Pemberdayaan dan Pendampingan: Kunci Sukses Pembangunan Desa di Indonesia
Menteri Desa PDT, Yandri Susanto, menekankan pentingnya pemberdayaan dan pendampingan dalam pembangunan desa inklusif dan efektif di Indonesia, guna mengatasi kesenjangan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDT), Yandri Susanto, baru-baru ini menekankan pentingnya pemberdayaan dan pendampingan sebagai kunci utama pembangunan desa yang inklusif dan efektif di Indonesia. Pernyataan ini disampaikan dalam sebuah wawancara di program siniar bersama motivator Merry Riana. Beliau menjelaskan bahwa keberhasilan pembangunan desa tidak hanya bergantung pada program yang diberikan, tetapi juga pada pendampingan yang berkelanjutan bagi masyarakat desa.
Menurut Mendes Yandri, "Kata kunci pembangunan desa itu ada dua, yakni pemberdayaan dan pendampingan. Jadi kalau cuma kita kasih program pemberdayaan tetapi tidak dilakukan pendampingan, hilang programnya." Pendampingan yang efektif, selain memperkuat kelembagaan desa, juga membantu masyarakat memahami dan memanfaatkan sumber daya lokal untuk mengatasi masalah dan mengembangkan potensi diri. Hal ini penting untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan merata di seluruh Indonesia.
Fokus pembangunan desa tidak hanya mencakup wilayah yang sudah berkembang, tetapi juga daerah tertinggal yang masih kekurangan akses terhadap fasilitas dasar seperti listrik dan internet. Mendes Yandri mengungkapkan keprihatinannya terhadap ribuan desa yang masih belum menikmati fasilitas tersebut. Beliau menyadari pentingnya pembangunan daerah tertinggal untuk mengurangi kesenjangan antarwilayah dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di seluruh Indonesia.
Tantangan dan Peluang Pembangunan Desa
Mendes Yandri menyampaikan bahwa pembangunan daerah tertinggal bertujuan meningkatkan kualitas hidup, menciptakan peluang ekonomi, dan mendorong partisipasi aktif masyarakat. Ia menekankan bahwa pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan harus mencakup seluruh lapisan masyarakat, termasuk mereka yang berada di daerah terpencil dan tertinggal. Pembangunan ini tidak hanya sekedar memberikan bantuan, melainkan juga memberdayakan masyarakat agar mampu mengelola dan mengembangkan potensi daerahnya sendiri.
Salah satu tantangan utama adalah keterbatasan akses terhadap infrastruktur dasar seperti listrik dan internet. Mendes Yandri menyebutkan masih ada ribuan desa yang belum teraliri listrik dan belum terjangkau sinyal internet. Keterbatasan ini menghambat akses informasi, pendidikan, dan peluang ekonomi bagi masyarakat desa.
Namun, di tengah tantangan tersebut, Mendes Yandri juga melihat peluang besar untuk pengembangan desa. Dengan pemberdayaan dan pendampingan yang tepat, masyarakat desa dapat mengembangkan potensi lokal dan menciptakan peluang ekonomi baru. Pendampingan ini sangat penting untuk memastikan program pembangunan dapat berjalan efektif dan berkelanjutan.
Apresiasi atas Ketekunan dan Dedikasi
Merry Riana, motivator yang mewawancarai Mendes Yandri, mengapresiasi perjuangan dan ketekunan beliau sejak muda. Merry melihat Yandri sebagai contoh nyata seorang pemuda dari desa tertinggal yang mampu meraih kesuksesan. Ia menekankan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk meraih mimpi, dan setiap tantangan merupakan peluang untuk belajar dan tumbuh.
Merry menyimpulkan, "Pak Menteri ini contoh nyata, pemuda dari desa, dari daerah tertinggal bahkan, ya. Mimpi itu harus diperjuangkan, memperjuangkan sesuatu yang saat itu terbatas dan akses bahkan tidak ada ya, Pak Menteri." Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya semangat dan tekad dalam menghadapi tantangan pembangunan desa di Indonesia.
Kesimpulannya, pembangunan desa yang sukses membutuhkan pendekatan holistik yang menggabungkan program pemberdayaan dengan pendampingan yang berkelanjutan. Dengan demikian, masyarakat desa dapat diberdayakan untuk mengembangkan potensi lokal, mengatasi berbagai tantangan, dan meningkatkan kualitas hidupnya. Hal ini sejalan dengan tujuan pembangunan yang merata dan berkeadilan di seluruh Indonesia.