Nihil Anggaran, DPRD Babel Soroti Kondisi BP Geopark Belitung: Ternyata Relawan yang Urunan!
DPRD Babel menyoroti ketiadaan anggaran operasional BP Geopark Belitung, padahal statusnya UNESCO Global Geopark. Kondisi ini menghambat kemajuan dan partisipasi internasional.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) menyoroti serius kondisi Badan Pengelola (BP) Geopark Pulau Belitung. Lembaga yang mengelola kawasan berstatus UNESCO Global Geopark (UGGp) ini diketahui tidak memiliki alokasi anggaran operasional dari pemerintah daerah. Situasi ini dikhawatirkan dapat menghambat kemajuan serta keberlanjutan Geopark Belitung di kancah internasional.
Wakil Ketua II DPRD Babel, Beliadi, mengungkapkan kekagetannya setelah meninjau langsung kantor BP Geopark di Manggar, Belitung Timur, pada Senin (21/7). Ia awalnya menduga BP Geopark memiliki anggaran namun kurang aktif, namun fakta di lapangan justru menunjukkan sebaliknya. Ironisnya, aktivitas operasional dan bahkan iuran keanggotaan justru ditanggung oleh para relawan secara swadaya.
Kunjungan Beliadi ini merupakan tindak lanjut atas kekhawatiran menyusul adanya pemberian 'yellow card' atau peringatan dari tim penilai UGGp kepada Geopark Belitung. Peringatan tersebut mengindikasikan adanya aspek yang perlu diperbaiki demi mempertahankan status global geopark. Ketiadaan anggaran ini menjadi kendala utama dalam memenuhi tuntutan perbaikan tersebut.
Kendala Anggaran dan Dampaknya bagi Geopark Belitung
Ketiadaan anggaran operasional menjadi penghambat utama bagi BP Geopark Belitung dalam menjalankan fungsinya secara optimal. Menurut Beliadi, tanpa dukungan finansial yang memadai, BP Geopark tidak dapat mendatangkan tenaga ahli profesional yang diperlukan untuk pengembangan kawasan. Selain itu, partisipasi dalam kegiatan geopark di tingkat nasional maupun internasional juga menjadi mustahil.
Ketua BP Geopark Belitung, MZ Hendra Caya, yang bergabung secara daring dari Turki, membenarkan kendala tersebut. Ia menjelaskan bahwa salah satu poin penting dari masukan UGGp adalah partisipasi aktif dalam kegiatan geopark internasional. Meskipun diminta hadir di acara penting seperti di Langkawi, Malaysia, atau Kebumen, Jawa Tengah, BP Geopark tidak memiliki dana sepeser pun untuk membiayai perjalanan tersebut.
Hendra Caya menambahkan bahwa berbagai upaya telah dilakukan untuk menindaklanjuti masukan dari UGGp. Koordinasi dengan sejumlah kementerian, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta beberapa profesional sudah dijalin. Namun, tanpa dukungan anggaran yang konkret, implementasi dari upaya-upaya tersebut menjadi sangat terbatas dan tidak efektif.
Upaya dan Harapan untuk Solusi Anggaran
Menyikapi kondisi ini, Beliadi menyatakan akan segera berkoordinasi dengan Gubernur Bangka Belitung, Hidayat Arsani. Langkah ini juga akan melibatkan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, seperti Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), serta Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga. Tujuannya adalah mencari solusi konkret untuk alokasi anggaran.
Beliadi berharap BP Geopark dapat memperoleh dukungan anggaran melalui APBD Perubahan. Ia menyebutkan bahwa berdasarkan informasi dan aturan yang berlaku, termasuk Peraturan Menteri ESDM Nomor 1 Tahun 2020 dan aturan Kementerian Dalam Negeri, ada celah untuk mengalokasikan dana. Namun, teknis pelaksanaannya masih perlu dibahas bersama OPD terkait, dan pertemuan dengan Gubernur menjadi prioritas utama.
MZ Hendra Caya menyampaikan apresiasi tinggi atas kunjungan dan kepedulian Beliadi serta DPRD Babel. Ia berharap perhatian dari lembaga legislatif dan eksekutif provinsi dapat membawa solusi nyata. Dukungan anggaran yang kuat sangat krusial untuk memperkuat pengelolaan Geopark Belitung dan memastikan keberlanjutannya sebagai aset global yang berharga.
Status dan Pentingnya Geopark Belitung
Geopark Belitung secara resmi ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark pada tahun 2021. Status ini menegaskan pengakuan internasional terhadap nilai geologi, keanekaragaman hayati, dan warisan budaya yang terkandung di dalamnya. Kawasan ini mencakup berbagai situs geologi penting, seperti batuan granit berumur ratusan juta tahun dan danau bekas tambang, serta kekayaan budaya masyarakat Pulau Belitung.
Sebagai UGGp, Geopark Belitung memiliki peran strategis dalam konservasi, edukasi, dan pengembangan ekonomi lokal berkelanjutan. Pengelolaan yang efektif memerlukan sumber daya yang memadai untuk penelitian, pemeliharaan situs, promosi pariwisata, dan keterlibatan masyarakat. Ketiadaan anggaran dapat mengancam status ini dan menghambat potensi besar yang dimiliki Geopark Belitung.
Pentingnya mempertahankan dan mengembangkan Geopark Belitung tidak hanya berdampak pada sektor pariwisata, tetapi juga pada peningkatan kesadaran geologi dan lingkungan. Oleh karena itu, dukungan anggaran dari pemerintah daerah menjadi sangat vital. Hal ini akan memungkinkan BP Geopark untuk terus berkontribusi pada pembangunan daerah dan menjaga nama baik Indonesia di mata dunia.