Sampah Dominasi Pengaduan Masyarakat Babel di Triwulan I 2025
Ombudsman RI Perwakilan Babel ungkap 183 pengaduan masyarakat di Triwulan I 2025, mayoritas terkait masalah sampah rumah tangga yang dikeluhkan hampir di seluruh kabupaten/kota.

Masalah sampah rumah tangga menjadi permasalahan utama yang dikeluhkan masyarakat Kepulauan Bangka Belitung (Babel) selama Triwulan I tahun 2025. Hal ini terungkap dari data pengaduan yang diterima Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Perwakilan Babel. Sebanyak 183 pengaduan masyarakat masuk, dan mayoritasnya terkait masalah pengelolaan sampah. Pengaduan tersebut datang dari hampir seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Kepala Perwakilan Ombudsman Kepulauan Babel, Shulby Yozar Ariadhy, mengungkapkan bahwa pengaduan tersebut berkaitan dengan lingkungan hidup, air minum, dan kesehatan. Namun, pengelolaan sampah rumah tangga menjadi masalah paling dominan. "Selama Triwulan I tahun ini, kami telah menerima 183 pengaduan dan didominasi masalah persampahan," ujar Shulby dalam keterangannya di Pangkalpinang, Kamis (1 Mei 2025).
Yozar menambahkan bahwa keluhan masyarakat ini berpusat pada kurangnya layanan persampahan yang memadai. Masyarakat mengeluhkan adanya banyak titik pembuangan sampah liar dan minimnya tempat penampungan sementara (TPS) komunal yang mudah diakses. Lambannya penanganan dari instansi terkait juga menjadi sorotan utama dalam permasalahan ini.
Pengelolaan Sampah yang Belum Optimal
Menurut Ombudsman, permasalahan sampah di Babel berulang tanpa solusi berkelanjutan. "Masyarakat banyak melaporkan dugaan tidak adanya layanan persampahan yang baik terkait tata kelola sampah rumah tangga, yang seharusnya dijamin oleh pemerintah daerah melalui dinas lingkungan hidup," jelas Yozar. Ia menekankan perlunya penanganan holistik, dari hulu hingga hilir, untuk mengatasi masalah ini secara efektif dan berkelanjutan.
Ombudsman Babel berencana melakukan penelitian dan kajian mendalam mengenai kebijakan tata kelola sampah rumah tangga di Babel pada tahun 2025. Kajian ini akan menganalisis berbagai aspek, mulai dari kebijakan dan regulasi, penyelenggaraan pengelolaan sampah, inovasi dan teknologi, sistem informasi, hingga partisipasi masyarakat. Hasil kajian tersebut diharapkan dapat menjadi rekomendasi kebijakan bagi pemerintah daerah untuk menciptakan solusi pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
Yozar juga mendorong pemerintah daerah dan instansi terkait untuk lebih serius dalam menangani masalah ini sesuai dengan regulasi yang berlaku. "Kami mendorong pemerintah daerah dan instansi terkait untuk serius menangani permasalahan tata kelola sampah secara holistik dari aspek hulu hingga hilir," tegasnya. Selain itu, Ombudsman juga akan melakukan survei hingga ke tingkat desa dan kelurahan untuk memetakan permasalahan sampah secara komprehensif.
Langkah-langkah yang Diperlukan
Untuk mengatasi masalah sampah yang kompleks ini, diperlukan langkah-langkah strategis dan terintegrasi. Pertama, perlu peningkatan kapasitas dan infrastruktur pengelolaan sampah, termasuk pembangunan dan pemeliharaan TPS komunal yang memadai. Kedua, perlu adanya edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik dan benar, mulai dari pemilahan sampah di sumber hingga pembuangan sampah pada tempat yang telah ditentukan.
Ketiga, diperlukan penegakan hukum yang tegas terhadap pelanggaran terkait pengelolaan sampah, seperti pembuangan sampah sembarangan. Keempat, perlu adanya kerjasama yang baik antara pemerintah daerah, instansi terkait, dan masyarakat dalam pengelolaan sampah. Dengan adanya kerjasama yang baik, diharapkan permasalahan sampah di Babel dapat teratasi secara efektif dan berkelanjutan.
Ombudsman Babel berharap kajian yang akan dilakukan dapat memberikan rekomendasi yang komprehensif dan efektif bagi pemerintah daerah dalam menyelesaikan permasalahan sampah secara berkelanjutan. "Kami berharap kajian ini nantinya dapat menjadi rekomendasi kebijakan pemerintah daerah untuk menyelesaikan persoalan sampah secara berkelanjutan," harap Yozar. Ia juga meminta seluruh pemerintah daerah untuk serius dan taat regulasi dalam tata kelola sampah rumah tangga.
Sebagai penutup, Yozar menekankan pentingnya pemetaan pola perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga agar dapat diidentifikasi titik permasalahan yang lebih spesifik. "Semoga laporan masyarakat tentang pengelolaan sampah ini dapat diselesaikan dan kami juga akan melakukan survei kepada masyarakat sampai level desa, kelurahan untuk memperoleh pola perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga, agar dapat memetakan titik permasalahan tata kelola sampah secara utuh,” tutup Yozar.