Bulog NTB Serap Gabah Rp728 Juta, Dorong Petani Terapkan Sistem Non-Tunai
Bulog NTB sukses menyerap 112 ton gabah dari 18 kelompok tani senilai Rp728 juta, dan mendorong petani beralih ke sistem pembayaran non-tunai untuk percepat distribusi gabah berkualitas.

Perum Bulog Nusa Tenggara Barat (NTB) berhasil melakukan penyerapan gabah kering panen dari 18 kelompok tani dengan total volume mencapai 112 ton dan nilai transaksi mencapai Rp728 juta. Penyerapan ini dilakukan di berbagai wilayah strategis di NTB, termasuk Kota Mataram, Lombok Tengah, Lombok Utara, Lombok Barat, Lombok Timur, Sumbawa Barat, Sumbawa, Dompu, dan Bima. Proses penyerapan ini melibatkan 33 petugas Bulog dan 14 mitra untuk memastikan kelancaran transaksi dan pencapaian target.
Kepala Bulog NTB, Sri Muniati, menyatakan komitmen Bulog dalam mendukung ketahanan pangan nasional melalui pembelian gabah langsung dari petani. "Kami berkomitmen mendukung ketahanan pangan nasional melalui serangkaian transaksi pembelian gabah kering panen," ujar Sri dalam pernyataannya di Mataram, Selasa (8/4).
Uniknya, Kota Bima menjadi satu-satunya daerah di NTB yang menerapkan pola konsumsi sendiri tanpa melibatkan transaksi pembelian langsung dari Bulog. Hal ini menunjukkan keberagaman pendekatan yang dilakukan Bulog dalam menyerap gabah di NTB.
Dorongan Transaksi Non-Tunai dan Target Nasional
Bulog NTB tidak hanya fokus pada penyerapan gabah, tetapi juga mendorong modernisasi sistem transaksi dengan petani. Bulog aktif mendorong para kelompok tani untuk beralih ke sistem pembayaran non-tunai melalui transfer langsung ke rekening kelompok. Namun, bagi kelompok tani yang belum siap, Bulog tetap menyediakan opsi pembayaran tunai di lokasi panen.
Langkah ini sejalan dengan upaya Kementerian Pertanian dalam mendorong mekanisasi pertanian dan percepatan produksi. Sri Muniati berharap penggunaan teknologi dan sistem pembayaran yang bankable dapat mempercepat proses distribusi dan memastikan kualitas gabah yang diserap.
"Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, kami optimistis dapat mempercepat proses distribusi dan memastikan gabah yang diserap adalah gabah berkualitas," tambah Sri.
Target Pengadaan Gabah dan Beras Bulog NTB
Bulog NTB memiliki target ambisius dalam pengadaan gabah dan beras untuk kewajiban pelayanan publik (PSO) dalam negeri. Pada tahun 2025, Bulog NTB menargetkan pengadaan gabah dan beras mencapai 180.600 ton setara beras, sebagai bagian dari target nasional sebesar 3 juta ton.
Hingga 6 April 2025, realisasi serapan gabah telah mencapai 48.896 ton, atau 258 persen dari target awal. Namun, target serapan beras medium PSO broken 25 persen sebesar 150.264 ton masih perlu percepatan, mengingat realisasinya baru mencapai 8.654 ton.
Meskipun terdapat progres signifikan dalam penyerapan gabah, Bulog NTB tetap fokus untuk mencapai target nasional dan memastikan ketersediaan beras bagi masyarakat Indonesia. Upaya ini menunjukkan komitmen Bulog dalam menjaga stabilitas harga dan ketahanan pangan nasional.
Keberhasilan Bulog NTB dalam menyerap gabah dengan nilai transaksi yang signifikan, serta upaya mendorong sistem pembayaran non-tunai, menjadi contoh nyata bagaimana lembaga pemerintah dapat berkolaborasi dengan petani untuk meningkatkan kesejahteraan dan mendukung ketahanan pangan nasional. Dengan target yang ambisius dan strategi yang tepat, Bulog NTB optimistis dapat mencapai target pengadaan gabah dan beras pada tahun 2025.