OJK Optimistis Asuransi Marine Cargo Tumbuh Positif, Berharap Negosiasi Tarif Impor AS Berhasil
OJK optimis asuransi marine cargo di Indonesia tetap tumbuh positif di tahun ini, seiring upaya pemerintah menegosiasikan tarif impor AS untuk menjaga stabilitas perdagangan.

Jakarta, 25 April 2025 - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan optimismenya terhadap pertumbuhan asuransi marine cargo di Indonesia. Hal ini disampaikan menyusul upaya pemerintah dalam menegosiasikan kebijakan tarif impor Amerika Serikat (AS) yang diharapkan berdampak positif pada kinerja sektor ini. Pertumbuhan asuransi marine cargo, yang sangat bergantung pada pergerakan ekspor dan impor, menjadi fokus utama OJK saat ini.
Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) OJK, Ogi Prastomiyono, menyatakan bahwa pemerintah Indonesia tengah berupaya menjaga hubungan perdagangan yang kuat dengan AS melalui jalur negosiasi. "Saat ini pemerintah Indonesia tengah menempuh jalur negosiasi dalam rangka menjaga hubungan perdagangan yang kuat dengan AS dengan memposisikan AS sebagai mitra kerja," ujar Ogi dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Strategi pemerintah dalam negosiasi ini mencakup peningkatan volume komoditas impor dari AS, khususnya produk agrikultur dan engineering. Selain itu, pemerintah juga menawarkan berbagai insentif fiskal dan nonfiskal kepada AS. Langkah-langkah ini diharapkan dapat menjaga daya saing ekspor Indonesia ke AS dan sekaligus mendorong peningkatan impor dari AS ke Indonesia, sehingga berdampak positif pada sektor asuransi marine cargo.
Negosiasi Tarif Impor AS dan Dampaknya pada Asuransi Marine Cargo
Ogi Prastomiyono menekankan pentingnya negosiasi tarif impor AS bagi pertumbuhan asuransi marine cargo. "Hal ini diharapkan akan menjaga asuransi marine cargo tetap tumbuh dengan adanya stabilitas bahkan peningkatan volume perdagangan," jelasnya. OJK tetap optimistis bahwa sektor ini akan mencatatkan pertumbuhan positif di tahun 2025, meskipun ada sedikit penurunan premi pada awal tahun.
Meskipun premi asuransi marine cargo mengalami penurunan sebesar 0,44 persen year-on-year (yoy) hingga akhir Februari 2025, pertumbuhan positif masih tercatat sebesar 3,29 persen yoy pada tahun 2024. Hal ini menunjukkan resiliensi sektor asuransi marine cargo di tengah dinamika perdagangan internasional.
Menurut data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), asuransi marine cargo menjadi salah satu dari delapan lini bisnis asuransi umum yang mencatatkan pertumbuhan premi positif pada tahun 2024. Tujuh lini bisnis lainnya justru mengalami kontraksi. Delapan lini bisnis tersebut meliputi asuransi properti, asuransi kendaraan bermotor, asuransi marine cargo, asuransi marine hull, asuransi energi off shore, asuransi tanggung gugat (liability), asuransi kesehatan, dan miscellaneous insurance.
Analisis Pertumbuhan Asuransi Marine Cargo
Pertumbuhan positif asuransi marine cargo pada tahun 2024 menunjukkan kinerja yang cukup baik di tengah tantangan global. Meskipun terdapat penurunan premi pada awal tahun 2025, OJK tetap optimistis bahwa negosiasi tarif impor AS akan memberikan dampak positif bagi sektor ini. Stabilitas dan peningkatan volume perdagangan yang diharapkan akan mendorong pertumbuhan premi asuransi marine cargo di masa mendatang.
Keberhasilan negosiasi dengan AS akan sangat krusial dalam menjaga pertumbuhan sektor ini. Pemerintah Indonesia telah berupaya maksimal untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak. Hasil negosiasi ini diharapkan tidak hanya menjaga stabilitas perdagangan, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan.
OJK akan terus memantau perkembangan sektor asuransi marine cargo dan memberikan dukungan penuh bagi industri asuransi dalam menghadapi tantangan dan peluang yang ada. Komitmen OJK untuk menjaga stabilitas dan pertumbuhan sektor keuangan, termasuk asuransi, tetap menjadi prioritas utama.
Ke depannya, OJK akan terus berkoordinasi dengan pemerintah dan stakeholders terkait untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan bagi sektor asuransi marine cargo di Indonesia. Hal ini penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan menjaga daya saing Indonesia di pasar global.