IHSG Anjlok 1,40 Persen: Sentimen Tarif AS Jadi Biang Keladi
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 1,40 persen pada Senin, 10 Februari 2023, akibat sentimen negatif dari kebijakan tarif baru Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump, yang berdampak pada pasar emerging market termasuk Indonesia.
![IHSG Anjlok 1,40 Persen: Sentimen Tarif AS Jadi Biang Keladi](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/11/000154.259-ihsg-anjlok-140-persen-sentimen-tarif-as-jadi-biang-keladi-1.jpg)
Jakarta, 10 Februari 2023 - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) mengakhiri perdagangan hari Senin dengan penurunan cukup signifikan. IHSG ditutup melemah 94,44 poin atau 1,40 persen, parkir di posisi 6.648,14. Penurunan ini turut menyeret indeks LQ45 yang anjlok 11,62 poin (1,48 persen) ke level 773,26. Sentimen negatif dari kebijakan tarif Amerika Serikat (AS) menjadi penyebab utama pelemahan ini.
Dampak Kebijakan Tarif AS terhadap IHSG
Kebijakan tarif yang diterapkan pemerintah AS di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump memberikan dampak signifikan terhadap pasar emerging market, termasuk Indonesia. Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya menjelaskan bahwa kebijakan tarif AS yang diperkirakan berlanjut akan membuat negara-negara emerging market, seperti Indonesia, tertekan. Hal ini karena negara-negara tersebut akan lebih membutuhkan pemangkasan suku bunga acuan untuk mengatasi dampaknya.
Situasi ini membuat pasar menantikan langkah Bank Indonesia (BI) selanjutnya. BI dihadapkan pada tantangan untuk mengantisipasi potensi dampak perang dagang terhadap inflasi. Kondisi ini juga dapat mempersulit The Fed (Federal Reserve) dalam menurunkan suku bunga acuannya, yang berdampak pada suku bunga di negara-negara emerging market. Potensi penguatan nilai dolar AS dan capital foreign outflow pun menjadi ancaman.
Pernyataan Ketua The Fed dan Ancaman Tarif Tambahan
Ketua The Fed, Jerome Powell, dijadwalkan memberikan kesaksian setengah tahunannya di hadapan kongres. Pejabat bank sentral AS memberi sinyal bahwa mereka tidak terburu-buru untuk melonggarkan kebijakan moneter lebih lanjut. Sementara itu, Presiden Trump mengumumkan tarif menyeluruh 25 persen untuk semua impor baja dan aluminium, berlaku mulai 10 Februari 2023. Ancaman tarif tambahan pada 11 atau 12 Februari 2023 semakin menambah kekhawatiran pasar.
Peringatan tarif terbaru ini meningkatkan kekhawatiran inflasi, yang dapat membatasi potensi penurunan suku bunga. Kondisi ini tercermin dalam pergerakan IHSG yang berada di zona merah sejak pembukaan hingga penutupan perdagangan. Meskipun beberapa sektor seperti barang baku (naik 0,36 persen), kesehatan (0,21 persen), dan teknologi (0,14 persen) menunjukkan penguatan, namun sektor infrastruktur (-2,91 persen), energi (-2,48 persen), dan keuangan (-1,66 persen) mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Pergerakan Saham dan Bursa Regional
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar antara lain INDX, SHIP, LION, FMII, dan KONI. Sebaliknya, MMIX, CUAN, SONA, MTFN, dan AIMS mengalami pelemahan terbesar. Total frekuensi perdagangan mencapai 1.294.000 transaksi, dengan volume 17,11 miliar lembar saham senilai Rp11,53 triliun. Dari total saham yang diperdagangkan, 206 saham naik, 427 saham turun, dan 322 saham stagnan.
Secara regional, bursa saham Asia menunjukkan pergerakan variatif. Indeks Nikkei menguat 0,04 persen, Shanghai naik 0,56 persen, sementara Kuala Lumpur melemah 0,96 persen dan Straits Times menguat 0,36 persen. Pergerakan yang variatif ini menunjukkan ketidakpastian pasar global di tengah meningkatnya kekhawatiran perang dagang.
Kesimpulan
Penurunan IHSG yang signifikan pada Senin, 10 Februari 2023, jelas dipengaruhi oleh sentimen negatif dari kebijakan tarif AS. Langkah-langkah antisipatif dari Bank Indonesia dan perkembangan selanjutnya terkait kebijakan tarif AS akan sangat menentukan arah IHSG ke depannya. Pasar akan terus mencermati perkembangan situasi global dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia.