Hujan Lebat Ancam Sulut: BMKG Keluarkan Peringatan Dini Cuaca Ekstrem
BMKG memprakirakan hujan lebat dan angin kencang berpotensi melanda Sulawesi Utara hingga 11 Februari 2025, warga diimbau waspada potensi bencana hidrometeorologi.
![Hujan Lebat Ancam Sulut: BMKG Keluarkan Peringatan Dini Cuaca Ekstrem](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/09/220041.999-hujan-lebat-ancam-sulut-bmkg-keluarkan-peringatan-dini-cuaca-ekstrem-1.jpg)
Manado, 9 Februari 2025 - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem untuk Sulawesi Utara. Hujan lebat disertai angin kencang diperkirakan masih akan melanda wilayah ini hingga 11 Februari 2025 mendatang. Peringatan ini disampaikan langsung oleh Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado, Astrid Lasut, pada Minggu kemarin.
Waspada Cuaca Ekstrem di Sulawesi Utara
Masyarakat Sulawesi Utara diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan. Potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, disertai petir dan angin kencang, perlu diantisipasi. BMKG menekankan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi yang mungkin terjadi.
"BMKG mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem hingga tanggal 11 Februari 2025," ungkap Astrid Lasut dalam keterangan resminya. Pernyataan ini menegaskan keseriusan ancaman cuaca buruk yang dihadapi Sulawesi Utara.
Wilayah yang Terdampak
Beberapa wilayah di Sulawesi Utara berpotensi mengalami dampak paling signifikan dari cuaca ekstrem ini. Pada 9 Februari 2025, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, dan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan berpotensi mengalami cuaca ekstrem.
Selanjutnya, pada 10 Februari 2025, Kabupaten Kepulauan Sitaro dan Kabupaten Kepulauan Talaud perlu mewaspadai potensi hujan lebat dan angin kencang. Puncak potensi cuaca ekstrem diperkirakan terjadi pada 11 Februari 2025.
Pada tanggal 11 Februari 2025, wilayah yang perlu waspada meliputi Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Tenggara, Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Kabupaten Kepulauan Sitaro, dan Kabupaten Kepulauan Sangihe. BMKG mengimbau masyarakat di daerah-daerah tersebut untuk meningkatkan kewaspadaan.
Ancaman Banjir, Tanah Longsor, dan Pohon Tumbang
Intensitas hujan yang tinggi meningkatkan risiko terjadinya bencana hidrometeorologi. Banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang merupakan ancaman nyata yang perlu diwaspadai. Masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana, seperti bantaran sungai dan daerah perbukitan, dihimbau untuk lebih berhati-hati.
"Kami berharap warga yang tinggal di daerah rawan bencana seperti bantaran sungai ataupun daerah berbukit atau terjal berhati-hati saat cuaca ekstrem," imbau Astrid Lasut. Imbauan ini menekankan pentingnya langkah antisipasi dan mitigasi bencana.
Imbauan Kepada Masyarakat
BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG. Penting untuk selalu waspada dan siap menghadapi potensi cuaca ekstrem. Langkah-langkah antisipasi dan mitigasi bencana perlu dilakukan untuk meminimalisir dampak negatif.
Selain itu, masyarakat juga disarankan untuk menghindari aktivitas di luar ruangan saat cuaca buruk terjadi. Jika terpaksa harus keluar rumah, pastikan untuk mengenakan pakaian yang sesuai dan membawa perlengkapan yang dibutuhkan.
Dengan meningkatkan kewaspadaan dan mengikuti imbauan dari BMKG, diharapkan masyarakat Sulawesi Utara dapat meminimalisir risiko dampak negatif dari cuaca ekstrem yang diperkirakan akan terjadi hingga 11 Februari 2025.
Kesimpulan
Peringatan dini cuaca ekstrem yang dikeluarkan BMKG untuk Sulawesi Utara perlu mendapat perhatian serius dari seluruh masyarakat. Kewaspadaan dan kesiapsiagaan menjadi kunci utama dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi. Semoga dengan langkah-langkah antisipasi yang tepat, dampak negatif dari cuaca ekstrem dapat diminimalisir.