Gapki Ajak Pemangku Kepentingan Industri Cegah Karhutla Jelang Musim Kemarau
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mengajak seluruh pemangku kepentingan industri untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menghadapi musim kemarau 2025.

Jakarta, 13 Mei 2024 - Menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di musim kemarau 2025, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menyerukan kolaborasi seluruh pemangku kepentingan industri. Langkah ini diambil sebagai upaya proaktif mencegah bencana yang berdampak luas terhadap lingkungan dan ekonomi. Sekretaris Jenderal Gapki, M. Hadi Sugeng, menekankan pentingnya kerja sama dalam pencegahan dan penanganan karhutla.
Sebanyak 752 perusahaan anggota Gapki telah menerapkan standar penanganan karhutla. Namun, Gapki menyadari pentingnya keterlibatan seluruh stakeholder industri sawit, meskipun belum semuanya tergabung dalam organisasi tersebut. Inisiatif ini menunjukkan komitmen Gapki untuk merangkul semua pihak dalam upaya bersama mencegah karhutla.
Langkah pencegahan karhutla yang dilakukan Gapki melibatkan berbagai pihak melalui pendekatan berbasis lanskap. Kerja sama ini mencakup perusahaan sawit, lembaga pemerintah, badan terkait, dan Masyarakat Peduli Api (MPA). Upaya ini menunjukkan komitmen Gapki untuk mengatasi masalah karhutla secara komprehensif dan berkelanjutan.
Langkah-langkah Pencegahan Karhutla oleh Gapki
Gapki telah menerapkan berbagai strategi untuk mencegah karhutla. Selain sosialisasi, sesuai imbauan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), perusahaan anggota Gapki melakukan standardisasi sumber daya manusia melalui pelatihan dan sertifikasi. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan kemampuan dalam pencegahan dan penanganan karhutla.
Modifikasi cuaca juga menjadi bagian dari strategi Gapki. Selain itu, Gapki juga membuat imbauan dan standar kelengkapan sarana dan prasarana untuk pencegahan dan penanganan karhutla. Perusahaan anggota Gapki juga memetakan area rawan titik api dan memastikan ketersediaan sumber air di area tersebut.
Teknologi modern juga dimaksimalkan. Penggunaan drone dengan jangkauan terbang lebih dari 30 kilometer membantu pemantauan area yang luas. "Sarana dan prasarana yang senantiasa tersedia dengan kondisi yang baik dan terawat telah dimiliki oleh perusahaan-perusahaan anggota Gapki di seluruh Indonesia, juga kepatuhan terhadap regulasi," tegas Hadi Sugeng.
Dukungan Pemerintah dan Kolaborasi Antar Pihak
Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, mengapresiasi upaya Gapki dan mengimbau perusahaan sawit untuk berkoordinasi dan berkonsolidasi dengan Gapki dalam menghadapi musim kemarau 2025. Beliau menekankan pentingnya koordinasi yang terorganisir dalam pencegahan dan penanganan karhutla.
"Kami mengimbau perusahaan-perusahaan sawit agar bergabung dengan Gapki untuk memudahkan dalam penanganan kebakaran lahan. Pencegahan dan penanganan karhutla harus terorganisir dengan baik," kata Menteri LH saat Konsolidasi Kesiapan Personel dan Peralatan Pengendalian Kebakaran Lahan di Provinsi Riau.
Menteri LH juga berharap kesiapan Gapki dalam menghadapi musim kemarau 2025 dapat diterapkan di semua lokasi. Hal ini menunjukkan pentingnya upaya kolektif dan komitmen bersama dalam mencegah karhutla di Indonesia.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, Gapki berharap dapat meminimalisir risiko karhutla dan menjaga kelestarian lingkungan. Kolaborasi yang kuat antara Gapki, pemerintah, dan seluruh pemangku kepentingan industri menjadi kunci keberhasilan dalam mencegah karhutla di masa mendatang. Kesadaran dan tanggung jawab bersama sangat penting untuk melindungi lingkungan dan keberlanjutan industri kelapa sawit Indonesia.