Wamentan Anjurkan Vaksinasi Mandiri Sapi Cegah PMK
Wakil Menteri Pertanian mendorong vaksinasi mandiri sapi untuk mencegah PMK, mengingat harga vaksin lebih murah daripada kerugian akibat PMK dan akses vaksin mudah didapat.

Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang meningkat membuat Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono, menghimbau para peternak, khususnya pengusaha, untuk melakukan vaksinasi mandiri pada sapi mereka. Langkah ini dinilai lebih efektif dan ekonomis ketimbang menunggu vaksinasi pemerintah dan menanggung kerugian akibat PMK.
Menurut Wamentan, harga vaksin PMK relatif terjangkau, berkisar antara Rp17.000 hingga Rp25.000 per dosis. Bandingkan dengan kerugian yang bisa mencapai puluhan juta rupiah jika seekor sapi seharga Rp30 juta lebih terjangkit PMK. "Vaksinasi mandiri lebih bijak," tegas Sudaryono dalam keterangannya di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (18/1).
Kemudahan akses vaksin juga menjadi alasan anjuran ini. Wamentan memastikan ketersediaan vaksin di pasaran cukup memadai. Vaksinasi mandiri, ujarnya, merupakan alternatif yang praktis dan efektif bagi para peternak untuk melindungi aset mereka.
Pemerintah sendiri tak tinggal diam. Sudaryono menyatakan bahwa pemerintah telah menyiapkan jutaan dosis vaksin PMK gratis untuk mendukung program vaksinasi nasional. "Targetnya, hingga pertengahan tahun, kita bisa menyediakan minimal dua juta dosis vaksin," imbuhnya. Upaya ini diharapkan dapat menekan angka penyebaran PMK.
Lonjakan kasus PMK beberapa waktu terakhir memang mengkhawatirkan. Beberapa daerah melaporkan peningkatan signifikan, misalnya Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Hingga Kamis (16/1), tercatat 225 kasus PMK, mendorong pemerintah setempat untuk memperpanjang penutupan sementara pasar hewan.
Situasi serupa terjadi di Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah. Pada Kamis (16/1), pemerintah setempat menetapkan status darurat PMK di 10 kecamatan setelah 1.149 ekor ternak terpapar virus. Jawa Barat pun mengalami peningkatan kasus di 14 kabupaten/kota, dengan 53 ekor sapi mati dan satu pasar di Kota Tasikmalaya ditutup.
Dengan adanya peningkatan kasus PMK di berbagai daerah, langkah proaktif seperti vaksinasi mandiri menjadi penting. Meskipun pemerintah menyediakan vaksin gratis, vaksinasi mandiri dapat memberikan perlindungan lebih cepat dan mengurangi risiko kerugian ekonomi yang lebih besar bagi peternak.
Anjuran Wamentan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran peternak akan pentingnya pencegahan PMK. Dengan vaksinasi mandiri yang dibarengi program vaksinasi pemerintah, diharapkan penyebaran PMK dapat dikendalikan dan kerugian ekonomi akibat wabah tersebut dapat diminimalisir.