Kearifan Lokal: Solusi Hadapi Krisis Iklim di Maluku?
Anggota DPR RI, Saadiah Uluputty, mendorong pemanfaatan kearifan lokal seperti sistem Sasi di Maluku untuk mengatasi krisis iklim yang semakin mengancam.

Ambon, 25 April 2024 - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Daerah Pemilihan (Dapil) Maluku, Saadiah Uluputty, menyerukan perlunya integrasi kearifan lokal dalam strategi penanggulangan krisis iklim. Pernyataan ini disampaikan di Ambon, Jumat lalu, menyusul meningkatnya ancaman terhadap lingkungan di Maluku akibat perubahan iklim.
Menurut Saadiah, masyarakat adat di Maluku memiliki sistem pengelolaan sumber daya alam yang telah teruji, seperti sistem Sasi. Sistem ini, menurutnya, bukan sekadar hukum adat, melainkan juga bentuk konservasi yang berbasis etika dan spiritualitas. Ia menekankan pentingnya peran sistem ini dalam kebijakan nasional untuk mengatasi krisis iklim.
Saadiah, yang juga merupakan anggota Komisi IV DPR RI, menyoroti dampak pembangunan yang kurang memperhatikan keseimbangan ekologis. Ia mencatat peningkatan ancaman terhadap pulau-pulau kecil di Maluku akibat naiknya permukaan laut dan kerusakan ekosistem laut yang berdampak buruk pada kehidupan nelayan tradisional. Hal ini menjadi perhatian serius mengingat Maluku sebagai wilayah kepulauan sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim.
Sistem Sasi dan Konservasi Berbasis Kearifan Lokal
Saadiah Uluputty menjelaskan bahwa sistem Sasi merupakan tradisi pengelolaan sumber daya alam yang memungkinkan alam untuk memulihkan diri. Sistem ini menerapkan pembatasan aktivitas manusia dalam kurun waktu tertentu, sehingga memberikan kesempatan bagi sumber daya alam untuk beregenerasi. Penerapan sistem Sasi, menurutnya, merupakan bukti nyata kearifan lokal dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Ia menambahkan bahwa sistem ini telah dipraktikkan turun-temurun dan terbukti efektif dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Oleh karena itu, menurutnya, sudah seharusnya sistem ini diintegrasikan ke dalam kebijakan nasional terkait pengelolaan lingkungan dan penanggulangan krisis iklim.
Lebih lanjut, Saadiah menekankan pentingnya menghidupkan kembali dan melestarikan sistem Sasi sebagai bagian dari upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim. Hal ini, menurutnya, akan memberikan kontribusi signifikan dalam melindungi lingkungan dan keberlanjutan kehidupan masyarakat di Maluku.
Saadiah juga menyoroti perlunya dukungan pemerintah untuk memastikan keberhasilan implementasi sistem Sasi. Dukungan ini mencakup peningkatan alokasi anggaran untuk konservasi, penguatan pengawasan di daerah, dan pendidikan ekologis sejak dini.
Pentingnya Kolaborasi dan Pendidikan Ekologis
Anggota DPR RI ini juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah, masyarakat, dan dunia usaha dalam upaya pelestarian lingkungan di Maluku. Ia menilai, kolaborasi ini sangat krusial untuk memastikan keberlanjutan ekosistem di wilayah pesisir dan kepulauan Maluku.
Selain itu, Saadiah juga menyoroti pentingnya pendidikan ekologis sejak dini. Menurutnya, menanamkan kesadaran mencintai lingkungan sejak usia muda sangat penting untuk membentuk generasi yang bertanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan. Pendidikan ini, menurutnya, harus mencakup pemahaman tentang pentingnya menjaga lingkungan dan peran kearifan lokal dalam pelestariannya.
Saadiah mengapresiasi inisiatif dari komunitas lokal dan pemuda yang telah aktif melakukan aksi-aksi kecil namun berdampak besar, seperti penanaman mangrove, bersih pantai, dan pengelolaan sampah mandiri. Ia mendorong agar gerakan-gerakan akar rumput seperti ini mendapatkan dukungan dari pemerintah melalui kebijakan dan insentif.
“Menjaga bumi adalah menjaga kehidupan. Ini bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab kita bersama,” tegas Saadiah. Ia juga mengingatkan bahwa jika Indonesia gagal melindungi wilayah terdepan seperti Maluku, maka bukan hanya wilayah yang hilang, tetapi juga identitas sebagai bangsa maritim.
Saadiah menambahkan bahwa kegagalan dalam melindungi Maluku akan berdampak pada hilangnya identitas bangsa maritim Indonesia. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya kolaborasi dan komitmen bersama untuk menjaga kelestarian lingkungan di Maluku dan Indonesia secara keseluruhan.