
Visi dan Dampak Sosial Program Sekolah Rakyat
Program Sekolah Rakyat ini membawa harapan baru bagi anak-anak dari keluarga miskin ekstrem. Rahmat Tamam menegaskan bahwa jika sebelumnya mereka nyaris tidak punya pilihan, kini mereka memiliki tempat, guru, dan masa depan yang lebih cerah. Program ini diharapkan dapat membuktikan bahwa kemiskinan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan tantangan yang bisa diatasi melalui pendidikan.
Inisiatif Sekolah Rakyat merupakan salah satu dari tiga trisula pengentasan kemiskinan nasional yang dicanangkan pemerintah. Selain program ini, terdapat juga layanan kesehatan gratis dan pendirian Koperasi Desa Merah Putih yang saling melengkapi dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sinergi program-program ini diharapkan dapat menciptakan dampak yang signifikan.
Melalui investasi pada pendidikan anak-anak dari keluarga kurang mampu, pemerintah berupaya menciptakan mobilitas sosial ke atas. Mereka akan dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk bersaing di masa depan. Dengan demikian, program Sekolah Rakyat tidak hanya sekadar memberikan pendidikan, tetapi juga membangun fondasi bagi kehidupan yang lebih baik dan memutus lingkaran kemiskinan secara permanen.