UPTD PPA Natuna: Psikoedukasi untuk Cegah Kekerasan Perempuan dan Anak di Pulau
UPTD PPA Natuna luncurkan program psikoedukasi langsung ke rumah keluarga berisiko kekerasan, mencegah KDRT dan masalah sosial lainnya di Kepulauan Riau.

Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, meluncurkan program inovatif: psikoedukasi langsung ke rumah-rumah keluarga yang berisiko melakukan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Program ini dijalankan sebagai upaya pencegahan dini, mengingat pelaku kekerasan seringkali berasal dari lingkungan terdekat korban. Inisiatif ini menjawab pertanyaan "Bagaimana mencegah kekerasan sebelum terjadi?" dengan pendekatan langsung dan komprehensif.
Kepala UPTD PPA Natuna, Melda Irawati, menjelaskan bahwa program ini secara khusus menyasar keluarga di pulau-pulau. Keluarga berisiko yang menjadi target meliputi perempuan yang menikah siri, perempuan yang ditelantarkan suami, korban KDRT, anak yang hanya tinggal dengan ayah, anak dengan ayah tiri, dan anak yang diasuh kerabat. Data keluarga berisiko ini diperoleh dari pemerintah desa dan kelurahan setempat, memastikan penjangkauan yang tepat sasaran.
Psikoedukasi ini terbukti efektif memberikan pemahaman kepada kepala keluarga, perempuan, dan anak tentang cara memahami, mengatasi, dan menyelesaikan masalah pribadi, emosional, sosial, dan akademik. Program ini juga berperan penting dalam mengungkap kasus kekerasan yang belum terlaporkan, mengingat banyak korban mengalami kekerasan dalam jangka waktu lama sebelum akhirnya berani melapor. Dengan pendekatan langsung ini, UPTD PPA Natuna berharap dapat memberikan bantuan dan perlindungan sedini mungkin.
Psikoedukasi: Pencegahan Dini Kekerasan di Natuna
Program psikoedukasi yang digagas UPTD PPA Natuna dimulai pada tahun 2024 dan akan berlanjut hingga tahun 2025. Psikolog UPTD PPA Natuna, Sumarni, menekankan efektivitas program ini karena tepat sasaran. Materi edukasi yang diberikan sangat komprehensif, mencakup berbagai isu krusial seperti jenis dan konsekuensi kekerasan seksual, penyalahgunaan narkotika, pernikahan usia anak, pernikahan siri, perundungan (bullying), seks bebas, dan pendidikan seksual. "Kami ingin memberikan pemahaman kepada keluarga berisiko bahwa pelaku kekerasan bukan selalu orang jauh. Psikoedukasi ini bersifat preventif," jelas Sumarni.
Melalui program ini, UPTD PPA Natuna tidak hanya memberikan edukasi, tetapi juga siap memberikan penanganan langsung jika ditemukan kasus kekerasan. "Jika dalam pelaksanaan kegiatan ditemukan adanya kasus kekerasan, maka kami akan segera menanganinya dan mencari solusi penyelesaiannya," tegas Melda Irawati. Komitmen ini menunjukkan keseriusan UPTD PPA Natuna dalam melindungi perempuan dan anak di Natuna.
Program ini juga menekankan pentingnya peran keluarga dalam mencegah kekerasan. Dengan memberikan pemahaman yang komprehensif, diharapkan keluarga dapat menciptakan lingkungan yang aman dan melindungi anggota keluarganya dari berbagai bentuk kekerasan. UPTD PPA Natuna berharap program ini dapat menjadi model bagi daerah lain dalam upaya pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Sasaran dan Metode Program Psikoedukasi
Program psikoedukasi UPTD PPA Natuna menargetkan keluarga-keluarga rentan di Natuna, khususnya di daerah kepulauan. Kelompok sasaran meliputi:
- Perempuan yang menikah secara siri
- Perempuan yang ditelantarkan suami
- Korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)
- Anak yang tinggal hanya dengan ayah
- Anak yang tinggal dengan ayah tiri
- Anak yang diasuh oleh kerabat (paman, kakek, nenek, saudara kandung)
Metode yang digunakan adalah kunjungan langsung ke rumah-rumah keluarga yang berisiko. Hal ini memungkinkan tim UPTD PPA Natuna untuk berinteraksi langsung dengan keluarga, memberikan edukasi secara personal, dan mengidentifikasi potensi kasus kekerasan secara dini.
Dengan pendekatan yang humanis dan komprehensif, diharapkan program ini dapat memberikan dampak positif yang signifikan dalam mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Natuna.
Keberhasilan program ini bergantung pada kerjasama antara UPTD PPA Natuna, pemerintah desa dan kelurahan, serta masyarakat setempat. Dengan komitmen bersama, diharapkan Natuna dapat menjadi daerah yang aman dan ramah bagi perempuan dan anak.